Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

49

4.3.9. Panen dan Pasca Panen

Proses pemanenan antara cara SRI dengan cara konvensional pada dasarnya sama yaitu ciri padi siap panen: 95 persen butir sudah menguning 33-36 hari setelah berbunga, bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau, kadar air gabah 21-26 persen, butir hijau rendah. Dengan penanaman dan pemeliharaan yang intensif, diharapkan produksi padi konvensional mencapai 7 tonha, saat ini hasil yang didapat hanya 4-5 tonha. Produktifitas padi organik SRI pada masa awal transisi mencapai 5 tonha, trend selanjutnya cenderung naik sampai 9-12 tonha atau sekitar 100 persen seperti yang terjadi di daerah Manonjaya dan Cisayong. Produksi lahan yang kecil bisa langsung diketahui hasilnya karena dipanen langsung, sedangkan untuk lahan yang luas dihitung melalui ubinan 2,5 m x 2,5 m dan tempatnya dipilih dengan metode tertentu secara statistik. Hasil rendemen padi SRI dan konvensional juga menunjukkan ada perbedaan yaitu masing-masing 65-70 persen untuk padi SRI dan 60-65 persen untuk padi konvensional. Dari segi teknis cara panen budidaya padi SRI dan konvensional hampir sama yaitu keringkan sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam atau ani-ani untuk memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat yang dialasi. Gambar 6. Kegiatan Panen Padi SRI Di Kecamatan Tanjungjaya Tasikmalaya 50 Pasca panen juga tidak ada perbedaan antara SRI dengan konvensional. Perontokan dilakukan setelah panen, dengan cara diinjak-injak, dihempas yang dilakukan dua kali di dua tempat terpisah, petani tidak ada yang menggunakan mesin perontok karena mereka tidak memilikinya. Bersihkan gabah dengan cara diayak. Jemur gabah selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai kadar airnya 14 persen. Secara tradisional padi dijemur di halaman, apabila cuaca panas 3 hari sampai digigit gabah tidak patah. Gabah dimasukkan ke dalam karung dan jauhkan dari beras karena dapat tertulari hama beras. Gabah siap dibawa ke tempat penggilingan beras huller. Dalam penanganan pasca panen sebagian besar petani baru mampu menangani sampai tahap pengeringan. Sebagian besar hasil budidaya padi SRI digunakan petani untuk konsumsi sendiri, bila ada sisa dari pemenuhan kebutuhan keluarganya baru dijual. Hal ini disebabkan rata-rata luas pengusahaan lahan garapan yang relatif kecil rata-rata di bawah 200 tumbak 0,28 ha Para petani yang menanam varietas Sintanur mereka menjual gabahnya kepada bandar, sedangkan untuk konsumsi mereka membeli beras Ciherang atau IR 64 untuk konsumsi keluarganya. Di tingkat pedagang pengumpul bandar, setelah gabah di giling menjadi beras lalu dikemas dalam kemasan kantong plastik berlabel dengan ukuran 2 - 5 Kg. Tabel 25. Perbedaan Budidaya Padi Organik SRI dengan Padi Konvensional Teknik Budidaya SRI Konvensional Pemilihan Varietas dan Benih -Varietas bebas -Seleksi benih dalam larutan air garam dengan ciri sampai telur mengambang, masukkan benih, benih yang baik adalah benih yang tenggelam. -Benih dimasukkan ke dalam karung goni dan direndam 1 malam di dalam air mengalir supaya perkecambahan benih bersamaan. -Kebutuhan benih 0,7-1 kg100 bata atau 5- 7 kgHa. - Varietas unggul - Syarat benih yang baik: a Tidak mengandung gabah hampa, potongan jerami, kerikil, tanah dan hama gudang. b Warna gabah sesuai aslinya dan cerah. c Bentuk gabah tidak berubah dan sesuai aslinya. d Daya perkecambahan 80. - Benih dimasukkan ke dalam karung goni dan direndam 1 malam di dalam air mengalir supaya perkecambahan benih bersamaan. - Kebutuhan benih 25-40 KgHa Pengolahan Tanah -Jerami padi bekas panen dijadikan bahan pupuk kompos untuk lahan -Tanah macak-macak dibajak dan digaru - Biasanya jerami bekas panen dibakar - Tanah macak-macak dibajak dan

Dokumen yang terkait

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Pasca Peralihan Jenis Tanaman Dari Kopi ke Jeruk

15 138 127

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Luas Tanam Bawang Merah Di Kabupaten Dairi

3 48 108

Dampak Pembangunan Irigasi Terhadap Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah di Kabupaten Simalungun", studi kasus Desa Totap Majawa, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun

3 61 116

Perkembangan Teknologi Budidaya Padi Sawah Yang Diterapkan Petani Untuk 5 Tahun Terakhir SertaDampaknya Terhadap Sosial Ekonomi Petani di DesaLubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

1 50 146

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Padi Sawah Dalam Metode SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) (Studi kasus : Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

3 58 57

Dampak Pelaksanaan Kaderisasi Serikat Petani Indonesia (Spi) Basis Simpang Kopas Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Tani Di Desa Huta Padang Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan

0 39 191

TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati)

6 54 104

Telaah Sosial dan Ekonomi Petani Padi Organik

0 9 90

(ABSTRAK) TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati).

0 0 2

AGROINDUSTRIALISASI PADI SAWAH BERBASIS KEARIFAN LOKAL (KAJIAN ATAS BUDIDAYA PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA DAN KABUPATEN BANDUNG)

0 0 9