Hasil Belajar Siswa Pembahasan

37,5 dari target 60. Pada pembelajaran siklus II belum bisa dikatakan tuntas. Pada pembelajaran ranah kognitif, menunjukkan peningkatan rata- rata hasil belajar, yaitu dari 67,87 menjadi 70,46, namun pada pembelajaran ini ketuntasan klasikal menurun dari 45,45 menjadi 37,5. Ketuntasan klasikal dari pembelajaran siklus I dan siklus II tidak mencapai target. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor pembelajaran siswa. Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar ranah kognitif pada proses pembelajaran ini adalah faktor kesiapan. Dari hasil pengamatan peneliti dan observer, dapat dilihat bahwa pada proses pembelajaran siklus I, suasana kelas pada saat proses pembelajaran kurang kondusif, karena siswa ribut sendiri, berbincang-bincang dengan teman satu kelompoknya. Siswa juga sering berpindah-pindah tempat duduk dengan alasan mengambil alat dan bahan untuk kegiatan praktikum di depan kelas, maupun ingin mengamati objek di bawah mikroskop di meja pengamatan. Sedangkan pada proses pembelajaran siklus II, siswa kurang memiliki kesiapan pembelajaran yang baik. Terlihat pada saat pembelajaran akan dimulai, siswa masih asyik mengisi jam kosong dengan berlatih memainkan alat-alat musik. Selain itu pada pembelajaran siklus II, siswa kurang memberikan perhatian pada proses pembelajaran. Terlihat bahwa hanya beberapa siswa saja yang aktif menjawab pertanyaan pada saat kegiatan apersepsi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Slameto 2010, kesiapan belajar dan perhatian siswa merupakan faktor intern, yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor ini merupakan faktor psikologis yang terdapat dari dalam siswa itu sendiri.

b. Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor

Peningkatan hasil belajar siswa ranah psikomotor diukur dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi diisi oleh observer pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengukur tingkah laku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Target pencapaian hasil belajar ranah psikomotor yaitu 60. Menurut Bloom dalam Arifin, 2009, hasil belajar ranah psikomotor psychomotor domain terdiri dari keterampilan muscular of motor skill menunjukkan hasil, manipulations of materials or objects membersihkan, dan neuromuscular coordination mengamati. Indikator hasil belajar ranah psikomotor pada penelitian ini yaitu: 1. Mengamati objek dalam kegiatan praktikum terbimbing dengan penuh seksama 2. Melakukan kegiatan praktikum sesuai dengan prosedur 3. Menunjukkan hasil pengamatan pada kegiatan praktikum terbimbing Hasil belajar ranah psikomotor dianalisis menggunakan analisis tiap indikator dan analisis secara klasikal. Hasil analisis belajar ranah psikomotor dapat dilihat pada tabel 4.8. Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I, persentase tertinggi yaitu pada indikator mengamati objek dengan seksama dan tekun dalam bekerja sebesar 90, dan persentase terendah yaitu memperhatikan kebersihan, sebesar 55. Hal ini dapat dilihat bahwa siswa tidak begitu memperhatikan kebersihan pada saat setelah selesai melaksanakan kegiatan praktikum terbimbing di Laboratorium. Kebersihan alat-alat Laboratorium menjadi tanggung jawab pengajar, peneliti dan observer . Sedangkan pada siklus II, persentase tertinggi yaitu pada indikator terampil menggunakan alat-alat sebesar 85, dan persentase terendah yaitu pada indikator menggunakan waktu secara efektif, sebesar 45. Pada indikator terampil menggunakan alat-alat, siswa terampil menggunakan alat-alat praktikum terbimbing seperti kaca pembesar lup, dan mikroskop cahaya. Siswa menggunakan mikroskop dengan hati-hati, telaten, dan antusias. Pada indikator menggunakan waktu secara efektif, sebesar 45 dapat dilihat bahwa siswa kurang memperhatikan alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan praktikum terbimbing di Laboratorium. Siswa asyik dengan praktikum terbimbing yang mereka laksanakan. Analisis hasil belajar ranah psikomotor siswa secara klasikal dapat dilihat pada tabel 4.9. Dari tabel 4.9 tersebut, dapat dilihat bahwa, pada siklus I, persentase tertinggi yaitu 82,5 dan persentase terendah yaitu 72,5. Jumlah siswa yang memiliki kategori sangat baik 85-100, yaitu tidak ada. Jumlah siswa yang memiliki kategori baik 70-84, yaitu sebanyak 28 siswa. Jumlah siswa yang memiliki kategori cukup baik 55-69 yaitu sebanyak 4 siswa. Rata-rata nilai siswa yaitu 75,85. Sedangkan pada siklus II, persentase tertinggi yaitu 85 dan persentase terendah yaitu 52,5. Jumlah siswa yang memiliki kategori sangat baik 85-100, yaitu tidak ada. Jumlah siswa yang memiliki kategori baik 70-84, yaitu sebanyak 19 siswa. Jumlah siswa yang memiliki kategori cukup baik 55-69 yaitu sebanyak 4 siswa. Jumlah siswa yang memiliki kategori cukup 40-54 yaitu sebanyak 9 siswa. Rata- rata nilai siswa yaitu 64,5. Pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II, ranah psikomotor sudah dapat dikatakan tuntas.

