Penyediaan Pupuk dan Pestisida Organik
77 Kondisi di Kabupaten Tasikmalaya saat ini dimana terdapat salah satu
bahan pembuat pupuk organik yaitu kotoran hewan sulit diperoleh. Kotoran hewan ini sangat langka keberadaannya karena sedikitnya mesyarakat yang
beternak domba atau ayam, sedangkan petani merasa bahwa pembuatan pupuk organik tidak akan maksimal apabila tidak menggunakan kotoran hewan sebagai
salah satu bahan campurannya. Penyediaan kotoran hewan sebenarnya bisa dilakukan dengan mendatangkan kotoran hewan tersebut dari luar daerah, namun
dibutuhkan biaya yang sangat mahal. Melihat kondisi tersebut, upaya yang memungkinkan untuk dilakukan yaitu dengan memberikan penerangan dan
pendampingan kepada petani dalam pembuatan pupuk organik bahwa tidak dengan kotoran hewan pun, pembuatan pupuk organik bisa berhasil dengan
menggunakan sampah daun-daunan. Upaya lain yang perlu dikembangkan yaitu menganjurkan setiap petani untuk beternak domba atau ayam sehingga kotoran
hewan yang dihasilkannya bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik. Begitu juga untuk pembuatan pestida organik yang prosesnya dilakukan
dengan memanfaatkan tanaman yang berada di lingkungan petani yang berkhasiat sebagai racun buat hama dan penyakit tanaman padi. Hal yang harus terus
dikembangkan yaitu pendampingan petani dalam menerapkan metode dan teknik pembuatan pestisida organik yang lebih maju.
Baik pembuatan pupuk organik atau pestisida organik, masing-masing membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit jumlahnya, apalagi perkembangan
jumlah petani yang beralih metode usahatani padi dari konvensional ke SRI yang semakin meningkat sehingga kebutuhan tenaga kerja untuk pembuatan pupuk dan
pestisida organik terus meningkat. Pekerjaan pembuatan pupuk dan pestisida organik merupakan peluang untuk menambah penghasilan, baik bagi petani
sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Bagi petani, penggunaan pupuk dan pestisida organik selain mengurangi biaya produksi pembelian pupuk dan
pestisida kimia, curahan waktu kerja yang digunakan pada pembuatan pupuk dan pestisida organik tentu merupakan kerja tambahan yang juga menambah
penghasilan apabila waktu kerjanya dikonversi dengan uang. Hanya saja petani tidak melakukan perhitungan tersebut secara langsung. Petani hanya menghitung
78 besarnya perolehan total penerimaan dari aktivitas penjualan hasil panennya. Bagi
masyarakat, peluangnya akan dirasakan secara langsung dimana terdapatnya kesempatan kerja sebagai pembuat pupuk dan pestisida organik dari petani yang
mempekerjakannya. Peluang lain di masa mendatang perlu dibangun pabrik pembuatan pupuk dan pestisida organik sebagai respon terhadap permintaan
pupuk dan pestisida organik untuk usahatani padi metode SRI yang terus meningkat, maka peluang kerja bagi masyarakat terbuka lebih luas lagi.