Persemaian Kondisi Aktual Penerapan SRI oleh Petani di Kabupaten

42

4.3.3. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah mulai dilakukan setelah panen. Jerami bekas panen tidak dibakar atau dibuang melainkan dikomposkan dengan cara dipotong kecil-kecil, dicampur dengan potongan batang pisang dan bisa ditambah dedak, kemudian diberi cairan Mikro Organisme Lokal MOL buatan sendiri untuk mempercepat proses pembusukan. MOL adalah ramuan dari bahan organik yang ada disekitar petani. Bahan- bahan MOL berbeda-beda tergantung adanya bahan dan tujuan dari pembuatannya. MOL bisa sebagai katalisator dalam pembusukan pupuk kompos dan sebagai pupuk organik cair. Bahan-bahan untuk campuran kompos tidak harus itu saja tetapi disesuaikan dengan bahan yang ada. Sambil menunggu proses pembuatan pupuk kompos selama dua minggu, tanah dibajak menggunakan kerbau atau traktor. Kerbau atau traktor tersebut disewa dari petani lain atau dari kelompok tani.Semua responden mengatakan bahwa pengolahan tanah dengan menggunakan kerbau hasilnya lebih baik dibanding menggunakan traktor, karena tanah akan dibolak-balik dan ukuran tanahnya tidak terlalu kecil, sedangkan menggunakan traktor ukurannya terlalu kecil atau hancur sehingga kalau kering akan keras. Benamkan pupuk organik yaitu pupuk kompos jerami, dll dan pupuk kandang 5-10 tonha. Air macak-macak supaya pupuk tidak hanyut. Pengolahan Tanah Kedua, yaitu tanah dicangkul halus atau digaru atau ditraktor, diratakandigarok, air tetap macak-macaktidak diairi, endapkan semalam kemudian digarit. Lahan siap untuk ditanam. Semua responden melaksanakan hal ini meskipun teknisnya sedikit berbeda-beda, yang terpenting sesuai dengan prinsip organik SRI. Pada saat pelatihan pun pemandu tidak dipaksa harus melakukan suatu hal tetapi dibebaskan dan dikondisikan untuk kreatif asal masih sesuai dengan prinsip-prinsipnya.

4.3.4. Penanaman

Penanaman dilakukan ketika umur benih 7-10 hari, ditanam tunggal dengan jarak tanam antara 30 x 30 cm sampai 35 x 35 cm. Kedalaman tanam 0,5- 1 cm dan ditanam tunggal per lubang tanam. Namun di lapangan banyak 43 ditemukan petani yang masih ragu menanam satu benih per lubang tanam sehingga menanam dua sampai tiga benih per lubang tanam dengan alasan untuk cadangan pada saat penyulaman. Petani yang menanam tunggal biasanya adalah petani yang sudah mantap merepakna metode budidaya padi SRI dan biasanya adalah tokoh tanikontak tani di dalam kelompok taninya.dimana mereka sudah yakin betul hatinya untuk menerapkan metode SRI ssecara penuh adopter . Namun pada masa peralihan hal ini tidak menjadi masalah karena biasanya pemandu pelatihan juga mempersilakan kepada petani yang masih khawatir untuk menanam lebih dari satu benihper lubang tanam. Gambar 4. Foto Metode Penanaman SRI Pemikiran budidaya padi SRI adalah apabila benih ditanam banyak maka benih tersebut akan bersaing satu sama lain dalam penyerapan nutrisi, oksigen dan sinar matahari. Benih ditanam dangkal dan perakaran horizontal seperti hurup L,bila ditanam ke dalam akar akan tekuk keatas maka benih memerlukan energi yang besar dalam memulai pertumbuhan kembali, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya ruas akar baru yang tumbuh dari batang dekat permukaan tanah karena akar pertamanya mati. Adapun dasar pemikiran ditanam dengan usia 7-10 hari adalah ketika benih masih mempunyai cadangan makanannya sendiri kitri, sehingga ketika kitri tersebut habis akar telah siap untuk menyerap nutrisi dari tanah karena telah

Dokumen yang terkait

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Pasca Peralihan Jenis Tanaman Dari Kopi ke Jeruk

15 138 127

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Luas Tanam Bawang Merah Di Kabupaten Dairi

3 48 108

Dampak Pembangunan Irigasi Terhadap Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah di Kabupaten Simalungun", studi kasus Desa Totap Majawa, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun

3 61 116

Perkembangan Teknologi Budidaya Padi Sawah Yang Diterapkan Petani Untuk 5 Tahun Terakhir SertaDampaknya Terhadap Sosial Ekonomi Petani di DesaLubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

1 50 146

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Padi Sawah Dalam Metode SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) (Studi kasus : Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

3 58 57

Dampak Pelaksanaan Kaderisasi Serikat Petani Indonesia (Spi) Basis Simpang Kopas Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Tani Di Desa Huta Padang Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan

0 39 191

TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati)

6 54 104

Telaah Sosial dan Ekonomi Petani Padi Organik

0 9 90

(ABSTRAK) TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati).

0 0 2

AGROINDUSTRIALISASI PADI SAWAH BERBASIS KEARIFAN LOKAL (KAJIAN ATAS BUDIDAYA PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA DAN KABUPATEN BANDUNG)

0 0 9