D. Faktor-faktor pendukung dalam penerapan kegiatan praktikum

terbimbing Pada penelitian ini terdapat beberapa faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Biologi pada materi Platyhelminthes melalui metode praktikum terbimbing ini berasal dari beberapa faktor seperti faktor guru dan peneliti, siswa maupun sarana dan prasarana. Faktor pendukung yang berasal dari guru dan peneliti yaitu mengenai kesesuaian dalam pemilihan metode pembelajaran dengan materi yang disampaikan. Metode pembelajaran praktikum pengamatan sesuai untuk digunakan pada pembelajaran Biologi materi Platyhelminthes. Pada pembelajaran ini, siswa dapat membuktikan kebenaran dari fakta yang ada. Siswa membuktikan dengan cara pengamatan langsung pada hewan Platyhelminthes baik secara langsung maupun melalui preparat awetan. Faktor pendukung yang lain yang berasal dari siswa yaitu mengenai keaktifan dan antusias siswa belajar melalui metode praktikum di kelas. Pada saat pembelajaran Biologi pada materi Platyhelminthes melalui metode praktikum terbimbing, siswa terlihat aktif dan antusias mengikuti proses pembelajaran. Siswa melakukan kegiatan praktikum terbimbing sesuai dengan prosedur dan melakukan kegiatan pengamatan dan menggambar hasil pengamatan dengan seksama dan penuh semangat. Selain itu, faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran Biologi pada materi Platyhelminthes ini adalah faktor sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana pada proses pembelajaran seperti alat-alat praktikum yang ada di Laboratorium yang berupa lup kaca pembesar, cawan petri, dan mikroskop, dapat mendukung keberhasilan pada proses kegiatan praktikum pengamatan pada proses pembelajaran Biologi ini.

E. Faktor-faktor penghambat dalam penerapan metode praktikum

terbimbing Pada penelitian ini juga terdapat beberapa faktor penghambat. Faktor- faktor penghambat yang dialami oleh peneliti dalam penerapan metode praktikum terbimbing pada materi Platyhelminthes ini berasal dari pihak peneliti maupun dari siswa itu sendiri. Faktor penghambat yang berasal dari pihak peneliti antara lain dalam kegiatan persiapan sebelum pelaksanaaan kegiatan praktikum terbimbing. Hal ini terjadi pada kegiatan persiapan sebelum penerapan pelaksanaan kegiatan praktikum terbimbing pada siklus II. Pada penelitian siklus II, persiapan bahan praktikum untuk pengamatan cacing hati Fasciola hepatica dan cacing pita Taenia solium kurang baik. Peneliti tidak dapat mempersiapkan bahan praktikum yang masih segar, seperti membawa hati sapibabi segar yang sudah terinfeksi cacing hati Fasciola hepatica atau daging sapibabi yang masih terdapat cacing pita Taenia solium yang masih segar. Hal ini dikarenakan peneliti kesulitan untuk mendapatkan cacing hati Fasciola hepatica dan cacing pita Taenia solium dari daging segar. Dan akhirnya, pelaksanaan kegiatan paktikum tidak menggunakan bahan praktikum yang masih segar tetapi menggunakan preparat awetan yang sudah ada di Laboratorium Biologi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Pada pengamatan ini siswa melaksanakan kegiatan praktikum sesuai dengan prosedur, tetapi ketertarikan siswa terhadap objek pengamatan kurang, tidak seperti pada kegiatan praktikum pengamatan pada siklus I. Selain kegiatan persiapan sebelum pelaksanaaan kegiatan praktikum terbimbing, faktor-faktor penghambat yang lain yaitu mengenai suasana kelas dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, suasana kelas pada saat pelaksanaan kegiatan praktikum di Laboratorium kurang kondusif karena siswa ribut sendiri, berbincang-bincang dengan teman satu kelompoknya. Siswa juga sering berpindah-pindah tempat duduk dengan alasan mengambil alat dan bahan untuk kegiatan praktikum terbimbing di depan kelas, maupun ingin mengamati objek di bawah mikroskop di meja pengamatan.

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X 3 SMA Pangudi Luhur pada materi Protista.

1 2 245

Penerapan metode picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa pada materi biologi vertebrata kelas X SMA GAMA Yogyakarta.

0 0 208

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul pada materi animalia melalui metode Joyful Learning.

1 1 201

Pengaruh penerapan metode praktikum terbimbing pada materi platyhelminthes terhadap minat dan hasil belajar biologi siswa di kelas X.4 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 2 231

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together pada materi archaebacteria dan eubacteria dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

1 7 170

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI (Team Assisted Individualization) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan.

0 0 2

Penerapan pembelajaran kooperatif dengan Think Pair Share untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi rantai makanan siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun 2011/2012.

0 1 162

Peningkatan pemahaman materi pengukuran dengan metode pembelajaran jigsaw II pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 1 193

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul pada materi animalia melalui metode Joyful Learning

0 6 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI (Team Assisted Individualization) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan

1 26 228