12. Penyalahgunaan Surat
Pengangkutan Ternak,
seperti perbuatan memakai surat jalan dengan memakai surat jalan
yang diberikan untuk ternak lain. 13. Tindak Pidana Irigasi, Perbuatan melanggar peraturan yang
ditetapkan oleh pejabat tentang pemakaian dan pembagian air dari bangunan pengairan atau bangunan irigasi bagi
kepentingan umum.
14. Penggandaan Surat Resmi Negara Tanpa Izin, perbuatan membuat salinan atau mengambil petikan dari surat resmi
negara atau badan pemerintah, yang diperintahkan oleh kekuasaan umum untuk dirahasiakan, mengumumkan
seluruh
atau sebagian
surat-surat tersebut,
atau mengumumkan keterangan yang tercantum dalam surat
keterangan yang harus dirahasiakan.
2.11. Tindak Pidana Sumpah Palsu dan Keterangan Palsu
Pengaturan ini sudah diatur pada BAB IX KUHP tentang sumpah palsu dan keterangan palsu, pengaturan ini masih perlu
untuk diatur dalam KUHP yang baru, pengaturan ini mewajibkan setiap orang untuk wajib memberikan keterangan yang benar
khususnya
di atas
sumpah atau
keterangan tersebut
menimbulkan akibat hukum, sehingga perbuatan memberikan keterangan palsu di atas sumpah, baik dengan lisan maupun
tulisan, merupakan tindaka pidana.
2.12. Tindak Pidana Pemalsuan Mata Uang dan Uang Kertas
Mata uang dan uang kertas sebagai salah satu jenis pembayaran secara universal telah diakui dalam kehidupan
masyarakat internasional,
oleh sebab itu,
dalam rangka
mewujudkan ketertiban, kepercayaan, serta mencegah kerugian dari para pihak, perlu dijaga keasliannya. Teknologi sekarang
sangat dimungkinkan terjadinya peluang pemalsuan mata uang yang akan merugikan masyarakat, bangsa, dan negara. Sehingga
perlu diantisipasi agar tidak terjadi pemalsuan. Kerjasma internasional
melalui interpol
diantaranya memberantas
beredarnya mata uang palsu diseluruh dunia. Untuk itu pengaturan pidana terhadap pemalsuan mata uang perlu tetap
diatur terkait beberapa hal yaitu perbuatan memalsu atau meniru mata uang atau uang kertas yang dikeluarkan oleh negara atau
Naskah Akademik RUU KUHP | 234
bank, bertujuan mengedarkan atau menyuruh mengedarkan sebagai uang asli dan tidak dipalsu, serta perbutan menyimpan,
membawa, atau memasukkan ke wilayah negara Republik Indonesia mata uang atau uang kertas yang palsu atau
dipalsukan, dan perbuatan pemalsuan mata uang dengan maksud untuk mengurangi nilai mata uang.
2.13. Tindak Pidana Pemalsuan Meterai, Segel,Cap Negara, dan Merek
Pengaturan Materai dan merek telah diatur dalam BAB XI KUHP. Pengaturan ini juga terkait Materai dengan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea Materai, serta Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 Tentang Pos, sedangkan
pengaturan tentang Tera akan berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 Tentang Metrologi Legal, Begitupun
pengaturan tentang merek berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 Tentang Merek.
Benda meterai adalah meterai tempel dan kertas meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah, kesederhanaan dan kemudahan
pemenuhan Bea Meterai maka pelunasannya cukup dilakukan dengan menggunakan meterai tempel dan kertas meterai. Untuk
menjaga hal tersebut maka pengaturan materai masih penting. Pengaturan ini bertujuan Sebagai salah satu cara dalam
mewujudkan peran serta masyarakat tersebut adalah dengan memenuhi kewajiban pembayaran atas pengenaan Bea Meterai
terhadap dokumen-dokumen tertentu yang digunakan. sesuai perkembangan saat ini, sesuai kemajuan teknologi dipercetakan,
dapat dengan mudah memalsukan meterai yang mirip dengan aslinya. Sehingga disamping merugikan negara, juga merugikan
warga masyarakat yang menggunakan meterai yang palsu.
Perkembangan teknologi informasi dan perdagangan, sudah menjadi masalah global, merek dagang adalah sebagai identitas
prodak yang mempunyai faktor pembeda terhadap produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, untuk melindungi prodak asli
yang telah diakui secara legal, perlu dijaga, diawasi secara ketat, hal ini untuk melindungi prodak asli tersebut sampai dengan
pengguna produk tersebut, sehingga tidak dirugikan adanya pemalsuan pemalsuan merek dagang. Yang kualitasnya tentu
berbeda dengan prodak yang asli.
Naskah Akademik RUU KUHP | 235
Cap Negara adalah pemberian legalitas berupa emas dan dan perak yang diakui masyarakat internasional, dalam perkembangan
kejahatan yang modern seperti sekarang, cap negara tersebut sangat rawan ntuk dioalsukan sehingga dapat mengurangi dan
merusak kepercayaan suatu negara terhadap indonesia, sehingg perlu dijaga keasliannya dan keamanannya. Sedangkan Tera
Negara
sebagai tanda
alat ukur,
takar, timbang
dan perelengkapannya menjadi sangat penting dalam dunia usaha,
karena berhubungan
dengan kejujuran
dalam berusaha,
khususnya menyangkut perlindingan terhadap konsumen dan perlindungan usaha. Urgensi pengaturan terhadap tera khususnya
dalam ranah pidana akan menjaga pelaksanaan tanda tera yang dilaksanakan tidak boleh dilakukan dengan unsur itikad tidak
baik dan perbuatan curang karena implikasi yang sangat luas terhadap masyarakat.
2.14. Tindak Pidana Pemalsuan Surat