Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan di Kabupaten Tasikmalaya

24 Tabel 10. Jenis Tanah di Kabupaten Tasikmalaya No. Jenis tanah Luas Ha 1. Alluvial Kelabu Kekuningan 5.529,16 2. Regosol Coklat Kelabu 1.445,35 3. Asosiasi Regosol Kelabu, Regosol Coklat Keabuan Dan Litosol 6.530,94 4. Asosiasi Regosol Coklat Dan Litosol 9.534,27 5. Asosiasi Glei Humus 5.201,34 6. Andosol Coklat Kekuningan 11.140,82 7. Asosiasi Andosol Coklat Dan Regosol Coklat 6.409,28 8. Rensina Litosol Dan Brown Forestsoil 60.628,84 9. Latosol Coklat Kekuning 7.410,51 10. Latosol Coklat Kekuning 3.164,70 11. Latosol Coklat Kemerahan 22.639,12 12. Asosiasi Podsolit Kuning Dan Regosol 74,43 13. Podosolit Merah Kekuningan, Podsolit Merah Kekuningan Dan Litosol 131.542,96 Jumlah 271.251,71 Sumber: BPS Kabupaten Tasikmalaya,2007 Terkait dengan kondisi geologi daeahnya, batuan yang terbentuk di wilayah Kabupaten Tasikmalaya termasuk dalam kategori batuan tua yaitu batuan tersier. Berkaitan dengan jenis batu tersebut, jenis tanahnya didominasi oleh mediteran, latosol, dan aluvial. Jenis tanah tersebut banyak ditemukan di sepanjang daerah aliran sungai. Persebaran jenis tanah tersaji pada Tabel 11. Tabel 11. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2006 No. Jenis Pengggunaan lahan Luas ha Prosentasi 1. Lahan pesawahan 49.658 18,52 2. Lahan pekarangan 16.543 6,17 3. Tegal 57.160 21,32 4. Perkebunan 27.276 10,17 5. Hutan rakyat 34.556 12,89 6. Hutan Negara 32.121 11,98 7. Kolam 4.101 1,53 8. Lainnya 46.675 17,41 Jumlah 268.090 100 Sumber : BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2007 25 Luas wilayah Kabupaten Tasikmalaya setelah terpisah dari Kota Tasikmalaya adalah 268.090 hektar, dengan sebagian besar lahannya merupakan tanah darat bukan sawah yaitu 218.432 ha 81,48 persen dan selebihnya 49.658 ha 18,52 persen merupakan tanah sawah sawah irigasi, maupun bukan irigasi. Jenis dan luas penggunaal lahan di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Padi Sawah di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2006 No. Keterangan Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 1. Luas tanam ha 106.790 114.410 120.861 125.078 98.456 2. Luas panenha 102.981 102.063 113.404 120.201 103.825 3. Produksi ha 516.141 503.642 592.196 648.740 574.468 4. Produktifitas kuha 50,12 49,35 52,22 53,97 55,34 Sumber : BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2007 Dari lahan sawah yang tersedia selama 5 tahun terakhir trend produktifitasnya cenderung meningkat sedangkan produksi padi cukup berfluktuasi. Hal ini memberikan suatu potensi bahwa produktifitas lahan sawah di Kabupaten Tasikmalaya memiliki peluang yang besar untuk terus ditingkatkan.

3.6. Karakteristik Responden Petani SRI dan Konvensional

Responden yang diambil di dalam penelitian ini sebanyak 60 orang petani yang terdiri dari 30 petani yang menerapkan SRI dan 30 petani yang tidak menerapkan SRI di dalam usahataninya. Jumlah responden yang diambil tersebut tersebar ke dalam lima Kecamatan, diantaranya Kecamatan Manonjaya, Kecamatan Cisayong, Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Mangunreja, dan Kecamatan Tanjungjaya. Karakterisitik umum responden yang diteliti dan dijelaskan dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan formal dan non formal, pengalaman berusahatani , luas lahan usahatani, pola tanam, status penguasaan lahan, motivasi 26 penerapan budidaya padi SRI, dan faktor penghambat dalam penerapan budidaya padi SRI. Usia berkaitan erat dengan kesehatan, kemampuan fisik petani dalam melakukan kegiatan usahataninya, dan pengalaman yang diperolehnya. Banyak petani yang mengungkapkan bahwa faktor usia sangat berpengaruh dalam melakukan kegiatan usahatani padi, terutama padi organikmetode SRI yang menurut mereka memerlukan usaha pengelolaanyang relatif lebih telaten apabila dibandingkan dengan usaha pengelolaan padi konvensional. Usia juga berkaitan erat dengan kemampuan petani dalam mengadopsi suatu inovasi baru, dimana dalam kajian ini metode padi SRI merupakan suatu inovasi baru yang merubah kebiasaan petani bertani secara konvensional menjadi bertani organik. Tabel 13. Distribusi Responden Petani Berdasarkan Usia No. Kelompok Usia Tahun Petani SRI Petani Konvensional Orang Presentase Orang Presentase 1. 24 – 36 4 13,33 3 10,00 2. 37 – 49 12 40,00 9 30,00 3. 50 – 62 12 40,00 13 43,33 4. 62 2 6,67 5 16,67 Jumlah 30 100 30 100 Umur petani secara umum di daerah penelitian bervariasi mulai dari 24 sampai 70 tahun. Jika mengacu pada batasan usia produktif menurut BPS, LembagaDemografi UI dan BKKBN yaitu dibawah 50 tahun, maka hampir separuh 46,67 persen petani termasuk kategori usia muda dan produktif. Secara empiris petani SRI yang berusia muda relatif lebih banyak daripada petani konvensional.

Dokumen yang terkait

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Pasca Peralihan Jenis Tanaman Dari Kopi ke Jeruk

15 138 127

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Luas Tanam Bawang Merah Di Kabupaten Dairi

3 48 108

Dampak Pembangunan Irigasi Terhadap Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah di Kabupaten Simalungun", studi kasus Desa Totap Majawa, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun

3 61 116

Perkembangan Teknologi Budidaya Padi Sawah Yang Diterapkan Petani Untuk 5 Tahun Terakhir SertaDampaknya Terhadap Sosial Ekonomi Petani di DesaLubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

1 50 146

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Padi Sawah Dalam Metode SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) (Studi kasus : Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

3 58 57

Dampak Pelaksanaan Kaderisasi Serikat Petani Indonesia (Spi) Basis Simpang Kopas Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Tani Di Desa Huta Padang Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan

0 39 191

TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati)

6 54 104

Telaah Sosial dan Ekonomi Petani Padi Organik

0 9 90

(ABSTRAK) TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati).

0 0 2

AGROINDUSTRIALISASI PADI SAWAH BERBASIS KEARIFAN LOKAL (KAJIAN ATAS BUDIDAYA PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA DAN KABUPATEN BANDUNG)

0 0 9