Pemilihan Varietas dan Benih

40 aromatik menurut petani terlalu pulen, lengket dan wanginya tajam, sehingga mereka menanamnya hanya untuk memenuhi permintaan pasar. Kebutuhan untuk 0,14 hektarbiasanya memerlukan 0,7 kg-1 kg benih atau untuk satu hektar lahan diperlukan 7 kg-10 kg benih sedangkan padi konvensional 40 kg benih. Dengan demikian petani dapat menghemat benih sampai 30 kgha atau sampai dengan 75 persen. Benih diperoleh petani dengan beberapa cara diantaranya : 1 bantuan Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya yang didistribusikan melalui balai penyuluhan pertanian BPP di tiap kecamatan; 2 bibit dari hasil panen padi sebelumnya; atau 3 membeli dari tokopetani lain. Gambar 3. Proses Seleksi Benih Dalam Larutan Garam Petani yang tidak menerapkan metode SRI umumnya tidak melakukan seleksi mutu benih sebelum semai, namun petani yang menerapkan budidaya padi SRI melakukan seleksi benih dengan baik. Cara pemilihan benih yang baik tersebut adalah: Benih berlabel atau hasil pembenihan padi sendiri tingkat I, buatlah larutan garam dalam wadah dengan cara memasukkan butir telur dan larutan garam sampai telur tersebut mengambang dalam larutan air garam. Angkat telur dan masukkan benih ke dalam larutan garam sebentar. Benih yang baik adalah benih yang tenggelam dalam larutan garam tersebut sebaliknya benih yang tidak baik adalah benih yang melayang atau mengambang dalam larutan garam. Angkat segera benih yang tenggelam, basuh dengan air dan masukkan ke dalam karung goni dan direndam satu malam di dalam air mengalir supaya perkecambahan benih bersamaan. 41 Cara pemilihan benih tersebut telah sesuai dengan anjuran Departemen Pertanian dalam memilih benih yang baik, yaitu: a. Tidak mengandung gabah hampa, potongan jerami, kerikil, tanah dan hama gudang, b. Warna gabah sesuai aslinya dan cerah, c. Bentuk gabah tidak berubah dan sesuai aslinya, d. Daya perkecambahan 80 persen Pengujian yang aplikatif tersebut membuat petani mudah untuk memahami dan mempraktekan teori pemilihan benih yang baik.

4.3.2. Persemaian

Persemaian dikerjakan bersamaan dengan pengolahan lahan, sehingga pada saat benih sudah siap tanam, lahan pun sudah siap untuk ditanam. Persemaian dikerjakan dalam bakinampanpepitiagar memudahkan pengamatan, tidak memerlukan tempatyang luas dapat disimpan di halaman rumah dan mempercepat proses pemindahan bibit ke sawah sehingga benih tidak stres seperti cara konvensional. Benih yang sudah berkecambah ditanam di persemaian berupa wadah nampan atau pepiti dengan media tanam tanah dan bahan organik dengan perbandingan 1:1. Media tersebut diciprati air sampai lembab. Benih disebar merata tidak terlalu padat kemudian ditaburi tipis dengan tanah. Lama persemaian 7-10 hari. Petani yang tidak menerapkan metode SRI, persemaian dilakukan di sawah dengan luas persemaian mencapai 3-5 persen luas total sawah yang akan ditanami. Bidang persesmaian diolah dengan cara dibajak dan igaru, lalu dibuat bedengan sepanjan 5-6 meter levar 1-2 meterdan tinggi 20-25 cm. Sebelum penyemaian lahan diberi pupuk SP-36 sebanyak 10 grammeter persegi. Benih ditaburkan dengan kerapatan75 grammeter persegi. Penyemaian berlangsung selama 20-25 hari. 42

4.3.3. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah mulai dilakukan setelah panen. Jerami bekas panen tidak dibakar atau dibuang melainkan dikomposkan dengan cara dipotong kecil-kecil, dicampur dengan potongan batang pisang dan bisa ditambah dedak, kemudian diberi cairan Mikro Organisme Lokal MOL buatan sendiri untuk mempercepat proses pembusukan. MOL adalah ramuan dari bahan organik yang ada disekitar petani. Bahan- bahan MOL berbeda-beda tergantung adanya bahan dan tujuan dari pembuatannya. MOL bisa sebagai katalisator dalam pembusukan pupuk kompos dan sebagai pupuk organik cair. Bahan-bahan untuk campuran kompos tidak harus itu saja tetapi disesuaikan dengan bahan yang ada. Sambil menunggu proses pembuatan pupuk kompos selama dua minggu, tanah dibajak menggunakan kerbau atau traktor. Kerbau atau traktor tersebut disewa dari petani lain atau dari kelompok tani.Semua responden mengatakan bahwa pengolahan tanah dengan menggunakan kerbau hasilnya lebih baik dibanding menggunakan traktor, karena tanah akan dibolak-balik dan ukuran tanahnya tidak terlalu kecil, sedangkan menggunakan traktor ukurannya terlalu kecil atau hancur sehingga kalau kering akan keras. Benamkan pupuk organik yaitu pupuk kompos jerami, dll dan pupuk kandang 5-10 tonha. Air macak-macak supaya pupuk tidak hanyut. Pengolahan Tanah Kedua, yaitu tanah dicangkul halus atau digaru atau ditraktor, diratakandigarok, air tetap macak-macaktidak diairi, endapkan semalam kemudian digarit. Lahan siap untuk ditanam. Semua responden melaksanakan hal ini meskipun teknisnya sedikit berbeda-beda, yang terpenting sesuai dengan prinsip organik SRI. Pada saat pelatihan pun pemandu tidak dipaksa harus melakukan suatu hal tetapi dibebaskan dan dikondisikan untuk kreatif asal masih sesuai dengan prinsip-prinsipnya.

4.3.4. Penanaman

Penanaman dilakukan ketika umur benih 7-10 hari, ditanam tunggal dengan jarak tanam antara 30 x 30 cm sampai 35 x 35 cm. Kedalaman tanam 0,5- 1 cm dan ditanam tunggal per lubang tanam. Namun di lapangan banyak

Dokumen yang terkait

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Pasca Peralihan Jenis Tanaman Dari Kopi ke Jeruk

15 138 127

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Luas Tanam Bawang Merah Di Kabupaten Dairi

3 48 108

Dampak Pembangunan Irigasi Terhadap Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah di Kabupaten Simalungun", studi kasus Desa Totap Majawa, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun

3 61 116

Perkembangan Teknologi Budidaya Padi Sawah Yang Diterapkan Petani Untuk 5 Tahun Terakhir SertaDampaknya Terhadap Sosial Ekonomi Petani di DesaLubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

1 50 146

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Padi Sawah Dalam Metode SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) (Studi kasus : Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

3 58 57

Dampak Pelaksanaan Kaderisasi Serikat Petani Indonesia (Spi) Basis Simpang Kopas Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Tani Di Desa Huta Padang Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan

0 39 191

TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati)

6 54 104

Telaah Sosial dan Ekonomi Petani Padi Organik

0 9 90

(ABSTRAK) TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati).

0 0 2

AGROINDUSTRIALISASI PADI SAWAH BERBASIS KEARIFAN LOKAL (KAJIAN ATAS BUDIDAYA PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA DAN KABUPATEN BANDUNG)

0 0 9