Panen dan Pasca Panen

50 Pasca panen juga tidak ada perbedaan antara SRI dengan konvensional. Perontokan dilakukan setelah panen, dengan cara diinjak-injak, dihempas yang dilakukan dua kali di dua tempat terpisah, petani tidak ada yang menggunakan mesin perontok karena mereka tidak memilikinya. Bersihkan gabah dengan cara diayak. Jemur gabah selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai kadar airnya 14 persen. Secara tradisional padi dijemur di halaman, apabila cuaca panas 3 hari sampai digigit gabah tidak patah. Gabah dimasukkan ke dalam karung dan jauhkan dari beras karena dapat tertulari hama beras. Gabah siap dibawa ke tempat penggilingan beras huller. Dalam penanganan pasca panen sebagian besar petani baru mampu menangani sampai tahap pengeringan. Sebagian besar hasil budidaya padi SRI digunakan petani untuk konsumsi sendiri, bila ada sisa dari pemenuhan kebutuhan keluarganya baru dijual. Hal ini disebabkan rata-rata luas pengusahaan lahan garapan yang relatif kecil rata-rata di bawah 200 tumbak 0,28 ha Para petani yang menanam varietas Sintanur mereka menjual gabahnya kepada bandar, sedangkan untuk konsumsi mereka membeli beras Ciherang atau IR 64 untuk konsumsi keluarganya. Di tingkat pedagang pengumpul bandar, setelah gabah di giling menjadi beras lalu dikemas dalam kemasan kantong plastik berlabel dengan ukuran 2 - 5 Kg. Tabel 25. Perbedaan Budidaya Padi Organik SRI dengan Padi Konvensional Teknik Budidaya SRI Konvensional Pemilihan Varietas dan Benih -Varietas bebas -Seleksi benih dalam larutan air garam dengan ciri sampai telur mengambang, masukkan benih, benih yang baik adalah benih yang tenggelam. -Benih dimasukkan ke dalam karung goni dan direndam 1 malam di dalam air mengalir supaya perkecambahan benih bersamaan. -Kebutuhan benih 0,7-1 kg100 bata atau 5- 7 kgHa. - Varietas unggul - Syarat benih yang baik: a Tidak mengandung gabah hampa, potongan jerami, kerikil, tanah dan hama gudang. b Warna gabah sesuai aslinya dan cerah. c Bentuk gabah tidak berubah dan sesuai aslinya. d Daya perkecambahan 80. - Benih dimasukkan ke dalam karung goni dan direndam 1 malam di dalam air mengalir supaya perkecambahan benih bersamaan. - Kebutuhan benih 25-40 KgHa Pengolahan Tanah -Jerami padi bekas panen dijadikan bahan pupuk kompos untuk lahan -Tanah macak-macak dibajak dan digaru - Biasanya jerami bekas panen dibakar - Tanah macak-macak dibajak dan 51 Teknik Budidaya SRI Konvensional -Bajak sawah untuk membalik tanah dan memasukkan pupuk organik pupuk kompos pupuk kandang sebanyak 5-10 tonHa. -Pembajakan pertama dilakukan pada awal musim tanam dan dibiarkan 2-3 hari lalu dilakukan pembajakan ke dua dan ketiga 3-5 hari menjelang tanam. digaru - Bajak sawah untuk membalik tanah dan memasukkan bahan organik yang ada di permukaan. Pembajakan pertama dilakukan pada awal musim tanam dan dibiarkan 2-3 hari lalu dilakukan pembajakan ke dua dan ketiga 3-5 hari menjelang tanam. - Ratakan permukaan tanah sawah, dan hancurkan gumpalan tanah dengan cara menggaru. Permukaan tanah yang rata dapat dilihat permukaan air di dalam petak sawah yang merata. Persemaian -Media campuran tanah dan Bahan Organik dgn perbandingan 1 : 1 dalam keadaan basah. -Benih ditebar tidak terlalu rapat dalam bakinampanpepiti -Benih ditutup tipis dengan tanah -Lama persemaian 7-10 hari -Kebutuhan pepiti 1 Ha sktr 420-490 buah. - Luas lahan persemaian 3-5 luas sawah, dibajak dan digaru kemudian dibuat bedengan sepanjang 500-600 cm, lebar 120 cm dan tinggi 20 cm. Sebelum penyemaian, taburi pupuk urea dan SP-36 masing-masing 10 grammeter persegi. Benih disemai dengan kerapatan 75 grammeter persegi. - Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 5 cm. Semprotkan pestisida pada hari ke 7 dan taburi pupuk urea 10 grammeter persegi pada hari ke 10. - Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 20-25 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit. Penanaman - Tanam dangkal 0,5-1 cm - Tanam tunggal - Jarak tanam lebar 25x25 cm sampai 30x30 cm - teknis penanaman benih sulaman dengan cara menyertakan tanah di sekitar benih sekitar segengam tangan - Bibit ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 25 x 25 cm, 22 x 22 cm atau 30 x 20 cm tergantung pada varitas padi, kesuburan tanah dan musim. Padi dengan jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih lebar. Pada tanah subur jarak tanam lebih lebar. Jarak tanam di daerah pegunungan lebih rapat karena bibit tumbuh lebih lambat. 2-3 batang bibit ditanam pada kedalaman 3-4 cm. - teknis penanaman benih sulaman secara langsung dicabut tanpa menyertakan tanah di sekitarnya 52 Teknik Budidaya SRI Konvensional Penyiangan Sanitasi Sama, tidak ada perbedaan Sama, tidak ada perbedaan Pengairan - Air macak-macak, tidak digenangi, air mengalir disaluran air - Di tengah dan pinggir sawah dibuat saluran air - 1-3 hst air macak-macak - 4-10 hst diairi tipis 1-2 cm - 11-14 hst dikeringkan - 15-24 hst diairi tipis 1-2 cm - 25-28 hst dikeringkan - 29-38 hst diairi tipis 1-2 cm - 39-42 hst dikeringkan - 43-52 hst diairi tipis 1-2 cm - 52-55 hst dikeringkan - 56-85 hst diairi tipis 1-2 cm -10 hari sebelum panen di keringkan - 1-3 hst dipupuk urea tidak diairi - 4-14 hst diairi 2 cm - 15-20 hst diairi 2,5 cm - Dikeringkan 6 hari dipupuk urea II - 30-50 hst digenangi 2,5-5 cm kemudian dikeringkan 5 hr dipupuk urea III - Umur 55 hr berbunga, digenangi 5-10 cm - 8 hr sebelum panen dikeringkan - tidak terdapat parit di sekeliling pematang sawah dan di tengah sawah Pemupukan Pupuk dari bahan organik yang telah dikomposkan, dapat berupa: - Pupuk hijauan dari tumbuhan - Pupuk dari kotoran hewan -Mikro Organisme Lokal MOL bisa sebagai pupuk langsung, katalis pupuk, maupun sebagai pestisida -Kebutuhan ideal pupuk organik sebanyak 7-10 tonHa ditambah jerami sisa panen - Pupuk TSP sebelum tanam sebar rata dan benam, dosis 100 kgHa - Pupuk urea 200 kgha diberikan 3x 13 bagian waktu tanam, 13 bagian waktu 21 hst, 13 bagian saat primordia=36-95 hst - KCl diberikan umur 21 hst, dosis 50 kgha - Pada waktu pemupukan air distop, keadaan tanah macak-macak - Pupuk kandang 5 tonha diberikan ke dalam tanah dua minggu sebelum tanam pada waktu pembajakan tanah sawah. Pupuk anorganik yang dianjurkan Urea=300 kgha, TSP=75-175 kgha dan KCl=50 kgha. Pengendalian Hama dan Penyakit -Memelihara musuh alami seperti laba-laba - Membuat saluran air - Menyiangi rumput liar - Membuat MOL untuk pestisida organik, . - frekuensi penyingan 4 Xmusim tanam - Penggunaan varietas unggul tahan hama penyakit - Pupuk sesuai anjuran - Menanam seragam dan serempak - Penggunaan insektisida dan fungisida - frekuensi penyiangan 2Xmusim tanam Panen dan pasca panen Sama, tidak ada perbedaan Sama, tidak ada perbedaan Bila dibandingkan dengan teknik SRI yang ada di literatur SRI internasional yang berasal dari Madagaskar, teknik budidaya SRI yang disosialisakan melalui SL PET- SRI di Tasikmalaya berkembang menjadi teknik budidaya padi organik murni karena telah ditambah dengan pemahaman ekologi tanah yang komprehensif sehingga benar-benar tidak memakai bahan kimia non 53 organik. Berbeda dengan SRI di literatur Madagaskar, Cina, Malaysia, dan NTB yang masih mentolerir penggunaan pupuk kimia non organik walau dalam jumlah yang relatif sedikit, sedangkan untuk teknik budidayanya relatif sama. Namun dalam praktek pelaksanaannya masih banyak petani yang belum menerapkan teknik budidaya padi SRI sepenuhnya, karena masih ditemukan petani yang menggunakan benih lebih dari satu biji perlubang tanam dan masih digunakannya cmpuran pupuk dan pestisida kimiawi.

