27
Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya juga cukup aktif melakukan kesepakatan kerjasama ekonomi dengan negara lain. Sampai dengan bulan Januari 2013, terdapat 196 kesepakatan kerjasama
ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN dengan negara lain, baik kerjasama dalam bentuk bilateral maupun plurilateral. Dari 196 kesepakatan ini, 91 kesepakatan telah
ditandatangani dan telah efektif diimplementasikan, sedangkan sisanya berstatus sudah ditandatangani tetapi belum diimplementasikan, dalam tahap negosiasi, dalam tahap kesepakatan kerangka
kerjasama, dan dalam tahap pengusulan proposal.
Gambar 2. Noodle Bowl Syndrome
Sumber: Disadur dari Baldwin 2007
Tabel 1. Perkembangan Kesepakatan Kerjasama Ekonomi Negara Anggota ASEAN
Brunei Darussalam 5
2 2
8 17
Cambodia 3
2 6
11 Indonesia
5 1
6 2
7 21
Lao PDR 3
2 8
13 Malaysia
6 1
6 1
12 26
Myanmar 3
1 2
6 12
Philippines 6
2 7
15 Singapore
5 1
10 3
18 37
Thailand 6
3 5
12 26
Viet Nam 4
1 5
1 7
18
TOTAL 46
10 42
7 91
196 Under Negotiation
Proposed Framework
Agreement signed
Negotiations launched
Signed but not yet In
Effect Signed
and In Effect
TOTAL Negara
Sumber: ADB-Aric Database diolah
Dalam makalah ini, pembahasan akan lebih difokuskan pada ASEAN Economic Community AEC
yang merupakan salah satu bentuk kesepakatan kerjasama ekonomi plurilateral.
28
B. Pembentukan ASEAN Economic Community AEC 2015
ASEAN Economic Community AEC merupakan realisasi dari integrasi ekonomi kawasan ASEAN, dengan menciptakan kawasan ASEAN menjadi pasar tunggal dan basis produksi atau yang sering
disebut sebagai single market and production base. Dengan harapan bahwa ASEAN akan menjadi
kawasan yang lebih dinamis dan kompetitif. Namun demikian, konsekuensi dari terbentuknya AEC ini adalah bebasnya pergerakan arus barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terampil di
antara sesama negara ASEAN.
Pada pertemuan Pemimpin ASEAN di Bali bulan Oktober 2003, disepakati bahwa AEC merupakan sasaran dari integrasi ekonomi regional tahun 2020. Kesepakatan ini kemudian dikenal dengan “Bali
Concord II”. Selain AEC, dalam pertemuan ini disepakati pula kedua pilar lain dari ASEAN Community, yaitu:
ASEAN Security Community dan ASEAN Socio-Cultural Community. Ketiga pilar ini diamanatkan untuk selalu bersinergi demi tercapainya the ASEAN Community tahun 2020.
Kemudian, pada pertemuan ASEAN Economic Ministers Meeting AEM yang dilaksanakan di Kuala
Lumpur bulan Agustus 2006, disepakati untuk menyusun suatu cetak biru agar AEC dapat diimplementasi dengan pentahapan dan kerangka waktu yang jelas. Dalam pertemuan ini disepakati
pula untuk tetap mengedepankan fleksibilitas yang dapat mengakomodasi kepentingan negara anggota ASEAN, sesuai dengan tingkat pembangunannya.
Selanjutnya, pada pertemuan ASEAN Summitke-12 tahun 2007 di Cebu - Filipina, para pemimpin ASEAN bersepakat untuk mempercepat pelaksanaan AEC pada akhir tahun 2015 dan mencanangkan
pentahapannya dalam “ ASEAN Economic Community Blue Print”. Secara spesifik, para pemimpin ASEAN
menyepakati untuk terus mendorong implementasi AEC dan menjadikan kawasan ASEAN yang bebas untuk arus barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
AEC memiliki empat karakteristik, yaitu:aPembentukan pasar tunggal dan basis produksi a single
market and production base, bKawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi a highly competitive economic region, c Pertumbuhan ekonomi yang merataa region of equitable economic
development, dandIntegrasi ke kawasan ekonomi global a region fully integrated into the global economy. Keempat karakteristik ini kemudian sering disebut sebagai pilar AEC, dan masing-masing
pilar tersebut memiliki elemen-elemen pendukung untuk mencapai tujuan AEC secara keseluruhan Gambar 3.
Karakteristik yang pertama, pembentukan pasar tunggal dan basis produksi, bertujuan untuk mentransformasikan berbagai keragaman karakteristik di kawasan menjadi pasar tunggal ASEAN
yang besar. Sasaran dari pembentukan pasar tunggal dan basis produksi tentunya adalah menjadikan kawasan ASEAN yang bebas untuk arus barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran
modal yang lebih bebas.
Sumber: ASEAN Economic Community Blue Print, 2008 diolah
Gambar 3. Pilar dalam AEC Blue Print
29
Karakteristik yang kedua, peningkatan daya saing kawasan, merupakan prakondisi yang dibutuhkan untuk mendukung pencapaian pasar tunggal dan basis produksi kawasan regional yang lebih berdaya
saing. Untuk itu, kerjasama yang digalang untuk menciptakan kawasan yang lebih berdaya saing antara lain adalah pengembangan infrastruktur, kebijakan persaingan usaha, perlindungan konsumen,
hak cipta, perpajakan, dan
e-commerce. Karakteristik yang ketiga adalah mendorong pembangunan ekonomi yang lebih merata agar hasil-
hasil pembangunan ekonomi kawasan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat ASEAN dan mengurangi kesenjangan pembangunan antar negara ASEAN. Untuk itu, kerjasama antara negara
ASEAN yang lebih maju dengan yang kurang maju menjadi salah satu yang terus didorong; kemudian kerjasama dan bantuan teknis akan didahulukan untuk membantu Usaha Kecil dan Menengah agar
dapat ikut serta berpartisipasi dalam pasar tunggal ASEAN, serta dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN.
Karakteristik yang keempat, integrasi ke perekonomian global, akan terlaksana jika pasar tunggal ASEAN telah tumbuh kuat. Sehingga, ASEAN akan menjadi kawasan yang kompetitif untuk masuk ke
dalam global production-supply chain
2
.
C. Perkembangan Kawasan ASEAN
Perekonomian negara-negara ASEAN tumbuh dengan laju yang cukup tinggi. Dalam kurun waktu 1990-2012, rata-rata pertumbuhan perekonomian kawasan ASEAN-10 adalah sebesar 10,0 persen.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 22,7 persen. Hal ini seiring dengan pulihnya harga komoditas dan membaiknya ekonomi global setelah krisis tahun 2008-2009.
Kemudian, perlambatan pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN terjadi di tahun 2011 dan terus berlangsung di tahun 2012, seiring dengan krisis keuangan kawasan Eropa dan Amerika. Secara
rata-rata, pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi ASEAN hanya tumbuh sebesar 6,7 persen.
2
Djaafara, et.al 2012, Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: Proses Harmonisasi di Tengah Persaingan, Bank Indonesia.
Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi Kawasan ASEAN 1990-2012
Sumber: CEIC diolah
Kontribusi PDB Indonesia terhadap PDB kawasan ASEAN merupakan yang terbesar di antara negara- negara ASEAN lainnya, dimana pada tahun 2012 adalah sebesar 38,1 persen. Sementara itu, negara
dengan PDB terbesar kedua dan ketiga di kawasan ASEAN adalah Thailand dan Malaysia, dengan kontribusinya pada tahun 2012 sebesar 15,8 dan 13,2 persen.