Empat Sukses Target Pembangunan Pertanian
F. Fokus pada Instrumen Peningkatan Productivitas Yield
Dalam rangka untuk meningkatkan produktifitas pertanian yieldmaka pemerintah dapat memfokuskan pada instrumen kebijakan peningkatan produktifitas. Instrumen pertama peningkatan produktifitas adalah lahan dan infrastruktur pertanian. Instrumen kebijakan lainnya adalah pengembangan dan penggunaan bibit unggul, dimana multiplier effect-nya adalah 1 gabah dapat menghasilkan 250 gabah baru. Selain itu, pemerintah perlu memfokuskan pada kebijakan pemberian pupuk yang berimbang. Konversi yang diharapkan adalah dari pupuk urea ke non-urea misalnya NPK dan ZA, serta konversi dari pupuk kimia ke pupuk organik bio fertilizer. Dengan pemberian pupuk berimbang diharapkan dapat meningkatkan produktifitas hasil pertanian. Penggunaan teknologi pertanian juga diyakini dapat meningkatkan produktifitas hasil pertanian. Beberapa bentuk teknologi pertanian antara lain penentuan kalender tanam, mekanisasi pengolahan tanah pertanian, jajar legowo, teknik pemupukan yang tepat dan teknologi pertanian lainnya. Tingkat produktifitas dapat menurun apabila pemerintah gagal menangani maupun mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan OPT. Untuk itu pemerintah perlu menggalakkan penggunaan varietas tahan terhadap pengganggu organisme, penggunaan pestisida secara terpadu, sanitasi dan teknik budidaya yang tepat. Produktifitas hasil pertanian akan menjadi kurang optimal apabila penangangan pasca panen belum sempurna. Penangangan pasca panen juga perlu mendapat perhatian khusus karena rata-rata losses masih mencapai 10-15. Untuk meminimalisasi kerugian tersebut maka diperlukan mekanisasi pengelolaan hasil panen. Aspek lain untuk meningkatkan produktifitas adalah aspek managemen di lapangan dan aspek kelembagaan pertanian. Aspek ini sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang terkait dengan sektor pertanian.G. Peningkatan Kualitas Produk dan Daya Saing
Untuk dapat bersaing pada pasar bebas, Indonesia dapat mengandalkan sektor agribisnis dan agro- industri hilirisasi. Disamping itu diperlukan kemitraan partnership yang baik antara pemerintah, swasta dan petani. Melalui praktek pertanian yang baik seperti Good Agriculture Practices GAP, Good Handling Practices GHP, Good Manufacturing Practices GMP dan sikap disiplin yang tinggi, pertanian Indonesia dapat meningkatkan produktifitasnya. Di samping itu praktek pertanian yang baik tersebut dapat menciptakan produk berkualitas, ramah lingkungan dan memiliki daya saing tinggi pada pasar global Gambar 1.H. Harapan pada Daerah
Dalam rangka meningkatkan daya saing pertanian pada AEC 2015, beberapa harapan masih bertumpu pada Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah diharapkan tetap fokus pada produk pertanian yang secara historis dan kearifan lokal pernah atau masih menjadi unggulan daerah. Dari sisi jumlah, jenis produknya tidak perlu banyak tetapi sedikit namun fokus pengembangannya. Daya saing pertanian akan tinggi apabila setiap Pemerintah Daerah bisa meningkatkan dan menguatkan mata rantai pasokan supply chain dan agribisnis petani misalnya pada aspek pengembangan pasar, sistem gudang pendingin, stabilitas harga dan jaminan kualitas. Gambar 1 Skema Peningkatan Kualitas dan Daya Saing PertanianParts
» TAP.COM - PROSIDING_JAMBI. (19268 KB ) - ISEI
» Hasan Basri Agus Gubernur Jambi
» Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 TAP.COM - PROSIDING_JAMBI. (19268 KB ) - ISEI
» Strategi Ke Depan TAP.COM - PROSIDING_JAMBI. (19268 KB ) - ISEI
» Beban Pertanian Dunia TAP.COM - PROSIDING_JAMBI. (19268 KB ) - ISEI
» Beban Pertanian di Indonesia
» Fakta Pertanian di Indonesia
» Empat Sukses Target Pembangunan Pertanian
» Global Crop Production Forecast
» Perkembangan Kerjasama Ekonomi Internasional
» Pembentukan ASEAN Economic Community AEC 2015
» Kondisi Daya Saing Ekonomi Daerah
» Menjaga stabilitas ekonomi makro
» Meningkatkan peran kelembagaan ekonomi dalam perekonomian nasional.
» Mengurangi defisit neraca perdagangan dengan negara ASEAN.
