terdapat kait dan pengisap. Agak ke belakang tubuhnya juga terdapat alat pengisap yang kedua yakni pengisap ventral.
Gambar Cacing Hati Fasciola hepatica
b. Clonorchis
Clonorchis adalah cacing hati yang hidup pada hati manusia. Inang perantara pada cacing ini adalah ikan air tawar. Cacing dewasa hidup
di saluran empedu dan keluar bersama feses. Jika telur termakan oleh siput air jenis tertentu, akan berkembang menjadi sporosista dan
kemudian menghasilkan redia. Redia akan menghasilkan serkaria dan keluar dari tubuh siput air. Serkaria dapat berenang bebas dan mencari
inang berupa ikan air tawar. Serkaria hidup di dalam otot atau kulit ikan sebagai metaserkaria. Jika ikan yang mengandung metaserkaria
tersebut dimakan mentah, metaserkaria masuk ke saluran pencernaan makanan dan menuju ke empedu pemakan ikan tersebut.
Efek cacing hati terhadap manusia tergantung parahnya infeksi.
Infeksi berat menyebabkan sirosis hati kerusakan sel-sel hati yang
dapat mengakibatkan kematian.
c. Schistosoma
Schistosoma disebut pula cacing darah, karena hidup dalam pembuluh darah balik atau vena. Inangnya berupa manusia, babi, biri-biri,
binatang pengerat, dan sapi.
Penyakit yang disebabkan oleh Schistosoma pada manusia disebut Schistosomiasis. Penderita akan mengalami kerusakan hati, limpa,
kantong kemih dan ginjal.
3. Kelas cestoda atau cacing pita
Ciri utama dari kelas cestoda adalah tubuhnya pipih dan berbuku-buku atau beruas-ruas. Kulitnya dilapisi kitin sehingga tak tercerna oleh enzim
di usus inangnya. Cacing ini merupakan parasit pada manusia dan hewan, di antaranya ikan, amfibi, reptilia, burung dan mamalia misalnya pada
kucing dan anjing. Jumlahnya mencapai 1500 spesies. Contoh yang terkenal yang hidup di usus manusia adalah Taenia saginata dan Taenia
solium. Tubuh Taenia terdiri atas ruas-ruas atau segmen-segmen yang dikenal
sebagai proglotid dan tidak memiliki usus. Makanan masuk ke dalam
proglotid dengan diserap diabsorpsi. Setiap proglotid mampu memasukkan makanan, bernapas, dan melakukan reproduksi, hermaprodit,
tidak mempunyai sistem pencernaan makanan, dan sistem syaraf tidak berkembang. Karena itu satu proglotid dapat dianggap sebagai satu
individu tersendiri. Cacing ini dikenal sebagai cacing pita. Segmen pertama yang digunakan untuk menempel pada usus disebut
kepalaskoleks. Ukuranya kecil, hampir sekitar 1 mm. Pada skoleks terdapat 4 alat penghisap. Di belakang skoleks terdapat segmen- segmen
“leher’ dan dilanjutkan ke belakang membentuk proglotid. Proglotid banyak jumlahnya sehingga membentuk untaian memanjang seperti pita.
Karena itu cacing ini dikenal sebagai cacing pita. Panjangnya dapat mencapai 2-3 meter Taenia solium atau ada yang mencapai 10 meter
Taenia saginata.