4.4. Kendala Teknis, Sosial Ekonomi dan Pengembangan Pelaksanaan

Budidaya Padi SRI Penerapan sebuah metode budidaya paditidak pernah terlepas dari kendala yang mungkin dan atau akan dihadapi oleh petani.Hasil wawancara dengan petani menunjukkan bahwa sebagian petani belum dapat menerapkan secara ideal pedoman pelaksanaan budidaya padi SRI seperti yang disampaikan saat SL PET- SRI. Beberapa hal yang menjadi kendala dapat dilihat dari aspek teknis sosial dan ekonomi.

4.4.1. Kendala Teknis

a. Intensitas Pemeliharaan lebih tinggi dan tingkat penerapan teknologi rumit Sistem budidaya padi SRI di pandang lebih rumit oleh sebagian petani dan memerlukan perhatian yang lebih intensif seperti memelihara bayi, harus telaten, sabar dan intensif terutama pada tahap awal. Pengelolaan pada tahap awal ini bukan hanya menguras tenaga, perhatian dan biaya, namun juga waktu. Petani harus mengeluarkan tenaga waktu dan biaya yang lebih besar terutama untuk tenaga kerja. Teknis pemupukan dan pemeliharaan tanaman paling banyak dirasakan cukup merepotkan petani baik dalam tenaga dan waktu harus benar- benar tercurah sehingga petani kehilangan kesempatan untuk bekerja mencari pendapatan dari luar usahatani padi. b. Keterbatasan dalam pengadaan kotoran hewan Kohe Sulitnya pengadaan kohe terutama bagi petani yang tidak memiliki ternak. Idealnya kotoran hewan harus disediakan sendiri terintegrasinya pertanian dan peternakan. Sebenarnya kehati-hatian dalam penggunaan pupuk organik juga 54 perlu diperhatikan, penggunaan kohe yang berlebihan dapat menyebabkan tanah sangat subur, longsor pada lahan kering dan merangsang pertumbuhan OPT. Bahan baku pembuatan kompos sebenarnya bisa saja terbuat dari bahan baku yang berasal dari tumbuhan saja, namun hal ini membuat petani kurang puas dan kurang yakin dengan kualitas komposnya sehingga petani tetap mengusahakan pengadaan kotoran hewan sebagai salah satu bahan pembuatan kompos tersebut. Sebagian petani sudah mengusahakan adanya peternakan domba sendiri kotoran domba dianggap sebagai kotoran yang lebih baik untuk bahan kompos untuk pemenuhan kebutuhan kotoran hewan dalam pembuatan kompos. Upaya ini belum bisa dilakukan oleh petani seluruhnya karena membutuhkan modal yang besar untuk pengadaan ternak domba. Secara keseluruhan, pembuatan kompos masih dilakukan secara manual sehingga kompos yang dihasilkan sangat sedikit.Adanya bantuan mesin pencacah kompos merupakan upaya berguna yang dirasakan petani dalam proses pembuatan kompos. Namun tidak seluruh proses dilakukan dengan mekanisasi sehingga tetap ada keterbatasan dan hasil yang diperoleh pun masih sedikit. c. Tenaga Kerja yang digunakan untuk proses pembuatan pupuk organik sangat banyak sehingga membutuhkan biaya produksi yang lebih tinggi. Karena ada proses pembuatan, maka akan dibutuhkan tenaga kerja yang akan mengerjalan proses tersebut. Dengan begitu, ada biaya produksi yang harus dikeluarkan meskipun biaya produksi tersebut sangat kecil. Hal ini tetap menjadi kendala bagi petani dalam pengadaan pupuk organik tersebut. 4.4.2.Kendala Sosial a. Belum meratanya penerapan SRI di dalam suatu wilayah garapan Penerapan padi metode SRI di Kabupaten Tasikmalaya dilakukan secara bertahap sehingga masih ada petani dalam satu kawasan hamparan yang masih menggunakan padi metode konvensional, bahkan di beberapa wilayah seorang petani didalam pengelolaan lahan garapannya menerapkan dua metode penanaman SRI dan konvensional. Kondisi ini baik secara langsung maupun

Dokumen yang terkait

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Pasca Peralihan Jenis Tanaman Dari Kopi ke Jeruk

15 138 127

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Luas Tanam Bawang Merah Di Kabupaten Dairi

3 48 108

Dampak Pembangunan Irigasi Terhadap Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah di Kabupaten Simalungun", studi kasus Desa Totap Majawa, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun

3 61 116

Perkembangan Teknologi Budidaya Padi Sawah Yang Diterapkan Petani Untuk 5 Tahun Terakhir SertaDampaknya Terhadap Sosial Ekonomi Petani di DesaLubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

1 50 146

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Padi Sawah Dalam Metode SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) (Studi kasus : Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

3 58 57

Dampak Pelaksanaan Kaderisasi Serikat Petani Indonesia (Spi) Basis Simpang Kopas Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Tani Di Desa Huta Padang Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan

0 39 191

TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati)

6 54 104

Telaah Sosial dan Ekonomi Petani Padi Organik

0 9 90

(ABSTRAK) TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati).

0 0 2

AGROINDUSTRIALISASI PADI SAWAH BERBASIS KEARIFAN LOKAL (KAJIAN ATAS BUDIDAYA PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA DAN KABUPATEN BANDUNG)

0 0 9