Strategi Ke Depan TAP.COM - PROSIDING_JAMBI. (19268 KB ) - ISEI

13

A. Beban Pertanian Dunia

royeksi jumlah penduduk pada 2050 adalah 9 miliar jiwa atau meningkat 2 miliar jiwa dari penduduk 2012 sebesar 7 miliar jiwa. Untuk dapat menjamin kelangsungan hidup proyeksi penduduk dunia tersebut, maka produksi pangan harus mampu tumbuh 70 persen. Saat ini, masih terdapat 1 miliar penduduk dalam kondisi kemiskinan, kekurangan gizi dan bahkan kelaparan. FAO memprediksikan bahwa untuk menciptakan pertanian berkelanjutan dan food security diperlukan investasi pertanian sebesar US 83 miliar per tahun. Pada sisi lainnya, saat ini negara maju sangat rewel dengan produk berkualitas dan aman, sedangkan negara berkembang dan terbelakang masih menyibukan diri untuk mencukupi kuantitas pangan untuk rakyatnya.

B. Beban Pertanian di Indonesia

Kebijakan pemerintah pada sektor pertanian selalu ditantang untuk mampu menciptakan dan menjaga ketahanan pangan di Indonesia. Dengan demikian, beban sektor pertanian di Indonesia adalah sangat berat mengingat saat ini jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta, atau urutan ke-4 terbesar setelah Cina, India dan AS. Setiap penduduk harus terjamin dalam hal kebutuhan pangannya. Sebagai emerging economy, Indonesia memiliki pertumbuhan middle income class yang sangat cepat. Pertumbuhan tersebut memiliki implikasi bahwa tuntutan ketersediaan pangan yang lebih banyak dan lebih berkualitas menjadi sebuah keniscayaan. Padahal pada sisi lainnya diversifikasi pangan belum berjalan sebagaimana diharapkan bahkan jalan di tempat. Konsumsi pangan utama masyarakat Indonesia masih bertumpu pada monokultur yaitu beras. Dari kondisi beban pertanian yang cukup berat tersebut, maka sudah seharusnya pemerintah memfokuskan kebijakan pertanian pangan dalam rangka untuk memenuhi kuantitasnya terlebih dahulu. Kuantitas pangan yang cukup akan dapat menjamin ketahanan pangan di Indonesia. Disamping itu, pemerintah perlu menunjang ketahanan pangan dengan memfokuskan kebijakannya pada pengembangan hortikultura dan perkebunan. Indonesia dapat meningkatkan kualitas dan mengejar daya saing pertanian pada pengembangan hortikultura dan perkebunan ini.

C. Fakta Pertanian di Indonesia

Fakta pertanian di Indonesia menunjukkan bahwa posisi pertanian Indonesia merupakan sepuluh terbesar dunia setelah Turki dan Perancis. Indonesia juga merupakan produsen terbesar dunia untuk CPO. Di bidang pangan, Indonesia merupakan produsen beras terbesar ketiga dunia setelah China dan India. Tidak hanya pada komoditi beras, Indonesia juga merupakan produsen terbesar ketiga dunia untuk komoditi kopi dan coklat. Dengan gambaran umum tersebut, saat ini nilai ekspor produk pertanian mencapai US 43 miliar. Ketika perekonomian dunia masih mengalami krisis, sektor pertanian di Indonesia masih mampu tumbuh sebesar 4.7 persen pada 2012. Sementara itu dari aspek kontribusi terhadap pembentukan PDB, sektor pertanian menyumbang 14.7 persen terhadap total PDB Indonesia. Dengan kontribusi tersebut, sektor ini masih mampu menyerap 33.3 persen tenaga kerja di Indonesia. Ironisnya, kemiskinan masih menjadi ciri sektor pertanian dimana sebanyak 17,7 juta 63 persen orang miskin tinggal di Indoneia tinggal di perdesaan, dan 70 persen di antara mereka bekerja di pertanian. DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY AEC 2015 DAN PASAR GLOBAL Dr. Rusman Heriawan Makalah ini disampaikan pada Acara Seminar Nasional dan Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia ISEI tanggal 19 September 2013 di Jambi. Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia P 14

