Kegiatan Inti 60 menit Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran

111 MATERI PLATYHELMINTHES

A. Ciri-ciri umum Platyhelminthes

Platyhelminthes adalah cacing yang mempunyai ciri-ciri tubuhnya pipih dorsoventral dorsal = punggung, ventral = perut, dan tidak berbuku- buku. Tempat hidup cacing ini yaitu di sungai, danau atau di laut, atau hidup parasit dalam tubuh organisme lain. Platyhelminthes tergolong pada hewan yang memiliki lapisan tubuh berupa tripoblastik aselomata. Lapisan embrionalnya terdiri dari ektoderma, mesoderma, dan endoderma. Cacing ini memilki sistem pencernaan yang tidak sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, faring, kerongkongan, usus. Usus cacing pipih ini selain berfungsi untuk proses pencernaan juga berfungsi untuk mengedarkan makanan ke seluruh tubuhnya. Platyhelminthes dibedakan menjadi 3 kelas yaitu kelas Turbelaria cacing berbulu getar, kelas Trematoda cacing isap, dan kelas Cestoda cacing pita

A. Struktur dan Fungsi Tubuh

1. Lapisan Tubuh

Platyhelminthes tergolong pada hewan yang memiliki lapisan tubuh berupa tripoblastik aselomata. Lapisan embrionalnya terdiri dari ektoderma, mesoderma, dan endoderma. Ditinjau dari simetrinya, tubuh cacing ini tergolong simetri bilateral. Artinya jika tubuh cacing dipotong membujur melalui bagian tengah punggung hingga menembus perutnya, maka akan terbentuk dua potongan kiri-kanan yang serupa atau simetris.

2. Sistem Pencernaan

Cacing pipih memiliki sistem pencernaan yang tidak sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, dilanjutkan ke faring, kemudian kerongkongan. Di belakang kerongkongan terdapat usus yang kemudian bercabang-cabang membentuk saluran-saluran ke seluruh tubuhnya. Usus tersebut selain berfungsi untuk mencerna makanan, juga berfungsi untuk mengedarkan makanan ke seluruh tubuhnya. Sistem pencernaan yang demikian disebut sebagai sistem gastrovaskuler gaster = perut, vasculair = saluran-saluran. Jadi peredaran makanan tidak dilakukan oleh darah, melainkan oleh usus. Cacing pipih tidak mempunyai anus yang digunakan sebagai lubang pengeluaran. Sisa-sisa makanan dibuang melalui mulutnya.

3. Sistem Transpor

Cacing ini tidak memiliki sistem transpor, karena makanan telah diedarkan oleh sistem gastrovaskuler. Sedangkan proses pertukaran gas nya yaitu oksigen berdifusi langsung melalui permukaan tubuhnya, dan CO 2 juga dikeluarkan melalui seluruh permukaan tubuhnya.

4. Sistem Saraf

Sel-sel saraf dan serabut saraf terdapat di dalam jaringan parenkimia. Pusat susunan saraf terdiri dari sel-sel ganglion yang dikenal sebagai ganglion otak. Ganglion otak jumlahnya sepasang, terdapat di bagian anterior tubuhnya atau pada bagian kepala. Ganglion otak dihubungkan oleh serabut saraf melintang. Dari tiap-tiap ganglion otak keluar tali saraf sisi yang memanjang di kiri kanan tubuhnya. Pada tempat-tempat tertentu tali saraf sisi atau tali saraf longitudinal ini dihubungkan oleh serabut saraf sehingga membentuk pola menyerupai tangga yang terbuat dari tali. Sistem saraf yang demikian demikian dikenal sebagai sistem saraf tangga tali.

5. Organ Indera

Gerak aktif cacing berhubungan dengan sistem saraf dan indera. Turbellaria dan cacing hati mempunyai 2 bintik mata pada bagian anterior atau kepalanya. Bintik mata berupa struktur yang mengandung pigmen yang disebut oseli. Cacing pipih mempunyai indera peraba dan sel kemoreseptor yang tersebar di seluruh tubuh. Pada planaria, indera peraba dan sel kemoreseptor membentuk organ yang disebut aurikula telinga yang menyerupai lubang telinga yang terletak di sisi kepala. Beberapa spesies

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X 3 SMA Pangudi Luhur pada materi Protista.

1 2 245

Penerapan metode picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa pada materi biologi vertebrata kelas X SMA GAMA Yogyakarta.

0 0 208

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul pada materi animalia melalui metode Joyful Learning.

1 1 201

Pengaruh penerapan metode praktikum terbimbing pada materi platyhelminthes terhadap minat dan hasil belajar biologi siswa di kelas X.4 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 2 231

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together pada materi archaebacteria dan eubacteria dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

1 7 170

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI (Team Assisted Individualization) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan.

0 0 2

Penerapan pembelajaran kooperatif dengan Think Pair Share untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi rantai makanan siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun 2011/2012.

0 1 162

Peningkatan pemahaman materi pengukuran dengan metode pembelajaran jigsaw II pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 1 193

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul pada materi animalia melalui metode Joyful Learning

0 6 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI (Team Assisted Individualization) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan

1 26 228