38 ilmu pengetahuan, telah mendorong SRI untuk diterapkan dalam usahatani.
Secara umum, penggunaan pupuk organik dalam Sri telah mengurangi biaya bagi petani untuk pembelian pupuk anorganik, terutama dalam kondisi kenaikan harga
pupuk serta beberapa kasus kelangkaan pasokan. Penggunaan Mikroorganisme Lokal MOL sebagai pengganti pestisida telah banyak membantu mengurangi
penggunaan biaya untuk kegiatan PHT. Hal lain yang berkaitan dengan penggunaan bahan organik dari bahan
yang ada di sekitar petani adalah kenyataan bahwa bahan organik relatif masih cukup tersedia sehingga memungkinkan lingkungan ekologi menjadi terjaga dan
bersih. Prinsip dasar pengetahuan tentang kesehatan tanah, air dan lingkungan di sekitarnya yang diperoleh dari materi dan pengalaman pembelajaran SLPHT
sebelumnya, telah menuntun pada penerapan kearifan lokal masyarakat di lingkungan komunitas SRI. Penggunaan pupuk dan pestisida dari bahan-bahan
nabati tersebut juga diyakini oleh para petani komunitas SRI dapat menyebabkan tanah menjadi gembur serta pertumbuhan tanaman menjadi lebih bagus.
Penggunaan pupuk organik menjadikan tanah semakin sehat dan subur serta dapat meningkatkan hasil gabah.
4.3 Kondisi Aktual Penerapan SRI oleh Petani di Kabupaten
Tasikmalaya Teknik budidaya padi organik SRI berbeda dengan teknik budidaya padi
konvensional. Perbedaan ini sangat nyata dan mendasar yang membuat metode SRI tidak selaras dengan metode konvensional. Petani responden 80 persen
berpendapat bahwa metode SRI tidak selaras dengan metode konvensional. Ketidakselarasan dengan cara konvensional ini membuat metode SRI sulit untuk
diterima dan dilaksanakan petani meskipun metode SRI ini sangat rasional. Petani harus memahami dulu untuk melaksanakannya melalui pelatihan PET SRI.
Ketidakselarasan ini membuat metode SRI terkesan rumit. Petani responden 100 persen berpendapat bahwa pada awal pelaksanaan metode SRI
memang rumit, namun pada musim berikutnya sudah tidak rumit lagi karena telah terbiasa hanya perlu ketelatenan. Petani responden 100 persen berpendapat
bahwa metode SRI membutuhkan pengorbanan berupa ketelatenan dan kesabaran
39 dalam melaksanakannya, pengorbanan tersebut terbayar dengan produksi yang
tinggi. Berdasarkan penelitian ini apabila petani tersebut sudah benar-benar paham dan mengaplikasikannya sesuai dengan prinsip maka petani tersebut tidak
ingin kembali lagi ke metode konvensional. Teknik budidaya padi organik non- SRI tidak berbeda dengan padi non
organik konvensional, budidaya padi organik diberi masukan bahan kimia organik sedangkan budidaya padi non organik masukannya berupa bahan kimia non
organikAndoko, 2002. Teknik budidaya padi organik SRI berbeda dengan padi konvensional. Responden mengetahui bahwa ada cara-cara tertentu yang diajarkan
pada saat pelatihan PETSRI. Prinsip dasar SRI yang diberikan pada waktu pelatihan PET-SRI adalah:
1. Benih bernas, sehat dan bermutu; 2. Benih disemai di tanah : bahan organik = 1 : 1 dengan kondisi lembab
3. Benih ditanam umur muda 7-10 hari 4. Benih ditanam tunggal
5. Benih ditanam dangkal 6. Jarak tanam lebar minimal 25x25 cm
7. Menggunakan Mikro Organisme Lokal MOL 8. Pengairan macak-macak
9. Penyiangan sering 10. Menggunakan pupuk organik, dan
11. Menggunakan pestisida organik Namun aplikasi dilapangan ada sedikit perbedaan disesuaikan dengan
kondisi dan kemampuan petani. Pemaparan berikut adalah perbandingan antara teori padi organik SRI dengan aplikasinya oleh petani di lapangan.
4.3.1. Pemilihan Varietas dan Benih
Petani bebas memilih varietas yang akan ditanam dan tidak ada paksaan untuk menanam varietas-varietas tertentu. Musim tanam 20072008 petani
menanam varietas sintanur, ciherang dan IR-64. Petani cenderung menyukai IR- 64 dan Ciherang untuk dikonsumsi, sedangkan sintanur yang merupakan varietas