Ketentuan Penutup Tindak Pidana Umum Lain

4. Ketentuan Penutup

Dalam Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ditentukan bahwa: Ketentuan Penutup pada umumnya mengenai: a. penunjukan organ atau alat kelengkapan yang melaksanakan Peraturan Perundang-undangan; b. nama singkatPeraturan Perundang-undangan; c. status Peraturan Perundang-undangan yang sudah ada; dan d. saat mulai berlaku Peraturan Perundang-undangan. Sehubungan dengan hal tersebut, terkait dengan ketentuan penutup perlu diatur sebagai berikut: 1. Pidana tutupan, pidana pengawasan, dan pidana kerja sosial harus dilaksanakan dalam waktu paling lama 3 tiga tahun setelah Undang-Undang ini mulai berlaku. 2. Adanya pencabutan dan pernyataan tidak berlakunya Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana Berita Negara Republik Indonesia II Nomor 9 jo Undang-Undang Nomor 73 Tahun 1958 tentang Menyatakan Berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana Untuk Seluruh Wilayah Republik Indonesia dan Mengubah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1660 yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 27 Tahun 1999 tentang Perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang Berkaitan dengan Kejahatan terhadap Keamanan Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3850, dan pecabutan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1946 tentang Hukuman Tutupan Berita Republik Indonesia Nomor II. 3. Adanya nama singkat atau citeer titel yang berbunyi:“Undang- Undang ini dapat disebut dengan KUHP”. Naskah Akademik RUU KUHP | 262

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan 1. Pembaruan hukum pidana pada hakikatnya harus ditempuh

dengan pendekatan yang berorientasi pada kebijakan policy oriented approach dan sekaligus pendekatan yang berorientasi pada nilai value oriented approach. Pembaruan hukum pidana pada hakikatnya: a. merupakan bagian dari upaya untuk mengatasi masalah-masalah sosial termasuk masalah kemanusiaan dalam rangka mencapai atau menunjang tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945; b. merupakan bagian dari upaya perlindungan masyarakat, khususnya upaya penanggulangan kejahatan; c. merupakan bagian dari upaya memperbarui substansi hukum legal substance dalam rangka lebih mengefektfkan penegakan hukum; d. merupakan upaya melakukan peninjauan dan penilaian kembali reorientasi dan re-evaluasi nilai-nilai sosiopolitik, sosiofilosofis, dan sosiokultural yang melandasi dan memberi isi terhadap muatan normatif dan substantif hukum pidana yang dicita-citakan. Selain itu, pembaruan hukum pidana dimaksudkan, antara lain adalah: a. hukum pidana dalam KUHP yang dimuat dalam Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1946 dan Undang-Undang Nomor 73 Tahun 1958 tidak mampu mawadahi lagi sebagai dasar umum hukum pidana, norma dan nilai-nilai hukum pidana. Hal ini karena dalam banyak hal Ketentuan Umum yang dimuat dalam Buku I KUHP dan norma umum hukum pidana yang mengatur Kejahatan Buku II KUHP dan Pelanggaran Buku III KUHP tidak sesuai lagi dengan dinamika perkembangan hukum pidana nasional Indonesia dan ilmu pengetahuan hukum pidana yang mendasarinya; b. terbitnya undang-undang yang mengatur tentang hukum pidana di luar KUHP baik yang dikategorikan sebagai hukum pidana khusus maupun hukum pidana di bidang hukum administrasi administrative penal law yang menyimpangi dari Ketentuan Umum Hukum Pidana yang Naskah Akademik RUU KUHP | 263