Tindak Pidana Penggelapan Tindak Pidana Perbuatan Curang Tindak Pidana

2.28. Tindak Pidana Penggelapan

Tindak pidana penggelapan ini sudah diatur dalam BAB XXIII KUHP dapat dipertahankan untuk tetap diatur, substansi pengaturan terhadap perbuatan yang secara melawan hukum memiliki suatu barang milik orang lain, yang ada dalam kekuasaannya bukan karena tindak pidana.

2.29. Tindak Pidana Perbuatan Curang

Dalam tindak pidana perbuatan curang ini yang dilarang adalah perbuatan yang dilakukan dengan curang yang dapat menyebabkan orang lain menderita kerugian ekonomis, melakukan pengaduan palsu atau tidak memberitahukan keadaan yang sebenarnya atau memperoleh secara curang suatu jasa untuk diri sendiri atau orang dari pihak ketiga tanpa membayar penuh penggunaan jasa tersebut. Pengaturan tindak pidana curang ini dimaksudkan untuk menampung keluhan-keluhan masyarakat tentang kerugian ekonomis yang mereka derita sebagai konsumen dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Perbuatan-perbuatan yang dapat dimasukkan disini adalah antara lain penipuan terhadap konsumen, penggunaan kartu kredit atau alat lain yang serupa tanpa izin dan merugikan pelanggan telepon yang sah.

2.30. Tindak Pidana

Terhadap Kepercayaan Dalam Menjalankan Usaha Dalam rangka pertanggungjawaban pidana, telah ditentukan selain pertanggungjawaban pidana dari manusia alamiah natural person, secara umum diatur pula pertanggungjawaban pidana korporasi corporate criminal responsibility. Hal ini dilakukan mengingat semakin meningkatnya peranan korporasi dalam tindak pidana baik dalam bentuk “crime by corporation” maupun dalam bentuk “corporate criminal”. Sehubungan dengan pertanggungjawaban korporasi tersebut, maka yang perlu mendapatkan perhatian antara lain sejauhmana korporasi harus bertanggung jawab terhadap tindak pidana yang terjadi? Dalam hal ini perlu ada panduan kapan manajer harus bertangung jawab dan kapan hal itu dipertanggungjawabkan kepada korporasi. Perlu pula dipertimbangkan jika sanksi hanya dikenakan kepada Naskah Akademik RUU KUHP | 250 pengurus maka korporasi bias menggantinya, sementara korporasi bias terus berlanjut dan kejahatan dapat berlanjut juga. Yang perlu diatur dalam ketentuan ini adalah perbuatan merugikan dan penipuan terhadap kreditor, perbuatan curang pengurus perusahaan, perdamian untuk memperoleh keuntungan dipersidangan antara kreditor, debitur dan pihak ketiga serta penarikan barang tanpa hak.

2.31. Tindak Pidana Penghancuran atau Perusakan Barang