Wawancara Kepala Sekolah Wawancara Guru Kelas II
mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen Widoyoko, 2014:175. Oleh karena itu, pedoman wawancara tersebut diuji
dengan menggunakan validitas konstruk. Dari hasil validasi konstruk tersebut akan diperoleh rerata skor. Rerata skor
tersebut kemudian dikonversikan ke dalam skala empat dengan acuan dari Widoyoko 2014:144 yang tersaji pada tabel 3.11 halaman 99. Selanjutnya dari
rerata tersebut juga dapat menunjukkan valid atau tidaknya instrumen kuesioner yang akan digunakan. Kategorisasi rerata skor instrumen tersebut dapat terlihat
pada tabel 3.2 halaman 74. Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50 atau pada rentang skor 3 kategori baik yang berarti
keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh kecil dari 2,50, maka instrumen
tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan pengujian validasi konstruk yang telah dilakukan didapatkan
rerata hasil sebesar 3,29 lihat tabel 4.1 halaman 104 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Sama seperti dengan validasi yang telah dilakukan pada
kuesioner, rerata hasil tersebut menunjukkan valid atau tidaknya instrumen. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 99, rerata skor yang diperoleh
menunjukkan bahwa instrumen tersebut valid karena rerata skor yang diperoleh lebih besar dari 2,50. Oleh karena itu, instrumen pedoman wawancara dapat
digunakan tanpa perbaikan.