D. Empat Sukses Target Pembangunan Pertanian

Empat sukses target pembangunan pertanian meliputi 1 Pencapaian swasembada berkelanjutan untuk komoditi padi dan jagung, serta swasembada untuk komoditi kedele, daging sapi, dan gula; 2 Peningkatan diversifikasi pangan dengan pengurangan konsumsi beras 3 per tahun; 3 Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor melalui pengembangan Industri hilir berbasis komoditas dan pengolahan produk pangan fermentasi dan non fermentasi, derivasi produk, serta Penciptaan iklim usaha yang kondusif melalui regulasi dan deregulasi; 4 Peningkatan kesejahteraan petani dengan rata-rata laju peningkatan pendapatan per kapita 11,10 persen per tahun. Pencapaian Empat Sukses Pembagunan Pertanian di atas, diupayakan Kementerian Pertanian dengan menerapkan Strategi ‘7 GEMA Revitalisasi’, yaitu 1 Revitalisasi Lahan, 2 Revitalisasi Perbenihan dan Pembibitan, 3 Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana, 4 Revitalisasi Sumber Daya Manusia, 5 Revitalisasi Pembiayaan Petani, 6 Revitalisasi Kelembagaan Petani, dan 7 Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir. Implementasi Tujuh GEMA Revitalisasi tersebut tentunya membutuhkan kerjasama dan komitmen dari para pelaku pembangunan pertanian di setiap tingkatan yang disesuaikan dengan karakteristik, prospek dan potensi yang ada di masing-masing daerah. Hal ini berarti pembangunan pertanian membutuhkan sumberdaya manusia SDM pertanian yang profesional, mandiri, inovatif, kreatif dan berwawasan global, guna mendukung terwujudnya Empat Sukses Pembangunan Pertanian.

E. Global Crop Production Forecast

Pada 1961, jumlah penduduk dunia masih sebanyak 3.08 miliar jiwa. Dalam durasi hampir lima puluh tahun, jumlah penduduk dunia berkembang lebih dari dua kali lipat menjadi 6.51 juta jiwa. Dengan trend pertumbuhan penduduk dunia selama ini, jumlah penduduk dunia pada 2050 diproyeksikan sebanyak 8.9 miliar jiwa. Pada tahun yang sama, produksi pangan diproyeksikan sebesar 8.16 miliar ton. Dalam rangka menganalisis kebutuhan konsumsi penduduk dan produksi pangan dunia maka terdapat dua pendekatan yaitu land extention approach dan productivity improvement approach. Dengan land extention approach, pertanian masih memerlukan tambahan lahan pertanian seluar 846 juta hektar selama 2005-2050, dengan asumsi tidak ada kenaikan produktifitas pertanian Tabel 1. Sementara itu potensi lahan subur yang merupakan lahan pertanian dunia adalah 2,945 juta hektar. Lain halnya jika terdapat peningkatan produktifitas hasil panen productivity improvement approach, maka pertanian sama sekali tidak memerlukan tambahan lahan pertanian dari 2005-2050. Proyeksi peningkatna produktifitas pertanian 2050 adalah sebesar 6.73 tonhektar Tabel 2. Dengan demikian, peningkatan produktifitas merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan pangan dunia. Tabel 1 Proyeksi Kebutuhan Lahan Pertanian 2050 1961 2005 2050 Actual Actual Forecast Population billions 3.08 6.51 8.9 Crop production billion tons 1.8 4.8 8.16 Cropland million hectares 960 1,208 1,208 Crop Yield tha 1.84 3.96 6.73 Tabel 2 Proyeksi Kebutuhan Peningkatan Produktifitas Pertanian 2050 1961 2005 2050 Actual Actual Forecast Population billions 3.08 6.51 8.9 Crop production billion tons 1.8 4.8 8.16 Cropland million hectares 960 1,208 1,208 Crop Yield tha 1.84 3.96 6.73