c. Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas
Kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas disusun berdasarkan 5 karakteristik alat peraga seperti menarik, bergradasi, auto-correction, auto-
education, dan kontekstual. Kuesioner ini diisi oleh siswa kelas II, setelah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas. Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner
validasi produk yang disajikan dalam tabel 3.4. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa
Indikator Deskriptor
Nomor Item
Auto- education
1. Membantu siswa memahami konsep matematika.
2. Siswa belajar secara mandiri
1,2 Auto-
correction 1.
Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri. 2.
Membantu siswa menemukan jawaban yang benar. 7,8
Menarik 1.
Memiliki warna yang menarik bagi siswa. 2.
Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar. 3,4
Bergradasi 1. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar
yang berbeda. 2.
Memiliki berat yang sesuai dengan siswa. 5,6
Kontekstual 1.
Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar. 2.
Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar. 9,10
Kisi-kisi tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi kuesioner validasi produk yang digunakan oleh siswa. Lima indikator tersebut dikembangkan
menjadi 10 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan digunakan sebagai pengendali kesesuaian pengembangan berdasarkan 5 karakteristik alat peraga.
Instrumen kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas untuk siswa telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli bahasa dan guru SD setara. Instrumen
tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Seperti pada pengujian validitas instrumen kuesioner
sebelumnya, kuesioner validasi produk untuk siswa juga diuji validitas
konstruknya. Hasil validasi instrumen kuesioner validasi produk untuk siswa mendapatkan rerata hasil sebesar 3,9 lihat tabel 4.44 halaman 158. Selain itu,
jika dibandingkan dengan tabel 3.2 halaman 74, rerata skor yang diperoleh menunjukkan bahwa instrumen tersebut valid karena rerata skor yang diperoleh
lebih besar dari 2,50. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kuesioner validasi produk untuk siswa layak digunakan dengan kategori “sangat baik” lihat
kategorisasi pada tabel 3.2 halaman 74. Oleh karena itu, instrumen tersebut layak digunakan tanpa perbaikan.
Setelah diuji dengan menggunakan validitas konstruk, peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner validasi produk untuk siswa. Uji keterbacaan instrumen
dilakukan kepada sekelompok siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan. Instrumen yang digunakan untuk uji keterbacaan dapat dilihat pada lampiran halaman131.
Rerata hasil yang didapatkan dari uji keterbacaan mencapai 3,4 lihat tabel 4.45 halaman 159. Rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik sehingga
instrumen tersebut layak digunakan tanpa perbaikan.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk menganalisis kebutuhan alat peraga matematika dari beberapa narasumber, antara lain 5 siswa
kelas II, guru kelas II, dan kepala sekolah SD BOPKRI Gondolayu. Adapun kisi- kisi wawancara untuk beberapa narasumber tersebut dapat terlihat pada tabel
berikut.
a. Wawancara Kepala Sekolah
Kegiatan pengumpulan data melalui wawancara salah satunya dilakukan kepada Kepala SD BOPKRI Gondolayu. Hal tersebut dilakukan untuk
mengumpulkan data terkait dengan ketersediaan dan penggunaan alat peraga di sekolah. Wawancara yang dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara
tidak terstruktur sehingga peneliti hanya menggunakan garis besar pedoman pada saat mengumpulkan data Sugiyono, 2014:197. Berikut merupakan garis besar
wawancara dengan kepala sekolah. Tabel 3.5 Garis Besar Wawancara dengan Kepala Sekolah
No Topik Pertanyaan
1. Informasi berkaitan dengan sekolah
2. Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain:
a. Alat peraga matematika yang sudah ada di sekolah
b. Pengadaan alat peraga matematika di sekolah
c. Perawatan alat peraga matematika di sekolah
3. Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran
4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga.
b. Wawancara Guru Kelas II
Kegiatan pengumpulan data melalui wawancara selanjutnya dilakukan dengan guru kelas II. Hal tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data terkait
dengan ketersediaan dan penggunaan alat peraga di sekolah serta kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Wawancara yang dilakukan dengan menggunakan teknik
wawancara tidak terstruktur. Berikut merupakan garis besar wawancara dengan guru kelas II.