45 menggunakan alat bantu lalandak dan gulma yang sudah di dicabut dimasukan
dalam tanah dengan tujuan sebagai bahan pupuk organik.
4.3.6. Pengaturan Air
Pada prinsipnya pengaturan air metode SRI adalah pengaturan pemberian air padalahan sedemikain rupa sehingga kapan kondisi air di lahan cukup macak-
macak, kapan haru digenangi air dan kapan harus dikeringkan. Pada usia 1-3 hari setelah tanam hst keadaan air harus macak-macak. Usia 4-10 hst diari air secara
tipis 2-3 cm, pada usia 11-14 hst dikeringkan, usia 15-24 hst kembali diairi tipis 2-3 cm, 25-28 hst lahan dideringkan dan seterusnya pada saat tanaman padi
berbunga lahan kembali diairi hingga buah masak susu, lalu lahan dikeringkan lagi hingga menjelang panen. Dengan pengeringan , maka pertumbuhan tinggi
batang padi akan tertekanb karena pengisapan nitrogen terbatasi. Akibatnya tangkai batang padi akan besar, keasdan kuat sehingga memiliki daya tahan yang
baik terhadap serangan hama dan penyakit tanaman, tiupan angin, terpaan hujan deras dan yang terpenting penyimpanan pati akan menjadi lebih aktif.
Dibandingkan dengan metode konvenisional metode SRI dapat menghemat penggunaan air nirigasi mencapai 95-98 persen saat persemaian dan 23- 46 persen
pada saat pemeliharaan. Lahan sawah dibuat saluran air di tengah dan pinggirnya, air mengalir
disaluran air, debit air cukup setengahnya dari pengairan padi konvensional. Ada pula petani yang mengairi sawahnya menggunakan sistem 2 hari digenangi air
selanjutnya 8 hari kering Kegunaannya adalah agar tidak diserang hama seperti gaang, keong mas dan lain-lain.
Keuntungan yang langsung dirasakan adalah dapat menghemat air dan secara sosial tidak terjadi lagi saling berebut air antar petani. Selain itu lahan
sawah yang sudah terbiasa menerapkan budidaya padi SRI tanahnya banyak mengandung bahan organik sehingga penyerapan dan kemampuan mengikat
airnya baik. Hal ini dapat dibuktikan apabila tanah diinjak akan merembes dan lapisan humus lebih tebal dibanding yang konvensional.Kedalaman sawah
46 organik rata-rata 40-50 cm, sedangkan lahan non organik 20-30 cm apabila
diinjak terasa lebih keras. Oleh karena itu pada kondisi musim kering lahan sawah yang menerapkan metdoe SRI lebih tahan kekeringan , terlihat dari tanaman padi
yang tumbuh diatasnya masih tetap segar tidak kering, daunnya kelihatan lebih hijau. Sementara padi yang di tanam secara budidaya konvensional terlihat
mengering.
Gambar 5. Foto Lahan Sawah Macak-Macak Dengan Saluran Air Ditengahnya Berbeda dengan budidaya padi SRI, teknis pengaturan air pada buddaya
padi konvensional tidak membuat saluran air parit di pinggir dan tengah sawah. Pngaturan airnya adalah usia 30-50 hst sawah digenangi air dengan kedalaman 3-
5cm, kemudian dikeringkan 5 hari menjelang saat pemupukanselanjutnya saat padi berbungga umur 55 hst kembali digenangi air setinggi 5 cm dan 8 dari
menjelang panen lahan sawah dikeringkan lagi.
4.3.7. Pemupukan
Aturan pemupukan budidaya padi SRI hanya dilakukan menggunakan pupuk organik yang berasal dari bahan organik seperti hijauan jerami, batang
pisang, rerumputan, kotoran hewan kohe –kotoran sapi, kambing, kelinci,
ayam, dan kerbau – yang telah dikomposkan dahulu atau pupuk organik cair yang
diproduksi sendiri melalui proses permentasi dan pengolahan mikro organisme lokal MOL.