Persaingan Acara Budaya DIY Dengan Daerah Lain

240 V PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut. 1. Politik dan Ekonomi DIY dipandang kondusif sehingga acara-acara events budaya penting yang telah dipetakan dan memiliki nilai jual, dapat dikembangkan sebagai destinasi pariwisata dan obyek pemasaran. Acara itu meliputi seni pertunjukan yang berjumlah 86 buah dari 9 jenis yang ada yaitu tari, musik, wayang, macapat, kethoprak, upacara adat, seni, keagamaan dan hari jadi daerah. Kemudian setelah dilakukan pemeringkatan ditemukan empat master events acara kebudayaan di DIY yaitu Biennale Jogja, Pekan Budaya Tionghoa, Jogja Java Carnival dan Festival Kesenian Yogyakarta FKY; 2. Seluruh acara-acara events yang telah dipetakan diselaraskan dengan pola kedatangan wisatawan yang puncaknya peak season ada pada bulan Juni-September sehingga tercipta kalender acara events calendar yang disesuaikan dengan sebaran waktu kedatangan wisatawan. Dengan begitu, kedatangan wisatawan yang sebenarnya fokus pada “ master events”, dapat pula ditarik untuk belanja di acara events lain di daerah lengkap dengan kerajinan dan keseniannya, yang terhubung dengannya.

V.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, rekomendasi dan masukan kepada Pemerintah Daerah DIY dan juga KabupatenKota dalam memajukan dunia pariwista khususnya dalam hal pemanfaatan acara-acara events budaya sebagai salah satu destinasi wisata adalah sebagai berikut. 1. Melakukan dan memberikan branding acara-acara events wisata bukan hanya dianggap “penting”, tetapi juga harus dapat menjadi suatu “keperluan” bagi pemangku kepentingan pariwisata; 2. Melakukan pengemasan packaging terhadap produk yang ditawarkan, sehingga produk bukan hanya menarik dari sisi produsen, tetapi jauh lebih penting utama justru “menarik” dari sudut pandang konsumen; 3. Melakukan upaya programming penyelenggaraan acara-acara events dengan melibatkan wisatawan dalam penciptaan produk dan pengalaman berwisata prinsip co-creation. Hal ini dapat dilakukan dengan memberdayakan berbagai komunitas yang ada di DIY seperti motor club di antaranya HD Hardley Davidson club, Vespa Club, Motor Antique Club MAC dan lain-lain; komunitas sepeda tua di antaranya PODJOK Paguyuban Onthel Djokdjakarta, sepeda lipat seli, dan juga penggemar fotografi dan sebagainya sebagai duta wisata. 4. Implementasi branding, packaging, dan programming tersebut dikoordinasikan oleh Pemda DIY Dinas Pariwisata DIY dan didukung oleh PemkabPemkot Dinas Pariwisata Kabupaten Kota, pelaku wisata PHRI, ASITA, Komunitas Pemandu Wisata, dsb, Perbankan, Perguruan Tinggi, dan stakeholders lainnya; 5. Cara pemetaan dan pemeringkatan acara seperti dilakukan peneliti di DIY dapat diterapkan di wilayah lain, khususnya pada acara yang berkaitan dengan budaya masyarakat yang akan dijadikan unggulan pariwisata. Namun demikian, dalam pengkajian perlu dilihat pula apakah acara budaya yang diteliti untuk menjadi unggulan masih bersifat “ tuntunan” ataukah sudah menjadi “ tontonan” yang sifatnya siap “go public”. 241 Daftar Pustaka Adam, R. 2012 Naga Doreng Meriahkan China Town Art Festival. http:news.liputan6.com. Diakses pada tanggal Agustus 2013. Antarajateng. 