Terbangunnya Rantai Nilai Value Chain Padi SRI

82 Gambar 9. Saluran Pemasaran Padi yang Dianjurkan Untuk Pemasaran Padi Metode SRI di Kabupaten Tasikmalaya Pada saluran pemasaran ini, telah dibangun adanya saluran pasar khusus yang bisa berfungsi untuk memasarkan produk khas seperti beras organik. Petani secara bebas bisa bermain sebagai pelaku yang masuk langsung ke pasar dan bersaing di pasar. Keterlibatan petani dalam pasar harus menghadapi beberapa kendala yang sampai sekarang masih belum bisa terpenuhi, diantaranya kuantitas dan kontinuitas produksi mencukupi. Inti keterlibatan petani dalam pasar adalah untuk mendapatkan nilai tambah dari produk organik yang diproduksinya. Apabila kebutuhan petani dalam mendapatkan harga dan nilai tambah yang sesuai telah terpenuhi dengan adanya keterlibatan pelaku lain, maka keterlibatan petani sebagai pelaku pasar dalam rantai pasok tersebut tidak perlu dilakukan. Petani Pengumpul Bandar Penggilingan Skala Kecil Bandar Penggilingan Skala Besar GrosirDistributor Agen Kios Eceran Horeca Bulog 83

BAB VII DAMPAK SOSIAL

7.1 Perubahan Paradigma Petani

Kerusakan-kerusakan struktur tanah, polusi air, pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk dan pestisida berbahan dasar kimia saat ini telah menghasilkan produk-produk pertanian yang mengandung racun yang ternyata membahayakan bagi manusia yang menkonsumsi produk –produk pertanian tersebut. Kondisi tersebut telah mendorong konsumen untuk mencari alternatif pangan yang lebih sehat. Konsumen saat ini mulai mencari produk –produk organik karena menganggap bahwa produk-produk organik lebih aman untuk dikonsumsi dan menjadi solusi bagi konsumen di tengah produk-produk pertanian anorganik yang banyak terdapat di pasaran. Perubahan preferensi konsumen ini ternyata dapat mendorong perubahan dalam praktek-praktek usaha tani. Penggunaan bahan-bahan kimia pupuk dan pestisida dikurangi, kembali ke cara-cara tradisional yang menghargai potensi lokal, menempatkan petani sebagai subyek pertanian, mengelola usaha tani sesuai dengan budaya dan lingkungan setempat, serta mengupayakan perdagangan yang adil fair trade. Upaya-upaya perubahan pola pertanian anorganik kepada pertanian organik di Kabupaten Tasikmalaya telah ditandai oleh penerapan sistem SRI oleh petani. Secara umum petani saat ini telah memahami bahwa pertanian organik selain untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan kesadaran konsumen pada produk-produk organik, pertanian organik ini juga dapat menjaga kelestarian alam dalam jangka panjang. Petani telah memahami bahwa penggunaan pupuk anorganik telah menyebabkan agroekosistem menjadi rusak dan kemampuan tanah dalam mengembalikan kesuburannya. Saat ini tanah sangat tergantung kepada asupan pupuk kimia sehingga tanah akan menjadi semakin rusak pada masa yang akan datang. Petani padi di Kabupaten Tasikmalaya secara umum telah memahami bahwa selama ini paradigma petani yang menganggap lahannya sebagai mesin 84 produksi yang harus “digenjot” untuk menghasilkan tingkat produksi yang tinggi adalah suatu paradigma yang salah. Selama ini petani menganggap bahwa peningkatkan produksi pertanian berbanding lurus dengan peningkatan penggunaan pupuk dan obat-obatan. Implikasinya pengeluaran untuk kedua faktor produksi tersebut, khususnya pupuk,menjadi dominan dalam struktur biaya produksi. Pertanian padi di Kabupaten Tasikmalaya secara khusus dengan merujuk pada paradigma tersebut, implementasi kebijakan pembangunan pertanian telahmenampilkan pupuk dan obat-obatan sebagai faktor-faktor produksi utama. Dalam hal ini berlaku suatu anggapan kuat bahwa tingkat produksi padi terutama ditentukan olehtingkat penggunaan dosis dan komposisi pupuk dan obat-obatan. Khusus untukfaktor produksi pupuk, anggapan ini bahkan sempat membentuk suatu RumusPetani yang menggariskan bahwa harga gabah harus sebanding dengan hargapupuk. Hingga saat ini, salah satu keluhan utama petani padi adalah soal harga pupuk yang tinggi, dalam arti tidak sebanding dengan harga gabah. Petani padi di Kabupaten Tasikmalaya khususnya di Kecamatan manonjaya, Cisayong, Sukaraja, Tanjungjaya, dan Mangunreja secara umum telah menyadari bahwa pupuk kimia dan obat-obatan pertanian bukan lagi resep jitu untuk peningkatanproduktivitas, tetapi sebaliknya menjadi ancaman sinambung bagi produktivitas padi itu sendiri. Pupuk telah menjenuhkan struktur tanah sehingga tindakan pemupukanuntuk selanjutnya tidak menghasilkan dampak optimal, ditandai dengan gejalamenurunnya produktivitas lahan sawah. Obat-obatan pertanian, khususnya pestisida,secara periodik telah memicu lahirnya mutan- mutan hama dan virus tanaman padiyang resisten terhadap racun. Artinya, dengan kondisi seperti itu, pupuk dan obat-obatanpertanian tidak bisa lagi diklaim sebagai faktor produksi superior, yangmampu menaklukkan pembatas atau kendala alami dalam proses produksi. Dalamkenyataan, penggunaan pupuk dan obat-obatan telah masuk pada kondisi overintensifikasidan over-eksploitasi lahan sehingga justru bersifat counter-productive. Peningkatan produksi yang disebabkan oleh penggunaan pupuk dan obat- obatan anorganik ternyata selama ini lebih banyak menguntungkan petani yang

Dokumen yang terkait

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Pasca Peralihan Jenis Tanaman Dari Kopi ke Jeruk

15 138 127

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Luas Tanam Bawang Merah Di Kabupaten Dairi

3 48 108

Dampak Pembangunan Irigasi Terhadap Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah di Kabupaten Simalungun", studi kasus Desa Totap Majawa, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun

3 61 116

Perkembangan Teknologi Budidaya Padi Sawah Yang Diterapkan Petani Untuk 5 Tahun Terakhir SertaDampaknya Terhadap Sosial Ekonomi Petani di DesaLubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

1 50 146

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Padi Sawah Dalam Metode SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) (Studi kasus : Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

3 58 57

Dampak Pelaksanaan Kaderisasi Serikat Petani Indonesia (Spi) Basis Simpang Kopas Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Tani Di Desa Huta Padang Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan

0 39 191

TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati)

6 54 104

Telaah Sosial dan Ekonomi Petani Padi Organik

0 9 90

(ABSTRAK) TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati).

0 0 2

AGROINDUSTRIALISASI PADI SAWAH BERBASIS KEARIFAN LOKAL (KAJIAN ATAS BUDIDAYA PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA DAN KABUPATEN BANDUNG)

0 0 9