Analisis Data Analisis Input-Output

245 Sektor pertambangan migas merupakan sektor terbesar menurut peringkat outputnya dengan nilai Rp 1,541 triliun atau mempunyai peranan sebesar 8,52 dari total output. Sektor industri CPO di peringkat ke-6 dengan nilai Rp 0,816 triliun atau 4,51 dari total output, sedangkan sektor kelapa sawit di peringkat ke-16 dengan nilai Rp 0,375 triliun atau mempunyai peranan sebesar 2,07 dari total ouput. Struktur Input a. Struktur Input Antara Total input antara adalah sebesar Rp 5,295 triliun, yang terdiri dari komponen domestik Rp 4,159triliun atau mempunyai peranan sebesar 78,56 dan yang berasal dari luar daerah adalah sebesar Rp 1,135triliun atau mempunyai peranan sebesar 21,44. Dengan demikian dapat diketahui bahwa input antara yang digunakan dalam proses produksi di Provinsi Jambi sebagian besar adalah berasal dari lokal. b. Struktur Input Primer Input primer sering juga disebut dengan nilai tambah bruto NTB, sektor pertambangan migas merupakan sektor terbesar menurut NTB dengan nilai Rp 1,537 triliun atau mempunyai peranan sebesar 12,01 dari total NTB. Tabel 3. Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Nilai Tambah Bruto di Provinsi Jambi Tahun 2000 Sumber : Tabel I-O Provinsi Jambi Tahun 2000 Sektor Industri CPO di peringkat ke-7 dengan nilai Rp 0,493 triliun atau mempunyai peranan sebesar 3,86 dari total NTB. Sedangkan sektor kelapa sawit di peringkat ke-22 dengan nilai Rp 0,211 triliun atau mempunyai peranan sebesar 1,65 dari total NTB. Ekspor dan Impor Ekspor terbesar adalah sektor pertambangan migas dengan nilai sebesar Rp 1,495triliun atau mempunyai peranan sebesar 28,04 dari nilai keseluruhan ekspor. Industri CPO menempati peringkat ke-4 dengan nilai sebesar Rp 0,548triliun atau mempunyai peranan sebesar 10,28 dari nilai keseluruhan ekspor.Sedangkan sektor kelapa sawit menempati peringkat ke-7 dengan nilai sebesar Rp 0,259 triliun atau mempunyai peranan sebesar 4,86 dari nilai keseluruhan ekspor.Sementara nilai impor pada tahun 2000 yaitu sebesar Rp 3,223 triliun. Nama Sektor Nilai Juta Rp Peranan Peringkat Kode I-O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 30 53 67 52 43 41 35 56 48 47 Pertambangan Migas Perdagangan Pemerintahan Umum dan Pertahanan Bangunan Industri Barang dari Karet Plastik Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya Industri Crude Palm Oil Angkutan Jalan Raya Industri Barang dari Logam, Mesin dan Perlatannya Industri Barang Mineral Bukan Logam 1.536.545 776.266 764.317 718.383 598.722 551.429 493.371 454.418 388.400 386.023 12,01 6,07 5,97 5,62 4,68 4,31 3,86 3,55 3,04 3,02 Jumlah 1 sd 10 Sektor lainnya 6.667.875 6.125.260 52,12 47,88 Tabel 4. Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Ekspor di Provinsi Jambi Tahun 2000 Nama Sektor Nilai Juta Rp Peranan Peringkat Kode I-O 1 2 3 4 5 30 41 43 35 53 Pertambangan Migas Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya Industri dan Barang dari Karet dan Barang Plastik Industri Crude Palm Oil Perdagangan 1.495.417 711.668 687.048 548.355 412.795 28,04 13,34 12,88 10,28 7,74 246 Nilai impor terdiri dari nilai permintaan antara sebesar Rp 1,135 triliun atau 35,22 dari total input antara adalah berasal dari luar daerah atau impor. Sedangkan sisanya sebesar Rp 2,088 triliun atau 64,78 dari total permintaan akhir adalah berasal dari luar daerah atau impor. Analisis Keterkaitan Dampak langsung ke belakang sektor kelapa sawit 13 berada pada peringkat ke-17 dengan nilai 0,335925 atau mempunyai peranan sebesar 2,20 terhadap total output. 6 7 8 9 10 11 13 15 24 12 Karet Kelapa Sawit Kayu Manis Kayu Bulat Kopi 350.113 259.259 193.663 110.854 96.890 6,56 4,86 3,63 2,08 1,82 Jumlah 1 sd 10 Sektor lainnya Total 70 sektor 4.866.062 467.523 5.333.585 91,23 8,77 100 Sumber : Tabel I-O Provinsi Jambi Tahun 2000 Tabel 5. Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Dampak Langsung Ke Belakang DLKB dan Dampak Sumber : Diolah dari Tabel I-O Provinsi Jambi Tahun 2000 Sektor industri CPO35 berada pada peringkat ke-10 dengan nilai DLKB sebesar 0,381715 atau mempunyai peranan sebesar 2,50 terhadap total output. Dampak langsung ke depan sektor kelapa sawit berada pada peringkat ke-25 dengan nilai 0,190685 atau mempunyai peranan sebesar 1,25 terhadap total output, sedangkan sektor industri CPO berada pada peringkat ke-22 dengan nilai 0,237924 atau mempunyai peranan sebesar 1,56 terhadap total output. Tabel 6. Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Kaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang KLTB serta Kaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan KLTD Tahun 2000 Peringkat Kode I-O DLKB Total Output Multiplier Kaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang Kaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan Kode I-O DLKD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 40 11 65 49 35 16 41 42 64 26 1,641585 1,616981 1,588264 1,575354 1,567508 1,567263 1,562883 1,545675 1,540152 1,528249 1,82 1,79 1,76 1,75 1,74 1,74 1,73 1,71 1,71 1,69 53 37 48 56 11 62 24 1 66 60 2,244795 2,200058 2,105235 2,017195 1,790904 1,762841 1,752415 1,747825 1,710342 1,687725 2,49 2,44 2,33 2,24 1,98 1,95 1,94 1,94 1,90 1,87 Total 70 sektor 15,252715 15,252715 Total Output Multiplier 100 100 Sumber : Diolah dari Tabel I-O Provinsi Jambi Tahun 2000 Peringkat Kode I-O DLKB Total Output Dampak Langsung ke Belakang Dampak Langsung ke Depan Kode I-O DLKD Total Output 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 40 49 42 65 11 41 23 16 64 35 0,442644 0,436708 0,418795 0,414570 0,405606 0,401976 0,390403 0,388466 0,385668 0,381715 2,90 2,86 2,75 2,72 2,66 2,64 2,56 2,55 2,53 2,50 37 53 48 56 24 1 60 11 62 66 1,027880 0,960484 0,829894 0,747107 0,592461 0,585920 0,527673 0,498717 0,496647 0,474786 6,74 6,30 5,44 4,90 3,88 3,84 3,46 3,27 3,26 3,11 Total 70 sektor 15,252715 15,252715 247 Nilai KLTB untuk sektor kelapa sawit 13 pada peringkat ke-19 sebesar 1,421993 atau mempunyai peranan sebesar 1,58 terhadap total output multiplier.Sektor industri CPO 35 mempunyai nilai KLTB sebesar 1,567508 atau mempunyai peranan sebesar 1,74 terhadap total output multiplier.Sektor kelapa sawit 13 berada di peringkat ke-27 dengan nilai KLTD sebesar 1,246312 atau mempunyai peranan sebesar 1,38 terhadap total output multiplier.Sektor industri CPO 35 berada di peringkat ke-21 dengan nilai KLTD sebesar 1,333482 atau mempunyai peranan sebesar 1,48 terhadap total output multiplier. Angka Pengganda Multiplier a. Multiplier Output Nilai multiplier output sektor-sektor perekonomian di Jambi berkisar antara 1,0000sd 1,6416 untuk Tipe I, selang antara 1,0000 sd 1,8188 untuk Tipe II. Nilai multiplier output Tipe I untuk sectorkelapa sawit sebesar 1,4220 dan sektor industri CPO sebesar 1,4649. Sedangkan nilai multiplier output Tipe II untuk sektor kelapa sawit sebesar 1,6080dan sektor industri CPO sebesar 1,5065. b. Multiplier Pendapatan Nilai multiplier pendapatan untuk tahun 2000 didapatkan bahwa nilai multiplier pendapatan sektor-sektor perekonomian di Jambi berkisar antara 0,0000sd 8,8295 untuk Tipe I dan selang antara 0,0000 sd 9,8423 untuk Tipe II. Nilai multiplier pendapatan Tipe I untuk sektorkelapa sawit sebesar 1,2658 dan industri CPO sebesar 3,0116. Sedangkan nilai multiplier pendapatan Tipe II untuk sektorkelapa sawit sebesar 1,4110, dan sektorindustri CPO sebesar 3,3571. c. Multiplier Tenaga Kerja Nilai multiplier tenaga kerja untuk tahun 2000 didapatkan bahwa nilai multiplier tenaga kerja sektor-sektor perekonomian di Jambi berkisar antara 0,0000sd 31,2222 untuk Tipe I dan selang antara 0,0000 sd 35,4705 untuk Tipe II. Nilai multiplier tenaga kerja Tipe I untuk sektorkelapa sawit sebesar 1,3332 dan sektor industri CPO sebesar 4,0980. Sedangkan nilai multiplier tenaga kerja Tipe II untuk sektorkelapa sawit sebesar 1,5331 dan sektor industri CPO sebesar 4,7648.

