Pengaturan Air Kondisi Aktual Penerapan SRI oleh Petani di Kabupaten

46 organik rata-rata 40-50 cm, sedangkan lahan non organik 20-30 cm apabila diinjak terasa lebih keras. Oleh karena itu pada kondisi musim kering lahan sawah yang menerapkan metdoe SRI lebih tahan kekeringan , terlihat dari tanaman padi yang tumbuh diatasnya masih tetap segar tidak kering, daunnya kelihatan lebih hijau. Sementara padi yang di tanam secara budidaya konvensional terlihat mengering. Gambar 5. Foto Lahan Sawah Macak-Macak Dengan Saluran Air Ditengahnya Berbeda dengan budidaya padi SRI, teknis pengaturan air pada buddaya padi konvensional tidak membuat saluran air parit di pinggir dan tengah sawah. Pngaturan airnya adalah usia 30-50 hst sawah digenangi air dengan kedalaman 3- 5cm, kemudian dikeringkan 5 hari menjelang saat pemupukanselanjutnya saat padi berbungga umur 55 hst kembali digenangi air setinggi 5 cm dan 8 dari menjelang panen lahan sawah dikeringkan lagi.

4.3.7. Pemupukan

Aturan pemupukan budidaya padi SRI hanya dilakukan menggunakan pupuk organik yang berasal dari bahan organik seperti hijauan jerami, batang pisang, rerumputan, kotoran hewan kohe –kotoran sapi, kambing, kelinci, ayam, dan kerbau – yang telah dikomposkan dahulu atau pupuk organik cair yang diproduksi sendiri melalui proses permentasi dan pengolahan mikro organisme lokal MOL. 47 Pupuk dasar diberikan pada saat pengolahan tanah pertama berupa pupuk kandang dengan anjuran sebanyak 7-10 tonha dan pupuk kompos jerami sisa panen sebelumnya. Jumlah jerami rata-rata dua kali lipat jumlah padi, apabila hasil padi 1 ton, maka jeraminya 2 ton. Namun pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan petani. Menurut petani 1 ton jerami sama dengan 60 kg urea. Responden memberikan pupuk kandang disamping pupuk kompos jerami adalah sebanyak 4 –7 tonha. Pupuk kandang berupa pupuk dari kotoran ayam atau kotoran domba, biasanya kotoran hewan tersebut dikomposkan dan setelah matang dihaluskan agar cepat terserap oleh akar padi. Selain diambil kotorannya ternak bisa juga diambil air kencingnya urine. Pemupukan kedua pada umumnya dilakukan petani dengan menggunakan pupuk cair organik yang pada umumnya dibuat sendiri melalui proses permentasi

Dokumen yang terkait

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Pasca Peralihan Jenis Tanaman Dari Kopi ke Jeruk

15 138 127

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Luas Tanam Bawang Merah Di Kabupaten Dairi

3 48 108

Dampak Pembangunan Irigasi Terhadap Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah di Kabupaten Simalungun", studi kasus Desa Totap Majawa, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun

3 61 116

Perkembangan Teknologi Budidaya Padi Sawah Yang Diterapkan Petani Untuk 5 Tahun Terakhir SertaDampaknya Terhadap Sosial Ekonomi Petani di DesaLubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

1 50 146

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Padi Sawah Dalam Metode SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) (Studi kasus : Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

3 58 57

Dampak Pelaksanaan Kaderisasi Serikat Petani Indonesia (Spi) Basis Simpang Kopas Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Tani Di Desa Huta Padang Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan

0 39 191

TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati)

6 54 104

Telaah Sosial dan Ekonomi Petani Padi Organik

0 9 90

(ABSTRAK) TEMPAT HIBURAN KARAOKE DI KABUPATEN PATI (Kajian Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Kabupaten Pati).

0 0 2

AGROINDUSTRIALISASI PADI SAWAH BERBASIS KEARIFAN LOKAL (KAJIAN ATAS BUDIDAYA PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA DAN KABUPATEN BANDUNG)

0 0 9