berat. Biasanya cacing ini berlindung di bawah bebatuan. Kepalanya nampak segitiga, panjang tubuhnya dapat mencapai 2-3 cm, berwarna
cokelat kehitaman. Di bagian kepala terdapat dua bintik mata. Fungsi bintik mata hanya untuk membedakan gelap dan terang. Jadi cacing ini
tidak mampu melihat warna. Planaria bersifat fototropik negatif menjauhi cahaya.
Mulut Planaria tidak terdapat di bagian kepala melainkan di tengah- tengah tubuhnya, di bagian ventral. Dari mulut, makanan masuk ke
kerongkongan, kemudian ke usus yang bercabang-cabang membentuk
sistem gastrovaskuler, dan menyebar ke seluruh tubuhnya.
Gambar Planaria
2. Kelas Trematoda atau cacing isap
Trematoda merupakan cacing pipih yang hidup parasit baik pada hewan maupun manusia. Karena hidup di tempat yang cukup makanan, maka silia
untuk bergerak, tidak diperlukan lagi. Untuk menjaga agar tidak tercerna oleh sel inang, tubuhnya diselubungi lapisan kutikula. Cacing ini memiliki
alat pengisap yang dilengkapi dengan kait-kait untuk melekatkan diri pada inangnya. Berikut ini diuraikan beberapa contoh Trematoda
a. Fasciola
Fasciola sering disebut sebagai cacing hati, karena hidup di hati inangnya. Fasciola hepatica merupakan contoh cacing yang hidup di
hati domba dan Fasciola gigantica hidup di hati sapi. Bentuk tubuh cacing hati agak oval, panjangnya mencapai 3-5 cm, dan
pipih dorsoventral. Pada bagian mulut meruncing. Di bagian mulut
terdapat kait dan pengisap. Agak ke belakang tubuhnya juga terdapat alat pengisap yang kedua yakni pengisap ventral.
Gambar Cacing Hati Fasciola hepatica
b. Clonorchis
Clonorchis adalah cacing hati yang hidup pada hati manusia. Inang perantara pada cacing ini adalah ikan air tawar. Cacing dewasa hidup
di saluran empedu dan keluar bersama feses. Jika telur termakan oleh siput air jenis tertentu, akan berkembang menjadi sporosista dan
kemudian menghasilkan redia. Redia akan menghasilkan serkaria dan keluar dari tubuh siput air. Serkaria dapat berenang bebas dan mencari
inang berupa ikan air tawar. Serkaria hidup di dalam otot atau kulit ikan sebagai metaserkaria. Jika ikan yang mengandung metaserkaria
tersebut dimakan mentah, metaserkaria masuk ke saluran pencernaan makanan dan menuju ke empedu pemakan ikan tersebut.
Efek cacing hati terhadap manusia tergantung parahnya infeksi.
Infeksi berat menyebabkan sirosis hati kerusakan sel-sel hati yang
dapat mengakibatkan kematian.
c. Schistosoma
Schistosoma disebut pula cacing darah, karena hidup dalam pembuluh darah balik atau vena. Inangnya berupa manusia, babi, biri-biri,
binatang pengerat, dan sapi.