3.2. Input-Output Provinsi Jambi Tahun 2010 Struktur Permintaan dan Penawaran

Permintaan barang dan jasa di Provinsi Jambi menurut tabel input-output tahun 2010 berdasarkan transaksi domestik atas dasar harga produsen mencapai Rp. 127,099triliun, terdiri dari permintaan antara sebesar Rp. 28,040triliunatau sekitar 22,06 dari seluruh permintaannya. Selanjutnya Rp. 63,460 triliun atau 49,93 untuk permintaan oleh konsumen akhir domestik,dan Rp 35,598triliun atau 28,01 untuk permintaan ekspor luar negeri dan daerah lainnya. Struktur Output Tabel Input-Output Provinsi Jambi tahun 2010 menunjukkan keseimbangan antara input dengan output sebesar Rp 103,362 triliun. Tabel 7. Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Output Tahun 2010 Nama Sektor Nilai Juta Rp Peranan Peringkat Kode I-O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 30 52 53 11 35 43 67 36 56 37 Pertambangan Migas Bangunan Perdagangan Perkebunan Karet Industri Crude Palm Oil CPO Industri Barang dari Karet Plastik Pemerintahan dan Pertahanan Industri Penggilingan Padi Angkutan Jalan Raya Industri Makanan Lainnya 10.904.528 9.736.870 5.951.715 5.290.293 4.745.951 4.485.121 4.394.092 3.299.446 3.228.062 3.141.192 10,55 9,42 5,76 5,12 4,59 4,34 4,25 3,19 3,12 3,04 Jumlah 1 sd 10 Sektor lainnya Total 70 sektor 55.177.272 48.185.143 103.362.415 53,38 46,62 100,00 Sumber : Tabel I-O Provinsi Jambi Tahun 2010 248 Pada tahun 2010 sektor pertambangan migas masih menjadi sektor terbesar seperti pada tahun 2000 menurut peringkat outputnya dengannilai Rp 10,904 triliun atau mempunyai peranan sebesar 10,55 dari total output. Sektor industri CPO berada di peringkat ke-5 dengan nilai Rp 4,745 triliun atau mempunyai peranan sebesar 4,59 dari total output. Struktur Input a. Struktur Input Antara Total input antara adalah sebesar Rp 28,040triliun, yang terdiri dari komponen domestik Rp 20,589 triliun atau mempunyai peranan sebesar 73,42 dan yang berasal dari luar daerah adalah sebesar Rp 7,451triliunatau mempunyai peranan sebesar 26,58 dan sektor karet mempunyai nilai input antara paling besar yaitu Rp 2,113 triliun. Sektor kelapa sawit mempunyai nilai input antara sebesar Rp 0,931 triliun, dan sektor industri CPO sebesar Rp 1,779 triliun. b. Struktur Input Primer Sektor pertambangan migas masih memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan NTB dengan nilai Rp 10,875triliunatau 14,44 dari total NTB. Sedangkan sektor industri CPO mengalami peningkatan peringkat yang semula menempati peringkat ke-7 pada tahun 2000 naik menjadi peringkat ke-6 pada tahun 2010 dengan nilai Rp 0,551triliun atau mempunyai peranan sebesar 3,81 dari total NTB. Tabel 8. Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Nilai Tambah Bruto di Provinsi Jambi Tahun 2010 Sektor kelapa sawit mengalami peningkatan signifikan dari peringkat ke-22 pada tahun 2000 menjadi peringkat ke-13 pada tahun 2010 dengan nilai Rp 1,058 triliun atau mempunyai peranan sebesar 2,00 dari total NTB. Ekspor dan Impor Ekspor barang dagangan dan jasa yang dilakukan, nilai yang terbesar adalah sektor pertambangan migas dengan nilai sebesar Rp 10.239.910 juta atau 28,77 dari nilai keseluruhan ekspor. Industri CPO mengalami peningkatan yang semula peringkat ke-4 pada tahun 2000 menjadi peringkat ke-3 pada tahun 2010 dengan nilai sebesar Rp 3.270.181 juta atau 9,19, sedangkan sektor kelapa sawit mengalami penurunan dari yang semula peringkat ke-7 pada tahun 2000 menjadi peringkat ke-8 dengan nilai sebesar Rp 1.919.432 juta atau 5,39 dari nilai keseluruhan ekspor.Nilai impor pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 23,737 triliun. Nama Sektor Nilai Juta Rp Peranan Peringkat Kode I-O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 30 52 67 53 43 35 11 62 31 56 Pertambangan Migas Bangunan Pemerintahan Umum dan Pertahanan Perdagangan Industri Barang dari Karet Plastik Industri Crude Palm Oil Karet Bank Pertambangan Non Migas Angkutan Jalan Raya 10.875.792 8.472.010 4.362.615 3.795.628 3.173.143 2.869.075 2.684.935 2.623.322 2.385.191 2.075.703 14,44 11,25 5,79 5,04 4,21 3,81 3,56 3,48 3,17 2,76 Jumlah 1 sd 10 Sektor lainnya Total 70 sektor 43.317.413 32.003.806 75.321.220 57,51 42,49 100 Sumber : Tabel I-O Provinsi Jambi Tahun 2010 Tabel 9. Sepuluh SektorTerbesar Menurut Peringkat Ekspor di Provinsi Jambi Tahun 2010 Nama Sektor Nilai Juta Rp Peranan Peringkat Kode I-O 1 2 30 43 Pertambangan Migas Industri dan Barang dari Karet dan Barang 10.239.910 3.838.858 28,77 10,78