Strategi Pengembangan PROSPEK DAN STARTEGI PENGEMBANGAN
107 beras lainnya, sekalipun jumlah konsumennya masih terbatas. Hal ini diharapkan
dapat meningkatkan minat petani untuk menerapkan SRI. Untuk pengembangan SRI di Kabupaten Tasikmalaya diperlukan strategi
yang tepat sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal dan dapat dirasakan secara langsung baik oleh petani pada khususnya maupun masyarakat pada umumnya.
Adapun strategi pengembangan SRI di Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan kajian yang telah dilakukan di lapangan adalah sebagai berikut :
1. Mendorong pola kerjasama pembinaan yang dilakukan secara intensif dan berkesinambungan melalui kelembagaan informal seperti misalnya kelompok
tani; 2. Melakukan penyebaran SRI melalui alumni pelatihan SLPHT di setiap
Kecamatan sehingga penyebaran pola SRI dapat lebih cepat; 3. Menumbuhkan kelembagaan jasa tanam SRI serta jasa usaha pengolahan
sampah dan kompos menjadi pupuk organik; 4. Mengembangkan system informasi terpadu untuk mempermudah penyebaran
informasi tentang keberhasilan peningkatan produksi dan dan produktivitas dibandingkan dengan cara konvensional;
5. Pengembangan konsep integrasi ternak dan tanaman sehingga petani tidak akan kekurangan bahan baku pupuk organik;
6. Meningkatkan akses petani terhadapsumberdaya, modal, teknologi dan pasar; 7. Mendorong partisipasi aktif seluruh stakeholder;
8. Pemberdayaan petani dan masyarakat; 9. Pengembangan mekanisme sertifikasi padi yang mudah dimengerti oleh
petani. 10. pengembangan kelembagaan kelembagaan produksi dan penanganan
pascapanen, irigasi, koperasi, lumbung pangan desa, keuangan dan penyuluhan.
Pengembangan pertanian berwawasan lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya mempunyai sasaran untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat, pemberdayaan, kapasitas, kemandirian dan akses masyarakat pertanian dalam pembangunan berkelanjutan. Langkah-langkah yang
108 diperlukan adalah melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, efisiensi
pemanfaatan input serta pengembangan potensi sumberdaya lokal. Indikator tercapainya sasaran pengembangan pertanian padi SRI yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan antara lain dicirikan oleh: 1. Petani mampu akses langsung dengan teknologi spesifik di Kabupaten
Tasikmalaya yang diintroduksikan oleh berbagai pihak baik peneliti maupun instansi lainnya;
2. Tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok tani mandiri yang selalu menyuarakan konsep ramah lingkungan;
3. Aktivitas para petanikelompok tani berkelanjutan walaupun dengan binaan yang sangat minimal;
4. Para petani mengerti dan menyadari untuk berproduksi sehat dan berkualitas dengan standard yang telah ditetapkan untuk menjamin daya saing yang akan
berhadapan dengan perdagangan bebas; 5. Para petani mampu meningkatkan efisiensi pemanfaatan input dan
peningkatan produktivitas yang ramah lingkungan melalui kreativitas kelompok tani;
6. Meningkatnya produktivitas lahan serta menurunnya intensitas serangan OPT dan penyakit.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam suatu zona agroekologi lahan kering tertentu dapat diciptakan suatu aktivitas terpadu yang mampu menciptakan
suatu sistem holistic yang saling memberikan peningkatan nilai tambah. Pada lahan-lahan kering secara umum para petani telah memiliki ternak baik ternak
sapi, kambing, dan ayam serta mengelola usaha pertanian walaupun dalam skala kecil. Dalam kegiatan yang bersifat holistik maka ada langkah-langkah
operasional introduksi teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi dan partisipasi para petani. Dalam sistem ini maka terdapat beberapa
aspek penting dalam pelaksanaan yaitu : a meningkatkan produktivitas pada aspek peternakan, b meningkatkan produktivitas pada aspek tanaman, c
meningkatkan efisiensi inputansaprodi, d meningkatkan daya dukung tanah dan air, e serta secara simultan membenahi teknologi introduksi melalui berbagai
109 kajian-kajian kecil yang mampu mendukung aktivitas integrasi antara pertanian
dan peternakan. 8.3. Kebijakan
Kebijakan pengembangan padi SRI untuk menunjang keberhasilan penerapan agribisnis padi SRI di Kabupaten Tasikmalaya diarahkan pada:
1. Pengembangan kawasan agribisnis padi SRI yang dapat memberikan jaminan kehidupan yang lebih baik bagi petani;
2. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani melalui adopsi metode SRI dan penggunaan bibit unggul;
3. Memanfaatkan sumberdaya alam lokal dan berkelanjutan yang dapat mendukung ketahanan ekonomi dan pelestariannya dan lingkungan;
4. Memberdayakan petani, keluarga petani dan masyarakat pedesaan; 5. Mengembangkan kelembagaan dan kemitraan yang lebih amanah dalam
pengembangan agribisnis padi SRI; 6. Mengembangkan kemitraan dengan pihak swasta untuk membantu pemasaran
kepada pasar ritel modern maupun pasar ekspor; 7. Mengadakan fasilitasi, pelayanan, perlindungan bagi petani padi SRI dalam
rangka meningkatkan kemandirian. Kebijakan yang perlu diberikan kepada petani agar alih fungsi lahan tidak
kembali terjadi diantaranya adalah: 1. Pemberian insentif untuk mencegah fragmentasi lahan;
2. Penerapan secara konsisten peraturan tentang konversi lahan sawah produktif; 3. Kemudahan akses sumber modal bagi petani produsen;
4. Perluasan akses sumber informasi inovasi dan teknologi padi SRI bagi petani produsen;
5. Peningkatan pelayanan dan pengaturan penyuluhan pertanian; 6. Peningkatan akses terhadap informasi pasar padi organik melalui dukungan
terhadap infrastruktur pasar;
110 7. Peningkatan koordinasi antara Dinas Pertanian dengan Dinas PU dalam
pengelolaan infrastruktur irigasi bagi petani padi SRI; 8. Peningkatan kemampuan manajemen usaha agribisnis petani padi SRI.