Jumlah yang diterima dan yang Dijual
59 merupakan padi organik yang aman untuk dikonsumsi. Petani melihat bahwa hal
ini dapat memberikan keuntungan yang lebih baik. Namun saat ini petani melihat bahwa pasar padi konvesional dan padi SRI di Kabupaten Tasikmalaya
khususnya, masih belum dapat dibedakan. Rantai pasar padi organik SRI secara umum masih sama dengan rantai pasar padi konvensional, sehingga harga padi
SRI dan konvensional di Kabupaten Tasikmalaya saat ini tidak berbeda. Kondisi ini mendorong petani untuk selalu menyisihkan sebagian hasil
panennya untuk dikonsumsi sendiri, karena apabila petani harus membeli padi organik di pasar, harganya akan lebih tinggi daripada harga jual padi organik dari
petani. Sebagai perbandingan, saat ini petani menjual padi mereka sebesar Rp 2500
– Rp 3000 Kg, sedangkan harga beli beras organik adalah sebesar Rp 7000
– Rp 9000 Kg. Selain faktor harga, pendorong petani untuk menyisihkan hasil panen untuk dikonsumsi sendiri adalah adanya pemahaman petani bahwa
padi SRI yang mereka hasilkan lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi, sehingga mereka beranggapan bahwa alokasi padi untuk konsumsi sebesar 27,94 persen
tidak merugikan mereka. Walaupun demikian, sebagian besar hasil panen petani masih dialokasikan
untuk dijual, karena petani membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga modal untuk musim tanam berikutnya. Kesadaran petani
untuk menjual hasil panennya cukup besar karena mereka beranggapan bahwa padi SRI ini pada masa yang akan datang dapat semakin tinggi harganya,
didorong oleh adanya perubahan selera konsumen dan juga sistem pemasaran padi SRI yang khusus. Secara umum sistem pemasaran yang efisien sangat dibutuhkan
agar dapat meningkatkan nilai tambah dan surplus petani produsen maupun konsumen.