Penelitian tentang Alat Peraga Matematika

saat menggunakan alat peraga di kelas eksperimen jelas berbeda dari kelas kontrol. Siswa yang berada di kelas eksperimen mempunyai rata-rata yang lebih tinggi, yaitu 13,32 dan kelas kontrol hanya mempunyai rata-rata 11,83. Selain itu, guru yang menggunakan alat peraga saat mengajar matematika lebih dapat melihat kinerja anak dan lebih efektif dalam memfasilitasi siswa saat belajar. Berdasarkan beberapa studi literatur tentang metode Montessori dan alat peraga matematika, peneliti mencoba menawarkan penelitian yang mengembangkan alat peraga tentang penjumlahan dan pengurangan dengan menggunaka metode Montessori. Kerangka relevansi penelitian ini dapat dilihat pada literature map yang dijabarkan pada bagan sebagai berikut. Secara ringkas kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat literature map dalam bagan dibawah ini. Bagan 2.2 Literature map dari penelitian-penelitian yang relevan Metode Montessori Wahyuningsih 2011 Pengaruh model pendidikan Montessori terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Jati Asih 03 Bekasi Mario Montessori 1961 Penelitian tentang kontribusi Montessori pada penanaman konsep Matematika. Darmawaty 2012 Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan kantong bilangan pelajaran Matematika kelas II SDN 07 Sebalo Yang diteliti: Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori Lillard dan Else-Quest 2006 Perbandingan sekolah Montessori dan sekolah tradisional dari Milwaukee, Wisconsin Alat Peraga Matematika Al-Absi Nofal 2010 Penggunaan alat peraga manipulatif matematika bagi siswa tingkat pertama Sekolah Dasar SD. 58

C. Kerangka Berpikir

Metode pembelajaran Montessori sangat menekankan pada kemandirian anak dalam lingkungan belajar yang sudah dikondisikan sedemikian rupa dengan memberi ruang pada anak untuk mengembangkan berbagai kemampuannya. Prinsip-prinsip pembelajaran Montessori menekankan pada kebebasan anak untuk memilih aktivitas yang akan dikerjakan, kemerdekaan anak dalam memilih sendiri apa yang mau dipelajari, memperhatikan minat masing-masing siswa tanpa ada penyamaan, memperhatikan motivasi intrinsik sehingga tidak ada hadiah maupun hukuman, tetap memperhatikan sosialisasi siswa dengan adanya kerja kelompok, memperhatikan konteks pembelajaran, memperhatikan posisi guru dalam komunikasi dengan siswa yang lebih kepada pembimbingan, dan pentingnya keteraturan dan konsistensi lingkungan belajar. Alat peraga Montessori dapat menjawab kebutuhan yang ada bagi siswanya sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya. Seperti halnya jika siswa ingin belajar mengenai perkalian, siswa dapat menggunakan alat peraga Montessori yaitu manik-manik, checkerboard, dan lain sebagainya. Melalui empat ciri dari alat peraga Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-education, dan auto- correction. Oleh karena itu, Peneliti mengembangkan alat peraga Montessori menggunakan warna yang menarik, mengaktifkan penglihatan, rangsang, dan pendengaran dalam alat peraga, membantu siswa dalam membangun konsep matematika secara mandiri, dan mempunyai pengendali kesalahan. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti terdapat permasalahan dalam pembelajaran matematika di SD. Materi pembelajaran 59 matematika di Sekolah Dasar dianggap terlalu abstrak bagi siswa. Minimnya ketersediaan alat peraga dan rendahnya kemampuan siswa dalam materi penjumlahan dan pengurangan di Sekolah Dasar. Belum adanya inovasi alat peraga yang mampu membantu penyampaian materi penjumlahan dan pengurangan di Sekolah Dasar menjadi salah satu penyebab adanya masalah tersebut. Oleh karena itu, penggunaan alat peraga dengan menggunakan metode Montessori dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 60

BAB III METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau sering disebut research and development. Menurut Sukmadinata 2007:164, penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk lama. Senada dengan pengertian di atas, Sugiyono 2014:407 juga berpendapat bahwa research and development adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengembangkanmenghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan suatu produk. Tidak berbeda dengan kedua pendapat di atas, Gall, Gall, dan Borg 2007:589 berpendapat bahwa penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk merancang produk atau prosedur baru, yang diuji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi hingga diperoleh kriteria spesifik meliputi efektivitas, kualitas, atau standar yang sejenis. Berdasarkan tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk merancang,