2.4. Tindak Pidana Terhadap Kewajiban dan Hak Kenegaraan
Dalam negara yang berkedaulatan rakyat seperti negara Indonesia,
keberadaan lembaga
perwakilan rakyat
dan pelaksanaan pemilihan umum merupakan hal yang penting. Oleh
karena itu,
berfungsinya badan-badan
yang mewujudkan
kedaulatan rakyat harus dijamin. Terkait dengan hal ini, pengaturan mengenai tindak pidana masih relevan apabila
mengacu pada KUHP yang berlaku sekarang dengan perlu menyebut dengan tegas nama-nama perwakilan rakyat itu, seperti
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Demikian pula perujukan
terhadap tindak pidana yang diatur dalamUndang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Karena faktanya dalam proses politik
tersebut masih terjadi perilaku pemaksaan dan penyuapan pada waktu pemilihan,melakukan perbuatan curang atau perbuatan
lain yang mengakibatkan suara seseorang dalam pemilihan tidak berharga merupakan tindak pidana. Pengaturan perilaku ini selain
untuk menjaga proses pemilihan yang lebih berkualitas dan bermartabat, juga diharapkan mengendalikan perilaku politik yang
manipulatif dan anti demokrasi, sehingga tujuan pemilu sebagai proses bernegara dalam negara hukum dan demokrasi dalam
membangun bangsa yang sejahtera.
2.5. Tindak Pidana Terhadap Ketertiban Umum
Suatu masyarakat dan dengan sendirinya suatu negara tidak dapat bertahan hidup apabila tidak dapat menjaga keamanan dan
ketentraman. Oleh karena itu sejalan dengan pengaturan tindak pidana terhadap keamanan negara, perlu juga diatur mengenai
perbuatan yang menganggu ketentraman umum.
Berapa tindak pidana yang terkait dengan ketertiban umum dan masih tercantum dalam KUHP yang sekarang berlaku masih
bisa digunakan, kecuali yang memuat tindak pidana yang menyangkut kehidupan beragama, yang lebih tepat untuk dibahas
secara khusus dalam tindak pidana terhadap kehidupan beragama. Dalam pengaturan mengenai ketertiban umum
tersebut, perlu ditambahkan aturan mengenai penyiaran berita
Naskah Akademik RUU KUHP | 219
bohong dan kabar tidak pasti yang dapat menyebabkan keonaran di kalangan rakyat.
Perlunya perumusan kembali dari pasal-pasal yang ada dalam KUHP sekarang berlaku, dengan alasan bahwa kewibawaan
pemerintah serta persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia tidak boleh diganggu dengan perilaku yang membangkitkan
kebencian. Harmonisasi perbedaan pendapat antar kelompok- kelompok atau golongan-golongan dalam masyarakat merupakan
salah satu tujuan kita dalam hidup bermasyarakat yang demokratik. Penggunaan pasal-pasal lama untuk menekan protes
dan oposisi terhadap pemerintah adalah sikap yang sangat keliru. Diharapkan
bahwa dengan
rumusan yang
baru tidak
dipergunakan untuk membungkam demokratik. Bendera Negara, merupakan salah satu lambang Negara yang
harus dihormati setiap orang, penghormatan tersebut tidak saja oleh warga Negara Indonesia, tetapi juga bagi warga Negara asing.
Adapun bentuk penghormatan tersebut adalah dengan tidak merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan
perbuatan lain dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan bendera negara.
Selain
bendera
, lambang
n
egara juga harus dihormati dalam bentuk tidak mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat
rusak Lambang Negara dengan maksud menodai, menghina, menggunakan Lambang Negara yang rusak dan tidak sesuai
dengan bentuk, warna, dan perbandingan ukuran, membuat lambang untuk perseorangan, partai politik, perkumpulan,
organisasi danatau perusahaan yang sama atau menyerupai Lambang Negara, serta tidak menggunakan Lambang Negara
untuk keperluan selain yang diatur dalam ketentuan Peraturan Perundang-undangan.Demikian
pula halnya
dengan lagu
kebangsaan, seperti, mengubah Lagu Kebangsaan dengan nada, irama, kata-kata, dan gubahan lain dengan maksud untuk
menghina atau merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan.
Penghasutan dan Penawaran untuk Melakukan Tindak Pidana dapat berbentuk Penghasutan untuk Melawan Penguasa
Umum, perbuatan menghasut orang untuk melakukan tindak pidana atau menghasut orang untuk melawan penguasa umum
dengan kekerasan. Termasuk penawaran untuk melakukan tindak pidana. Dan juga perbuatan yang menyatakan bahwa dirinya
Naskah Akademik RUU KUHP | 220
mempunyai kekuatan gaib, sehingga memberikan harapan, memberikan bantuan jasa kepada orang lain dengan kemampuan
gaib tersebut dapat menimbulkan atau menyembuhkan penyakit, kematian, penderitaan mental atau fisik seseorang.
Hal lain yang perlu diatur adalah penguasaan dan memasukkan atau Mengeluarkan ke atau dari Indonesia Senjata
Api, Amunisi, Bahan Peledak, dan Senjata Lain, selain itu pengaturan terhadap adanya orang yang Hendak Melakukan
Tindak Pidana dalam hal seseorang tidak melaporkan adanya Permufakatan Jahat dimana seseorang mengetahui adanya
permufakatan jahat tindak pidana, tetapi tidak menginformasikan kepada pejabat yang berwenang.
Kemudian pengaturan tentang gangguan terhadap Ketertiban dan Ketenteraman Umum Dapat berupa Memasuki Rumah dan
Pekarangan Orang Lain, dan perbuatan melakukan Penyadapan telepon atau penyadapan kawat tampa kewenangan atau izin
Penyadapan telepon dikontrol secara ketat dan pada umumnya dilarang dengan alasan privasi.
Untuk perbuatan terkait memaksa masuk kantor pemerintah ini melingkupi Perbuatan memaksa masuk ke dalam kantor
pemerintah khususnya yang melakukan fungsi pelayanan Perbuatan yang dilakukan dengan memaksa atau merusak,
selanjutnya turut serta dalam perkumpulan yang dilarang berdasarkan putusan pengadilan dan bertujuan melakukan
tindak pidana, pengaturan juga dalam melakukan kekerasan sehingga dapat menyebabkan luka-luka, luka berat, hingga
kematian.
Pengaturan Terhadap perbuatan penyiaran berita bohong dan berita yang tidak pasti adalah perbuatan membiarkan, menyiarkan
berita bohong atau pemberitahuan bohong sehingga menyebabkan kerusuhan dalam masyarakat baik sudah dapat diperkirakan atau
tidak. Kemudian gangguan terhadap ketenteraman lingkungan dan rapat umum serta gangguan terhadap pemakaman dan
jenazah, juga pengaturan perbuatan penggunaan ijazah atau gelar akademik palsu.
Terhadap Tindak Pidana Perizinan diantaranya mengatur tentang Gadai Tanpa Izin, Penyelenggaraan Pesta atau Keramaian,
Perbuatan mengadakan pesta atau keramaian untuk umum tanpa izin di lakuakn dijalan umum atau di tempat umum yang
Naskah Akademik RUU KUHP | 221
mengakibatkan terganggungnya
kepentingan umum,
menimbulkan keonaran atau huru-hara dalam masyarakat. Menjalankan pekerjaan tanpa izin atau melampaui kewenangan,
juga pengaturan khusus dokter atau dokter gigi sebagai mata pencaharian baik khusus maupun sambilan dengan tidak
mempunyai izin dan dalam menjalankan pekerjaan tersebut tidak dalam keadaan terpaksa. pengaturan terhada penyerahan kepada
atau penerimaan barang dari narapidana, gangguan terhadap benih dan tanaman yang dilakukan baik oleh manusia, hewan dan
kendaraan,
2.6. Tindak Pidana