Sasaran yang Akan Diwujudkan

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP

MATERI MUATAN

A. Sasaran yang Akan Diwujudkan

Pembaruan hukum pidana dengan menyusun Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP dimaksudkan untuk menciptakan dan menegakkan konsistensi, keadilan, kebenaran, ketertiban, dan kepastian hukum dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan nasional, kepentingan masyarakat dan kepentingan individu dalam Negara Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. Usaha pembaruan hukum pidana Indonesia telah diselenggarakan melalui pembaruan KUHP Wetboek van Strafrecht yang telah berumur hampir 100 tahun yaitu sejak diundangkannya oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915 dan mulai berlaku pada tahun 1918. Kegiatan pembaruan ini sudah berlangsung lama oleh beberapa panitia yang secara berganti-ganti dibentuk oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Hukum dan HAM, yang dahulu Departemen Kehakiman, bersama-sama dengan perguruan tinggi atau para akademisi. Pembaruan KUHP merupakan upaya pengkodifikasian dan sekaligus unifikasi hukum sebagai salah satu pembangunan hukum nasional di Indonesia. Pembaruan KUHP ini merupakan hasil usaha menggali pemikiran dasar falsafah negara Pancasila dan UUD 1945 oleh para ahli hukum pidana melalui berbagai pertemuan ilmiah untuk memperoleh asas-asas, prinsip-prinsip, pokok-pokok, dan rumusan-rumusan yang harus dituangkan dalam RUU KUHP. Hasil pertemuan ilmiah tersebut kemudian dirumuskan dan dikompilasi untuk dituangkan dalam suatu naskah akademis. Seiring dengan berjalannya waktu, materi naskah selalu disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang selalu berkembang, dalam arti bahwa pembaruan KUHP harus dapat mencerminkan asas-asas utama hukum pidana Indonesia yang Naskah Akademik RUU KUHP | 167 memang diperlukan oleh masyarakat Indonesia dan sekaligus mengakomodasi perkembangan masyarakat modern, terutama perkembangan hukum internasional. Pembaruan KUHP selain berupaya mendasarkan pada asas- asas utama hukum pidana Indonesia di atas, juga masih mempertahankan beberapa substansi yang ada dalam KUHP lama, dengan melakukan penyesuaian dan perbaikan rumusan serta memperhatikan perlindungan terhadap hak asasi warga dan masyarakat Indonesia. Dari uraian di atas, ada beberapa prinsip pembaruan KUHP, yakni: a. bahwa hukum pidana juga dipergunakan untuk menegaskan atau menegakkan kembali nilai-nilai sosial dasar basic social values perilaku hidup bermasyarakat dalam negara kesatuan Republik Indonesia yang dijiwai oleh falsafah dan ideologi negara Pancasila; b. bahwa hukum pidana sedapat mungkin hanya dipergunakan dalam keadaan diperlukan jika cara lain belum dapat diharapkan kefektifannya; c. bahwa dalam menggunakan hukum pidana sebagaimana disebut dalam huruf a dan b, harus diusahakan seminimal mungkin mengganggu hak- hak dan kebebasan individu, tanpa mengurangi perlindungan yang perlu diberikan terhadap kepentingan kolektif dalam masyarakat demokratis yang modern. Penyusunan tersebut akan menjadi peletak dasar bangunan sistem hukum pidana nasional Indonesia untuk mewujudkan misi dekolonisasi KUHP peninggalanwarisan kolonial yang telah digunakan sejak lama, demokratisasi hukum pidana dengan memperhatikan hak asasi manusia, konsolidasi hukum pidana untuk menata perkembangan perundang-undangan hukum pidana telah mengalami pertumbuhan di dalam maupun di luar KUHP, dan adaptasi serta harmonisasi terhadap berbagai perkembangan hukum sebagai akibat perkembangan di bidang ilmu pengetahuan hukum pidana maupun perkembangan nilai- nilai, standar-standar serta norma yang hidup dan berkembangan dalam kehidupan masyarakat hukum Indonesia dan dunia internasional. Naskah Akademik RUU KUHP | 168

B. Arah dan Jangkauan Pengaturan