Identifikasi Masalah Tujuan dan Kegunaan Metode

B. Identifikasi Masalah

Pada dasarnya identifikasi masalah dalam Naskah Akademik RUU KUHP ini mencakup 4 empat hal, yaitu: 1. Permasalahan apa yang dihadapi dalam pelaksaaan KUHP di Indonesia bagi kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat serta bagaimana permasalahan tersebut dapat diatasi? 2. Apa yang menjadi urgensi perlunya dilakukan pengajuan RUU KUHP Nasional Indonesia? 3. Apa yang menjadi pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan RUU KUHP? 4. Apa sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan RUU KUHP?

C. Tujuan dan Kegunaan

Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penyusunan naskah akademik ini adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan KUHP dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat di Indonesia serta cara-cara mengatasi permasalahan tersebut? 2. Merumuskan alasan yang melatarbelakangi perlunya pembentukan RUU KUHP sebagai dasar hukum penyelesaian atau solusi permasalahan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat? 3. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan RUU KUHP 4. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dalam RUU KUHP. Sementara itu, kegunaan penyusunan Naskah Akademik adalah sebagai acuan atau referensi penyusunan dan pembahasan RUU KUHP. Naskah Akademik RUU KUHP | 10

D. Metode

Penyusunan naskah akademik pada dasarnya merupakan suatu kegiatan penelitian sehingga digunakan metode penyusunan naskah akademik yang berbasiskan metode penelitian hukum. Dengan berbasis pada metode penelitian hukum maka penyusunan naskah akademik RUU KUHP ini menggunakan metode yuridis normatif. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah melalui studi kepustakaanlibrary ressearch yang menelaah terutama data sekunder berupa: bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer meliputi UUD NRI Tahun 1945, undang-undang yang memuat hukum pidana atau ketentuan pidana baik dalam KUHP maupun undang-undang yang tersebar di luar KUHP. Sedangkan bahan hukum sekunder diperoleh melalui pengkajian hasil-hasil penelitian, seminar danatau lokakarya, buku-buku dan jurnal ilmiah yang memuat doktrin dari para pakar ilmu hukum, serta yurisprudensi dan putusan Mahkamah Konstitusi mengenai hasil pengujian materiil norma hukum pidana. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif, salah satunya dilakukan studi komparatif terhadap data sekunder yang berkaitan dengan pengaturan kodifikasi hukum pidana di negara- negara lain. Data sekunder tersebut di atas dilengkapi dengan data primer yang melibatkan narasumber yang berkompeten dan memiliki keahlian dalam bidang hukum pidana baik melalui wawancara atau melalui diskusi terbatas dan mendalam untuk menggali pemikiran mengenai hukum pidana positif dan hukum pidana di masa datang serta problem hukum pidana Indonesia. Bahan hukum yang telah diinventarisasi kemudian disusun secara sistematis untuk dapat melihat asas-asas hukum baik in-abstracto maupun in–concreto jurisprudensi, dibantu dengan analisis sejarah hukum dan perbandingan hukum. Tahap-tahap sistematik yang sudah dilalui adalah tahap ”enunciative” share values secara intelektual, tahap “declarative” berupa generalisasi, tahap “prescriptive” pemantapan asas, norma dan standar, tahap “enforcement” kajian terhadap hukum in-concreto, dan tahap “crimnalization” berupa perumusan tiga permasalahan pokok hukum pidana yang memadai. Naskah Akademik RUU KUHP | 11 Berbagai pertemuan ilmiah lokakarya, seminar, sosialisasi, grup diskusi terbatas, dan lain-lain dan studi banding ke negara lain telah dilakukan oleh pemerintah dan perguruan tinggi dari tahun 1981 – 2000 dalam rangka menggali dan mengejahwantakan keinginan masyarakat, baik masyarakat di Indonesia maupun internasional, yang hasilnya perlu atau harus dituangkan dalam RUU KUHP. Berbagai pakar hukum pidana dan sosiolog hukum, termasuk tokoh-tokoh agama dan tokoh adat dilibatkan dalam pertemuan ilmiah tersebut. Untuk menganalisis data sekunder digunakan metode analisis kualitatif dan analisis materi muatan, sedangkan metode penulisannya menggunakan deskriptif analitis. Naskah Akademik RUU KUHP | 12

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS