Pengembangan Desain Validasi Produk
Responden pada kuesioner analisis kebutuhan ini adalah semua siswa kelas II dan guru kelas bawah di SD BOPKRI Gondolayu. Hasil kuesioner tersebut digunakan
sebagai pertimbangan dalam merancang produk pengembangan alat peraga matematika. Selain itu, kuesioner tersebut juga dirancang berdasarkan 5
karakteristik alat peraga yang dikembangkan. Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru yang disajikan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa dan Guru Kelas II
Indikator Deskriptor
Nomor Item
Auto-education
1.
Penggunaan alat peraga matematika
2.
Belajar secara mandiri 1 dan 2
Kontekstual
1.
Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar.
7 dan 8 Menarik
1. Memiliki warna
3 dan 4 Bergradasi
1. Dapat digunakan untuk lebih dari satu
kompetensi 2.
Berat alat peraga 5 dan 6
Auto-correction
1.
Membantu menemukan kesalahan sendiri
2.
Membantu menemukan jawaban yang benar
9 dan 10
Kisi-kisi tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dan siswa. Contoh kuesioner analisis kebutuhan untuk guru
dapat dilihat pada lampiran halaman [12], sedangkan contoh kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dapat dilihat pada lampiran halaman [26]. Lima indikator
tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi 10 pertanyaan. Pertanyaan tersebut selanjutnya disusun menjadi kuesioner analisis kebutuhan.
Instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dan siswa tersebut telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli bahasa, pembelajaran matematika, dan
guru SD setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas konstruk. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono 2014:176
yang menyatakan bahwa instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap perlu diuji melalui validitas konstruk construct validity. Validitas konstruk
berkaitan dengan suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen Widoyoko, 2014:175.
Dalam proses validasi, beberapa ahli tersebut memberikan penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4, yaitu 1 sangat tidak baik, 2 tidak baik, 3 baik,
dan 4 sangat tidak baik. Dari hasil penilaian tersebut akan diperoleh rerata hasil yang menunjukkan valid atau tidaknya instrumen. Berikut merupakan tabel
kategorisasi skor rerata hasil berdasarkan hasil validasi ahli. Tabel 3.2 Kategorisasi Skor Rerata Hasil berdasarkan Hasil Validasi Ahli
Skor Bobot
Interval Skor Kategori
4 Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan. 3,25 X ≤ 4,00
Sangat Baik 3
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan.
2,50 X ≤ 3,25 Baik
2 Keseluruhan instrumen kurang layak
digunakan. 1,75 X ≤ 2,50
Kurang 1
Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan.
1,00 ≤ X ≤ 1,75 Sangat Kurang
Berdasarkan tabel tersebut, instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50 atau pada rentang skor 3 kategori baik yang berarti
keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka
instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid.