mempunyai statosista atau alat keseimbangan dan reoreseptor yaitu organ untuk mengetahui arah aliran air.
6. Eksresi dan Osmoregulasi
Umumnya sistem osmoregulasi terdiri dari saluran dengan pembuluh yang berakhir pada sel api. Sistem pengeluaran ini dikenal sebagai
potonefridia. Sel api dikelilingi oleh ruang kecil menuju lempeng berflagela. Gerakan flagela mengalirkan cairan melalui pembuluh
menuju saluran pengumpul yang akhirnya keluar ke pori pengeluaran. Sisa metabolisme sebagian besar dibuang secara difusi melalui dinding
tubuh.
7. Reproduksi
Cacing pipih bereproduksi secara seksual dan aseksual. Banyak Turbellaria air tawar dapat bereproduksi dengan membelah diri.
Pembelahan dimulai dari penggentingan di belakang faring dan memisah menjadi 2 hewan. Tiap-tiap meregenerasi bagian yang hilang.
Pada beberapa spesies seperti Stenostonum dan Microstonum, potongan individu tetap menempel membentuk rantai zooid.
Umumunya cacing pipih bersifat hermafrodit, tetapi melakukan perkawinan silang. Pada beberapa Turbellaria dan cacing pipih lain,
zigot dan kuning telur tertutup kapsul. Kapsul tersebut kemudian melekat pada batu atau tumbuhan dan embrio muncul seperti miniatur Planaria
dewasa.
B. Klasifikasi Platyhelminthes
Platyhelminthes dibedakan menjadi 3 kelas yaitu kelas Turbelaria cacing berbulu getar, kelas Trematoda cacing isap, dan kelas Cestoda cacing
pita.
1. Kelas Turbellaria atau cacing berbulu getar
Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang dapat bergerak dengan menggetarkan bulu getarnya. Panjang tubuh bervariasi dari 5-50 mm.
Contoh hewan ini adalah Planaria. Planaria merupakan cacing pipih yang hidup di dalam air sungai yang jernih, yang belum mengalami pencemaran
berat. Biasanya cacing ini berlindung di bawah bebatuan. Kepalanya nampak segitiga, panjang tubuhnya dapat mencapai 2-3 cm, berwarna
cokelat kehitaman. Di bagian kepala terdapat dua bintik mata. Fungsi bintik mata hanya untuk membedakan gelap dan terang. Jadi cacing ini
tidak mampu melihat warna. Planaria bersifat fototropik negatif menjauhi cahaya.
Mulut Planaria tidak terdapat di bagian kepala melainkan di tengah- tengah tubuhnya, di bagian ventral. Dari mulut, makanan masuk ke
kerongkongan, kemudian ke usus yang bercabang-cabang membentuk
sistem gastrovaskuler, dan menyebar ke seluruh tubuhnya.
Gambar Planaria
2. Kelas Trematoda atau cacing isap
Trematoda merupakan cacing pipih yang hidup parasit baik pada hewan maupun manusia. Karena hidup di tempat yang cukup makanan, maka silia
untuk bergerak, tidak diperlukan lagi. Untuk menjaga agar tidak tercerna oleh sel inang, tubuhnya diselubungi lapisan kutikula. Cacing ini memiliki
alat pengisap yang dilengkapi dengan kait-kait untuk melekatkan diri pada inangnya. Berikut ini diuraikan beberapa contoh Trematoda
a. Fasciola
Fasciola sering disebut sebagai cacing hati, karena hidup di hati inangnya. Fasciola hepatica merupakan contoh cacing yang hidup di
hati domba dan Fasciola gigantica hidup di hati sapi. Bentuk tubuh cacing hati agak oval, panjangnya mencapai 3-5 cm, dan
pipih dorsoventral. Pada bagian mulut meruncing. Di bagian mulut