Seirama dengan proses globalisasi, lajunya pembangunan dan perkembangan sosial yang disertai dengan mobilitas sosial yang
cepat serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih, diperkirakan jenis tindak pidana baru masih akan muncul di
kemudian hari. Oleh karena itu, terhadap jenis tindak pidana baru yang akan muncul yang belum diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana baru ini, pengaturannya tetap dapat dilakukan melalui amandemen terhadap Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana.
Adapun beberapa tindak pidana yang diatur dalam Buku II tentang Tindak Pidana yang melarang beberapa perbuatan yang
terkait dengan penyelenggaraan Negara dan kehidupan berbangsa dan bernegara serta kehidupan bermasyarakat antara lain sebagai
berikut :
2.1. Tindak Pidana Terhadap Keamanan Negara
Pengkhianatan atau makar treason dan tindak pidana terhadap keamanan negara merupakan sebagian dari tindak
pidana yang sangat berat dan mengkhawatirkan. Perilaku dalam kategori ini akan
sangat membahayakan keamanan dan
kesejahteraan seluruh bangsa. Di samping tindak pidana yang telah dikenal dalam KUHP sekarang seperti: makar
untuk membunuh Presiden dan Wakil Presiden Pasal 104, makar untuk
memisahkan sebagian wilayah Indonesia Pasal 106, makar untuk menggulingkan pemerintah Pasal 107 dan pemberontakan, maka
ke depan perlu diatur beberapa perilaku untuk dijadikan tindak pidana baru. Kriminalisasi ini didasarkan pada pengalaman
masyarakat Indonesia dalam tahun 1965, yang tidak dikehendaki terulang kembali.
Adapun perilaku yang perlu dikriminalisasi untuk mencegah terjadinya pengkhianatan tersebut di atas adalah: perbuatan
menentang ideologi negara Pancasila atau UUD 1945, kegiatan penyebaran faham komunis atau marxisme atau leninisme, dan
hubungan dengan organisasi yang berasaskan komunisme, atau marxisme atau leninisme. Adapun perbuatan-perbuatan tersebut
merupakan
tindak pidana,
apabila menimbulkan
akibat terganggunya stabilitas di bidang politik dan keamanan delik
materil.
Naskah Akademik RUU KUHP | 211
Materi tindak pidana terhadap Keamanan Negara, tidak banyak berbeda dengan apa yang ada di WvS yang sekarang
berlaku, sehingga juga tidak ada pembedaan antara keamanan negara yang intern dan ekstern dan antara apa yang disebut
hoogverrad dan landverraad yang merupakan tindak pidana yang masuk dalam bab ini. Perancis membedakan antara keamanan
negara yang bersifat intern dan yang ekstern, sedangkan Jerman mengadakan pembedaan antara hoogverrad dan landverraad.
Tindak pidana berupa hoogverrad
tertuju kepada bentuk pemerintahan atau bentuk negara yang ada, sedangkan tindak
pidana yang termasuk landverraad tertuju kepada keamanan negara, sehingga terancam dari luar. Hoogverrad dan landverraad
secara harfiah berarti penghianatan tinggi dan pengkhianatan negara. Termasuk hoogverrad misalnya pemberontakan, dan
landverraad misalnya membantu musuh.
Karena tindak pidana terhadap keamanan negara dianggap sebagai tindak pidana yang berat, maka tidak hanya perbuatan
yang selesai saja yang diancam pidana, akan tetapi juga perbuatan berupa permufakatan antara dua orang atau lebih untuk
melakukan tindak pidana itu juga diancam pidana. Di samping itu juga ada apa yang disebut tindak pidana makar, yang masih
berupa percobaan. Dalam hal ini meskipun ada pengunduran diri secara sukarela si pembuat tetap dapat dipidana.
Tindak pidana terhadap keamanan negara ini merupakan delik yang mengakibatkan terjadinya keonaran dalam masyarakat
atau terganggunya stabilitas di bidang politik dan keamanan. Perbuatan yang dilarang antara lain adalah: a menentang ideologi
Pancasila atau UUD NRI Tahun 1945 dengan maksud mengubah bentuk negara atau susunan pemerintahan: b menyebarkan
propaganda faham komunisme dengan maksud mengubah bentuk negara atau susunan pemerintahan: dan c mendirikan organisasi
atau mengadakan hubungan dengan atau memberikan bantuan kepada organisasi yang berdasarkan komunisme dengan tujuan
untuk mengembangkan komunisme di Indonesia. Beberapa hal yang perlu diatur dalam tindak pidana terhadap keamananan
negara, antara lain adalah:
Naskah Akademik RUU KUHP | 212
a. Tindak Pidana terhadap Ideologi Negara