Respon Kebijakan Moneter Negara-Negara ASEAN Menghadapi Krisis 2008-2009

191 vi. Respon Kebijakan Fiskal Menghadapi Krisis Keterbatasan kebijakan moneter untuk mendorong permintaan domestik di tengah krisis global memerlukan komplemen kebijakan seperti stimulus kebijakan fiskal. Pemerintah dalam hal ini, selain harus mengelola bagaimana defisit fiskal yang tetap prudent, juga harus mampu melaksanakan kebijakan jangka pendek untuk menjaga sustainabilitas pertumbuhan ekonomi pada jangka menengah. Kunci dari kebijakan fiskal ini adalah ruang dan kapasitas fiskal yang cukup untuk melaksanakan counter-cyclical policy yang efektif dalam merespon dampak krisis global, baik berupa expenditure-related measures maupun revenue-related measures. Namun perlu diperhatikan juga bahwa selama krisis, pembiayaan anggaran pemerintah bagi negara berkembang melalui penerbitan surat utang seringkali menjadi lebih sulit ketika kecenderungan pelaku di pasar lebih memilih menyimpan dananya ke instrumen yang secara persepsi lebih aman, ‘ safe haven’. Gambar 10. Fiscal Balance of Central Government of GDP Gambar 11. Total Public Debt of GDP Pada pertengahan krisis 2008 menunjukkan bahwa negara-negara ASEAN memiliki ruang kapasitas fiskal yang beragam. Hanya Singapura dan Brunei yang memiliki surplus fiskal, namun pada saat yang bersamaan Singapura memiliki rasio utang pemerintah terhadap PDB yang tertinggi di kawasan ASEAN 102,6 pada 2008. Di sisi lain, Vietnam, Laos, dan Kamboja memiliki baik defisit fiskal maupun rasio utang pemerintah terhadap PDB yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara tersebut memiliki ruang yang terbatas bagi kebijakan fiskalnya. Sementara Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina memiliki defisit fiskal yang relatif rendah dan rasio utang pemerintah terhadap PDB yang masih relatif terjaga. Menurut IMF 2009, negara yang melaksanakan kebijakan stimulus fiskal dengan kondisi defisit fiskal dan rasio utang pemerintah yang tinggi terhadap PDB akan memberikan tekanan ekonomi pada jangka panjang. Tingginya rasio utang akan mengurangi efektivitas kebijakan fiskal dan imbas negatifnya akan menjadi lebih tinggi jika rasio utang terhadap PDB sudah melebihi 60. Tabel 10. Fiscal Balance dan External Debt Outstanding di Beberapa Negara ASEAN Region External Debt Outstanding USD million 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 26.5 -2.7 -0.1 -5.0 -4.8 -2.4 -0.9 0.1 -1.3 -3.1 – -7.6 -1.1 -2.0 -5.3 -5.5 -2.0 0.7 -1.5 -4.0 – 2,776 155,080 2,575 66,936 8,103 54,328 420,461 76,102 21,816 – 2,946 172,871 2,694 68,316 8,602 54,856 412,504 75,306 27,929 – 3,206 202,413 2,802 73,652 11,240 60,048 498.749 100,561 32,501 – 3,611 224,757 3,700 80,968 11,841 61,711 641,445 115,605 – Sumber: ADB 2012 Fiscal Balance of Central Govt of GDP 17.5 -8.1 -0.7 -5.0 -5.6 -5.7 -3.5 0.7 -2.0 -6.6 Southeast Asia Brunei Darussalam Cambodia Indonesia Laos Malaysia Myanmar Phillipines Singapore Thailand Vietnam -1.6 -8.6 -1.6 -6.3 -7.0 -4.8 -3.7 -0.3 -4.8 -9.3