Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN

2. Perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan dikembangkan melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai dari perangkat yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan juga meliputi perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan. 3. Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa ahli. Apabila yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran, maka pada langkah ini juga sudah dikembangkan bahan pembelajaran, buku pegangan, dan alat evaluasinya. 4. Uji coba lapangan awal merupakan pengujian tahap awal yang dilakukan untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk. Hal ini dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang dikembangkan. 5. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan proses perbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji coba lapangan awal. Revisi tersebut menjadi bentuk produk yang siap diujikan lebih lanjut. 6. Uji coba lapangan dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah, antara 5-10 sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat yang dikembangkan. 7. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan untuk melakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat penyempurnaan yang selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya. 8. Uji pelaksanaan lapangan yang melibatkan lebih banyak sekolah antara 10-30 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200 anak. Uji coba ini dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes, kuesioner, dan wawancara. Selanjutnya, ketiga data tersebut dianalisis sebagai saran dalam penyempurnaan tahap akhir. 9. Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji coba pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya dapat diproduksi secara massal yang menjadi prototipe produk akhir. 10. Diseminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membuat laporan hasil penelitian dari produk yang dikembangkan berdasarkan tahapan pengembangan. Selain itu, peneliti juga membuat artikel yang selanjutnya dapat dipublikasikan menjadi jurnal ilmiah. Peneliti juga dapat bekerjasama dengan penerbit untuk memproduksi dan memasarkan secara luas. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan mengadopsi dan memodifikasi langkah penelitian dari Sugiyono 2014 serta Borg dan Gall 1983. Karena waktu yang relatif singkat, penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas dan prototipe alat peraga yang telah divalidasi. Prosedur penelitian yang dimodifikasi hanya terdiri dari lima langkah, yaitu potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Penelitian tersebut dimulai dengan mengidentifikasi masalah dan menganalisis kebutuhan siswa dan guru pada tahap potensi masalah. Selanjutnya, pada tahap perencaan penelitian merancang beberapa instrumen berupa tes dan kuesioner yang digunakan pada saat penelitian. Peneliti kemudian mengembangkan dan membuat produk berdasarkan karakteristik 5 alat peraga pada tahap pengembangan desain. Selanjutnya, produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli pada tahap validasi produk sebelum digunakan pada tahap uji coba terbatas.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dikembangkan mengadopsi model Sugiyono 2014 dan sepuluh langkah penelitian menurut Borg dan Gall 1983. Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi lima langkah, yaitu potensi masalah perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Tahap penelitian dan pengembangan terkait lima langkah tersebut tersaji dalam bagan berikut. Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan TAHAP KELIMA Uji Coba Terbatas Pretest Uji coba terbatas Prototipe Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori Analisis II Posttest Revisi Produk TAHAP PERTAMA Potensi Masalah TAHAP KEEMPAT Validasi Produk TAHAP KETIGA Pengembangan Desain TAHAP KEDUA Perencanaan Konsep Desain Alat Peraga Desain Album Alat Peraga Pengumpulan Bahan Pembuatan Alat Peraga dan Album Validasi Ahli Bahasa Validasi Ahli Matematika Validasi Guru SD Setara Revisi Uji Keterbacaan Siswa Penyebaran Kuesioner Revisi Analisis Kebutuhan Wawancara Identifikasi Permasalahan Observasi Analisis Kebutuhan Analisis Karakteristik Alat Peraga Montessori Analisis Karakteristik Siswa Pembuatan Kuesioner Analisis Kebutuhan Instrumen Tes Kuesioner Uji Keterbacaan Soal oleh Siswa Revisi Uji Empiris Uji Keterbacaan instrumen oleh Siswa Revisi Instrumen siap digunakan Uji Validasi Ahli Matematika Uji Validasi Guru SD Setara Uji Validasi Ahli Bahasa Uji Validasi Guru SD Setara Revisi Revisi Validasi oleh Ahli Pembelajaran Matematika Montessori Validasi oleh Ahli Pembelajaran Matematika Validasi oleh Ahli Pembelajaran Montessori Analisis I Validasi Alat Peraga Validasi oleh Guru Kelas

1. Potensi Masalah

Tahap I peneliti memulai dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada pada pembelajaran matematika di kelas II melalui wawancara dan observasi. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, kedua instrumen tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran matematika, ahli bahasa, dan guru SD setara. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas II, dan 5 orang siswa. Garis besar wawancara dapat dilihat tabel 3.5-3.7 halaman 80-81. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi terkait dengan kegiatan pembelajaran matematika di kelas II. Selanjutnya, hasil dari wawancara dan observasi dianalisis terkait dengan karakteristik siswa, penggunaan dan ketersediaan alat peraga, dan kesulitan belajar terkait dengan pembelajaran matematika. Analisis terkait dengan karakteristik siswa dan selanjutnya menjadi bahan pembuatan kuesioner kebutuhan. Selain itu, peneliti juga menambahkan karakteristik alat peraga Montessori dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. Selanjutnya, kuesioner tersebut divalidasi oleh ahli bahasa, matematika, dan guru SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan kuesioner sebelum digunakan. Hasil dari validasi ahli digunakan sebagai bahan perbaikan berdasarkan saran atau masukan yang telah diberikan. Setelah itu, peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner kepada siswa SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan pada kuesioner analisis kebutuhan. Peneliti selanjutnya melakukan revisi berdasarkan hasil uji keterbacaan. Selanjutnya, kuesioner analisis kebutuhan siap digunakan dan disebarkan di SD penelitian.