Peningkatan daya saing produk ekspor unggulan daerah.

41 juga perlu diimbangi dengan kebijakan jaminan sosial yang memadai, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat dapat tetap terjaga. Untuk itu, beberapa hal yang perlu menjadi perhatian daerah adalah: i meninjau ulang pengaturan upah minimum provinsikabupaten kota agar sesuai dengan laju inflasi tetapi tidak memberatkan dunia usaha; ii mendorong komunikasi bipartit yang lebih baik antara pengusaha dan pekerja, terutama dalam penentuan upah dan penyelesaian permasalahan perburuhan lainnya; iii mempermudah perusahaan di daerah melakukan rekruitmen tenaga kerja dan melaksanakan rasionalisasi jumlah pekerja; serta iv memberikan edukasi kepada asosiasiserikat buruh di daerah untuk menjaga iklim ketenagakerjaan yang lebih baik dan menghindari gerakan buruh yang bersifat radikal dan anarkis.

F. Kesimpulan

ASEAN Economic Community AEC merupakan realisasi dari integrasi ekonomi kawasan ASEAN, dengan menciptakan kawasan ASEAN menjadi pasar tunggal dan basis produksi atau yang sering disebut sebagai single market and production base. Dengan harapan bahwa ASEAN akan menjadi kawasan yang lebih dinamis dan kompetitif. Namun demikian, konsekuensi dari terbentuknya AEC ini adalah bebasnya pergerakan arus barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terampil di antara sesama negara ASEAN. Pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN yang cukup tinggimenunjukkan besarnya potensi ekonomi kawasan dan diharapkan akan semakin kuat dengan adanya AEC 2015. Namun demikian, Indonesia masih perlu bekerja keras untuk menyusun upaya-upaya yang terintegrasi agar AEC 2015 dapat memberikan manfaat yang optimal bagi perekonomian Indonesia. Hal ini karena masih banyaknya tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam menghadapi pelaksanaan AEC 2015, yang antara lain: defisit neraca perdagangan Indonesia dengan ASEAN yang cenderung meningkat, belum berfungsinya kelembagaan ekonomi secara optimal, serta bervariasinya kondisi ekonomi dan tingkat pembangunan daerah yang menjadi salah satu penyebab perbedaan tingkat kesiapan daerah dalam menghadapi AEC 2015. Untuk itu, seluruh pemangku kepentingan perlu bersama-sama meningkatkan kesiapan Indonesia dalam menghadapi AEC 2015. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, makalah ini merekomendasikan berbagai upaya strategis yang dikelompokkan menjadi: upaya peningkatan daya saing tingkat nasional dan upaya peningkatan daya saing tingkat daerah. Dengan demikian diharapkan setiap pemangku kepentingan pusat dan daerah dapat segera menyelaraskan langkahnya agar Indo- nesia dapat lebih siap dalam menghadapi AEC 2015. Daftar Pustaka Abdulah, Piter., et.al 2002. Daya Saing Daerah: Konsep dan Pengukurannya di Indonesia, Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia, BPFE, Yogyakarta. ASEAN 2008, ASEAN Economic Community Blue Print, The ASEAN Secretariat, Indonesia. Baldwin, Richard E2007, Managing the Noodle Bowl: The Fragility of East Asian Regionalism, ADB Working Paper Series on Regional Economic Integration No. 7. Benny, Guido and Kamarulnizam Abdullah 2011, Indonesian Perceptions and Attitudes toward the ASEAN Community, Journal of Current Southeast Asian Affairs, 30, 1, 39-67. Djaafara, Rizal, et.al 2012, Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: Proses Harmonisasi di Tengah Persaingan, Bank Indonesia. IFC 2012, Doing Business in Indonesia, Bank Dunia. JETRO 2006, Comparative Survey of the Labour Environment in ASEAN, China, India. JETRO, Japan.