hukum tersebut menegakkan undang-undang di luar KUHP, misalnya ketentuan mengenai percobaan melakukan tindak
pidana, pembantuan, dan gugurnya hak penuntutan dan hak penghukuman. Pembaruan KUHP juga memberikan patokan atau
pedoman bagi hakim untuk selalu mempertimbangkan mengenai tujuan pemidanaan, peringanan penjatuhan pidana, dan juga
pemberatan penjatuhan pidana.
2. Buku Kedua: Tindak Pidana
Sebagaimana uaian di atas, untuk menghasilkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau kodifikasi dan unifikasi, di
samping dilakukan evaluasi dan seleksi terhadap pelbagai tindak pidana yang ada di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
KUHP, juga dilakukan terhadap pelbagai perkembangan tindak pidana yang dimuat dalam undang-undang di luar Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana KUHP dan dalam rancangan undang- undang sebagai hukum pidana yang hendak ditetapkan ius
constituendum. Di samping itu, adaptasi terhadap perkembangan tindak pidana internasional yang bersumber dari pelbagi konvensi
internasional baik yang sudah diratifikasi maupun yang belum diratifikasi juga dilakukan, antara lain Tindak Pidana Penyiksaan
atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 tentang Pengesahan Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman
or Degrading Treatment or Punishment Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam,
Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia, 1984. Di samping itu secara antisipatif diatur pula Kejahatan Perang
War Crimes yang bersumber pada Statuta Roma 1998 tentang “International Criminal Court”, dan perluasan Tindak Pidana
Korupsi yang bersumber pada “United Nations Convention Against Corruption 2003.
Dengan sistem perumusan tindak pidana semacam itu, maka penambahan beberapa pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, khususnya di dalam Buku II tak dapat dihindarkan. Dalam hal ini terlihat beberapa hal baru seperti tindak pidana
terhadap proses peradilan, tindak pidana terhadap agama dan kehidupan beragama, tindak pidana terhadap hak asasi manusia,
tindak pidana penyalahgunaan narkotika dan psikotropika, dan tindak pidana korupsi.
Naskah Akademik RUU KUHP | 210
Seirama dengan proses globalisasi, lajunya pembangunan dan perkembangan sosial yang disertai dengan mobilitas sosial yang
cepat serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih, diperkirakan jenis tindak pidana baru masih akan muncul di
kemudian hari. Oleh karena itu, terhadap jenis tindak pidana baru yang akan muncul yang belum diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana baru ini, pengaturannya tetap dapat dilakukan melalui amandemen terhadap Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana.
Adapun beberapa tindak pidana yang diatur dalam Buku II tentang Tindak Pidana yang melarang beberapa perbuatan yang
terkait dengan penyelenggaraan Negara dan kehidupan berbangsa dan bernegara serta kehidupan bermasyarakat antara lain sebagai
berikut :
2.1. Tindak Pidana Terhadap Keamanan Negara