Pengertian Pembelajaran Belajar dan Pembelajaran

peraga, meja, kursi dan sebagainya yang disesuaikan dengan ukuran siswa. Hal tersebut dilakukan agar semua siswa dapat bergerak secara produktif dan cerdas. Pembelajaran menurut Montessori berasal dari kebebasan siswa untuk memilih kegiatan secara mandiri. Hal ini berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan di kelas konvensional Gutek, 2013:75-77. Oleh karena itu, persiapan lingkungan merupakan hal penting yang perlu dilakukan oleh guru sehingga siswa dapat mendapatkan lingkungan yang tepat untuk belajar

2. Metode Montessori

Uraian tentang metode Montessori membahas beberapa hal antara lain sejarah Montessori dan prinsip pendidikan dengan metode Montessori.

a. Sejarah Montessori

Maria Montessori adalah salah satu tokoh yang mengembangkan suatu sistem pendidikan yang berfokus dengan anak usia dini Morrison, 2012:67. Maria Montessori adalah seorang wanita yang lahir di Chiaravalle, Italia Utara pada tahun 1870. Montessori lahir dari keluarga yang berada dan memiliki pendidikan yang tinggi. Ayahnya, Alessandro Montessori adalah seorang yang konservatif, yang memegang nilai-nilai tradisional tentang peran wanita, sedangkan ibunya, Renilde Stoppani, adalah sosok yang mendampingi dan mendorong Montessori dalam mencapai cita-citanya. Montessori lahir pada saat Italia masih mengalami keterbelakangan karena tingkat buta huruf yang cukup besar. Keadaan ini membuat orang tua Montessori memutuskan untuk pindah ke Roma demi memberikan pendidikan yang lebih baik bagi Montessori Magini, 2013:7-11. Seperti anak-anak pada umumnya, Montessori menempuh pendidikan yang dimulai dari Sekolah Dasar di Via di San Nicol ὸ. Sejak Sekolah Dasar, Montessori mulai memiliki ketertarikan terhadap ilmu matematika. Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar, Montessori melanjutkan sekolah jurusan teknik di Regia Scuola Tecnica Michelangelo Buonarroti pada tahun ajaran 1882 1883. Pada tahun 1886 sampai 1889, Montessori melanjutkan di akademi kejuruan teknik dengan mengambil jurusan Ilmu Fisika dan Matematika. Setelah menyelesaikan pendidikan di akademi, Montessori menempuh kuliah di Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas La Sapienza Roma paada tahun 1890. Namun, pada tahun 1892, Montessori beralih ke Fakultas Kedokteran dan menyelesailan studinya Magini, 2013:13-14. Selama menempuh perkuliahan di universitas, Montessori juga menjalankan penelitian di klinik psikiatri sebagai asisten dokter. Hal ini membuat Montessori tertarik pada anak- anak yang mempunyai „kelemahan‟ dalam berpikir atau feeble- minded children. Ketertarikan ini membuat Montessori mulai membaca beberapa penelitian yang juga meneliti mengenai anak-anak yang feeble-minded children Magini, 2013:7-11. Beberapa ahli yang tulisannya dipelajari oleh Montessori adalah Jean Itard, Edward Seguin, dan dua orang dokter dan psikolog yang berasal dari Perancis. Itard melakukan eksperimen tentang “anak liar”. Menurut Itard, anak-anak mengalami tahap perkembangan dengan melibatkan beberapa aktivitas yang sesuai dengan periode usia tertentu. Akan tetapi, anak yang mengalami gangguan fisik dan mental akan mengalami kehilangan potensi dari tahap perkembangan yang menganggu pertumbuhannya Gutek, 2013:10-11. Edward Seguin melakukan penelitian lebih lanjut dari teori Itard dengan mencetuskan “pedagogia ortofrencia” yaitu pendidikan bagi anak tunagrahita. Menurut Seguin, cacat mental adalah akibat dari kelemahan sistem saraf yang berdampak pada tidak berfungsinya saraf sebagai semestinya. Hal tersebut membuat Seguin melakukan pendekatan mekanis untuk melatih otot-otot tubuh dan sensorial melalui latihan hidup sehari-hari Magini, 2013:26. Berdasarkan kedua penelitian di atas, Montessori mengembangkan dua prinsip dalam pendekatannya yaitu 1 keterbelakangan mental membutuhkan suatu jenis pendidikan khusus dan tidak hanya melalui penanganan medis dan 2 jenis pendidikan khusus tersebut dilakukan dengan menggunakan bahan dan alat peraga pembelajaran Gutek, 2013:12. Berbagai hal yang dipelajari Montessori dari Itard dan Seguin membuatnya tertarik menjadi direktur penanganan anak atas tawaran Insinyur Edorado Talamo, seorang penanggung jawab proyek pengelolaan lingkungan San Lorenzo. Saat itu Montessori membuat keputusan untuk membuat tempat penampungan anak-anak miskin yang ditinggal orang tuanya untuk bekerja yang dikenal dengan nama Casa dei Bambini C hildren’s houses. Tawaran ini dimaksudkan Talamo agar anak-anak mendapat sebuah kegiatan dan tidak menjadi liar. Melalui Casa dei Bambini inilah Montessori menerapkan metode hasil eksperimennya yang sudah dimodifikasi dan uji coba di sekolah anak-anak tunagrahita Magini, 2013:45-48. Maria Montessori terus menerus mengembangkan beberapa sekolah berdasarkan metode penelitiannya. Montessori mulai menjalankan perannya sebagai pendidik. Lingkungan sekolah diciptakan selayaknya lingkungan rumah