Kuesioner Analisis Kebutuhan Kuesioner

mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas konstruk. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono 2014:176 yang menyatakan bahwa instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap perlu diuji melalui validitas konstruk construct validity. Validitas konstruk berkaitan dengan suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen Widoyoko, 2014:175. Dalam proses validasi, beberapa ahli tersebut memberikan penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4, yaitu 1 sangat tidak baik, 2 tidak baik, 3 baik, dan 4 sangat tidak baik. Dari hasil penilaian tersebut akan diperoleh rerata hasil yang menunjukkan valid atau tidaknya instrumen. Berikut merupakan tabel kategorisasi skor rerata hasil berdasarkan hasil validasi ahli. Tabel 3.2 Kategorisasi Skor Rerata Hasil berdasarkan Hasil Validasi Ahli Skor Bobot Interval Skor Kategori 4 Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan. 3,25 X ≤ 4,00 Sangat Baik 3 Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. 2,50 X ≤ 3,25 Baik 2 Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan. 1,75 X ≤ 2,50 Kurang 1 Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan. 1,00 ≤ X ≤ 1,75 Sangat Kurang Berdasarkan tabel tersebut, instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50 atau pada rentang skor 3 kategori baik yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid. Hasil validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk guru mendapatkan rerata hasil sebesar 3,62 lihat tabel 4.21 halaman 124. Jika dibandingkan dengan tabel 3.2 halaman 74, rerata skor yang diperoleh menunjukkan bahwa instrumen tersebut valid karena rerata skor yang diperoleh lebih besar dari 2,50. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kuesioner analisis kebutuhan untuk guru layak digunakan dengan kategori “sangat baik”. Sebaliknya, hasil validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa juga mendapatkan rerata hasil sebesar 3,4 lihat tabel 4.22 halaman 125. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa layak digunakan dengan kategori “sangat baik”. Oleh karena itu, kedua instrumen dinyakatakan valid dan layak digunakan tanpa perbaikan. Setelah diuji dengan menggunakan validitas konstruk, peneliti melakukan uji keterbacaan untuk kuesioner analisis kebutuhan siswa. Uji keterbacaan instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman bahasa terhadap instrumen yang digunakan Haladyna, dkk, 2002:326. Uji ini dapat dilakukan kepada beberapa responden. Responden diharapkan dapat mengkritisi pemahaman terhadap pernyataan yang telah dibuat dan memberikan rekomendasi untuk mengembangkan instrumen Gall, dkk, 2007:236-237. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, peneliti melakukan uji keterbacaan kepada sekelompok siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan. Instrumen yang digunakan untuk uji keterbacaan dapat dilihat pada lampiran halaman [39]. Hasil uji keterbacaan tersebut memperoleh rerata hasil sebesar 3,66 tabel 4.23 halaman 126. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 99, rerata hasil tersebut termasuk dalam kategori sangat baik sehingga instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa layak digunakan tanpa perbaikan.

b. Kuesioner Validasi Produk untuk Pakar Ahli

Penyusunan kuesioner validasi produk didasarkan pada 5 indikator karasteristik alat peraga yang digunakan dalam pengembangan produk. Karakteristik tersebut antara lain menarik, bergradasi, auto-correction, auto- education, dan kontekstual. Kuesioner ini diisi oleh ahli pembelajaran Montessori, ahli matematika Montessori, dan guru kelas II sesudah peneliti melakukan presentasi alat peraga yang dikembangkan. Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner validasi produk yang disajikan dalam tabel 3.3. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli Indikator Deskriptor Nomor Item Auto- education 1. Membantu siswa memahami konsep matematika. 2. Siswa belajar secara mandiri 1,2 Auto- correction 1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri. 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar. 7,8 Menarik 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa. 2. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar. 3,4 Bergradasi 1. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar yang berbeda. 2. Memiliki berat yang sesuai dengan siswa. 5,6 Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar. 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar. 9,10 Kisi-kisi tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi kuesioner validasi produk yang digunakan oleh ahli. Lima indikator tersebut dikembangkan menjadi 10 pertanyaan. Pertanyaan tersebut digunakan sebagai pengendali kesesuaian pengembangan berdasarkan 5 karakteristik alat peraga. Contoh kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada lampiran halaman [115]. Sebelum digunakan, instrumen kuesioner validasi produk untuk pakar ahli telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli bahasa dan guru SD setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Seperti pada instrumen kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk untuk pakar ahli juga diuji validitas konstruknya. Dalam proses validasi, beberapa ahli tersebut memberikan penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4, yaitu 1 sangat tidak baik, 2 tidak baik, 3 baik, dan 4 sangat tidak baik. Dari hasil penilaian tersebut akan diperoleh rerata hasil yang menunjukkan valid atau tidaknya instrumen. Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50 atau pada rentang skor 3 kategori baik yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh lebih besar dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid. Kategorisasi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 halaman 74. Hasil validasi instrumen kuesioner validasi produk untuk ahli pakar mendapatkan rerata hasil sebesar 3,83 lihat tabel 4.43 halaman 158. Jika dibandingkan dengan tabel 3.2 halaman 74, rerata skor yang diperoleh menunjukkan bahwa instrumen tersebut valid karena rerata skor yang diperoleh lebih besar dari 2,50. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kuesioner validasi produk untuk ahli pakar layak digunakan dengan kategori “sangat baik”. Oleh karena itu, instrumen layak digunakan tanpa perbaikan.

c. Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas

Kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas disusun berdasarkan 5 karakteristik alat peraga seperti menarik, bergradasi, auto-correction, auto- education, dan kontekstual. Kuesioner ini diisi oleh siswa kelas II, setelah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas. Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner validasi produk yang disajikan dalam tabel 3.4. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa Indikator Deskriptor Nomor Item Auto- education 1. Membantu siswa memahami konsep matematika. 2. Siswa belajar secara mandiri 1,2 Auto- correction 1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri. 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar. 7,8 Menarik 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa. 2. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar. 3,4 Bergradasi 1. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar yang berbeda. 2. Memiliki berat yang sesuai dengan siswa. 5,6 Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar. 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar. 9,10 Kisi-kisi tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi kuesioner validasi produk yang digunakan oleh siswa. Lima indikator tersebut dikembangkan menjadi 10 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan digunakan sebagai pengendali kesesuaian pengembangan berdasarkan 5 karakteristik alat peraga. Instrumen kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas untuk siswa telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli bahasa dan guru SD setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Seperti pada pengujian validitas instrumen kuesioner sebelumnya, kuesioner validasi produk untuk siswa juga diuji validitas