2012 Solo Batik Carnival Bakal Ikuti Festival Bunga Pasadena. Edisi Senin, 06 Agustus 2012. http:www.antarajateng.com Diakses pada tanggal Agustus 2013. Artikata. 2013 Acara. http:www.artikata.com Diakses pada tanggal Agustus 2013. Badan Pusat Statistik BPS DIY dan BAPPEDA DIY. 2010 Analisis Produk Domestik Bruto 2005-2009. Yogyakarta: Badan Pusat Statistik DIY dan BAPPEDA DIY. ________. 2011 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi DIY. Yogyakarta: Badan Pusat Statistik DIY. Badan Pusat Statistik BPS. 2011 Statistik Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Bussinessdicitonary. 2013 Competitiveness. http:www.businessdictionary.com Diakses pada tanggal Agustus 2013. Dinas Pariwisata DIY. 2011 Statistik Pariwisata. Yogyakarta: Dinas Pariwisata DIY. ________. 2012 Statistik Pariwisata. Yogyakarta: Dinas Pariwisata DIY. Getz, D. 2008 Event tourism: Definition, evolution, and research. Tourism Management, 29: 403–428. International Monetary Fund IMF. 2011 World Economic Outlook Database. Washington, DC: International Monetary Fund. April 2011. Kamusbesar. 2013 Deskripsi dari daya saing. http:www.kamusbesar.com Diakses pada tanggal Agustus 2013. Kompas. 2011 Promosi Wisata Yogyakarta Perlu ditingkatkan. Edisi 18 Juni 2011. Kompas. Kountur, R. 2003 Metode Penelitian Untuk Penelitian Skripsi dan Tesis. Cetakan 1. Jakarta: Penerbit PPM. Kuncoro, M. 2009 Metode Riset Untuk Bisnis Ekonomi: Bagaimana Meneliti Menulis Tesis? Cetakan 1, Edisi revisi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Leedy, P.D., and Ormrod, J.E. 2005 Practical Research: Planning and Design. 8th Edition. Singapore: Pearson Education Pte. Mandarin Centre. 2011 Asal-usul Festival Peh CunFestival Makan BakCang. http: www.mandarincentre.net. iakses pada tanggal Agustus 2013. O’Connor, R.A. 1995 Agriculture change and ethnic succession in Southeast Asian Studies: A case for regional anthropology. The Journal of Asian Studies, 54 4: 969. Porter. M. 2005 What is competitiveness? http:www.iese.eduenad Diakses pada tanggal Agustus 2013. Purwaningsih, E. 2006 Permainan tradisional anak: Salah satu khasanah budaya yang perlu dilestarikan. Jantra, 1 1: 44-50. Searle, M.S. and Jackson, E.L. 1985 Socioeconomic variations in perceived barriers to recreation participation among would-be participants. Leisure Sciences, 7: 227-249. Smith, V.L. 1989 Host and Guest: The Anthropology of Tourism. 2 nd ed.. Pennsylvania: University of Pennsylvania Press. Sunario, W. 2007 Perlu Manajemen Handal Untuk Tingkatkan Daya Saing Pariwisata Indonesia. Media Indonesia, 20 Desember 2007. Tõzsér, A. 2010. Competitive Tourism Destination: Developing a New Model of Tourism Competitiveness. Univerisity of Miskolc, Faculty of Economics. Unpublished PhD Dissertation. Tranggono, I. 2007 Menakar daya saing kebudayaan DIY. Makalah disampaikan pada acara Focus Group Discussion FGD yang diselenggarakan Di Bapeda DIY pada tanggal 10 Desember 2007. UNESCO. 2003 The Unesco hereby Proclaims Wayang Puppet Theatre – Indonesia as a Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. www.unesco.org. Diakses pada tanggal 21 Juli 2013. UNWTO. 2013 UNWTO Tourism Highlights, 2011 Edition. www.unwto.org. World Economic Forum WEF. 2013 Tourism Competitiveness. http:www.weforum.orgissuestravel- and-tourism-competitiveness. Diakses pada tanggal Agustus 2013.