» Peningkatan pemahaman masyarakat daerah terhadap AEC 2015
» Perbaikaniklim investasi dan iklim usaha daerah
» Peningkatan infrastruktur daerah Upaya Ke Depan
» Peningkatan daya saing produk ekspor unggulan daerah.
» Peningkatan kualitas SDM daerah
» Penciptaan iklim ketenagakerjaan daerah yang lebih kondusi
» Permasalahan Hukum, Non-hukum dan Sumber-sumbernya
» Kawasan Perdagangan Bebas ASEANAFTA dan WTO
» Otonomi Daerah dan Hambatan Perdagangan
» Permasalahan Hukum akibat Kesepakatan-kesepakatan bilateralinter-regional.
» Dampak Liberalisasi dan Free Trade Agreement terhadap Impor Indonesia
» Dampak Bagi Sektor Industri Deindustrialisasi dan Dampak Berlanjut bagi
» Analisis Data .1 Penilaian Lingkungan
» Penemuan-penemuan Kendala Utama Melakukan Ekspor
» Studi Empiris 1. Integrasi Ekonomi Kawasan Eropa
» Krisis Lembaga Keuangan yang Memicu Sovereign Debt Crisis Begitupun sebaliknya
» Perkembangan Terkini dan Proyeksi Ekonomi Eropa
» Respon Kebijakan Moneter Negara-Negara ASEAN Menghadapi Krisis 2008-2009
» Integrasi Ekonomi dan Keuangan di Kawasan ASEAN harus Dilakukan Secara Gradual
» Indonesia Perlu Semakin Meningkatkan Surveillance dan Daya Saing di Sektor Keuangan dan Perbankan
» Potensi Industri Rotan Kesimpulan
» Potensi Industri Batik Kesimpulan
» Aspek Kebijakan dan Peraturan Industri Rotan.
» Aspek Operasional Industri Rotan.
» Aspek Pemasaran Industri Rotan
» Aspek Keuangan Industri Rotan
» Aspek Sumber Daya Manusia Industri Rotan
» Analisis SWOT Industri Rotan.
» Aspek Kebijakan dan Peraturan Terkait Industri Batik
» Aspek Operasional Industri Batik
» Aspek Pemasaran Industri Batik
» Analisis SWOT Industri Batik
» Skor Definisi Operasional Variabel
» Populasi dan Sampel Kesimpulan
» Uji Goodness-Fit Model Kesimpulan
» Uji Kausalitas Gambar 1.1. Diagram Jalur Hasil Output PLS
» Perkembangan Perekonomian dan Pariwisata DIY
» Prospek dan Potensi Pariwisata DIY .1 Dinamika Pariwisata di DIY
» Pemetaan Potensi Sumberdaya Kebudayaan DIY
» Peringkat Sumberdaya Kebudayaan dan Kalender Acara Events DIY
» Persaingan Acara Budaya DIY Dengan Daerah Lain
» Analisis Data Analisis Input-Output
» Input-Output Provinsi Jambi Tahun 2010 Struktur Permintaan dan Penawaran
» Perbandingan Analisis Input-Output Tahun 2000 dan Tahun 2010
» Latar Belakang Masalah Kesimpulan
» Tujuan dan Manfaat Penelitian
» Sumber Daya dan Keunggulan Kompetitif
» Peran Ketidakpastian Lingkungan dan Persaingan Dalam Pengelolaan Sumber Daya
» Strategi Bisnis dan Sumberdaya
» Desain Penelitian dan Kerangka Kerja
» Sampel dan Metode Pengumpulan data
» Elemen-Elemen Kajian dan Garis Besar Instrument Penelitian
» Teknik Analisis Data Perencanaan Prosedur analisis
» Profil Perusahaan Partisipan Kesimpulan
» Kualitas dan Ketersediaan Sumber Daya Material Material Resources.
» Praktek-praktek Manajemen Management Practices
» KetidakpastianKepastian Lingkungan Bisnis Kesimpulan
» Keterbatasan dan Saran Kesimpulan
» Kinerja Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
» Hasil Empiris Pengujian Hipotesis Export-led Growth dan Growth-Driven Export
» Normalized Revealed Comparative Advantage NRCA dalam Lingkup Regional ASEAN
» Tingkat Persaingan Competitiveness Kesimpulan
» Komposisi Ekspor Indonesia Kesimpulan
» Jenis Kawasan, Definisi, dan Dasar Hukum
» Perkembangan Kawasan Industri 1 Tahap I Rekapitulasi Jumlah dan Luas Kawasan Industri di Indonesia
» Persebaran Kawasan Industri HKI di Indonesia
» Pengembangan Kawasan Industri di Koridor Ekonomi Sumatera 1. Aceh
» Prinsip-Prinsip Pengembangan KEK Kesimpulan
Show more