tidak dijalani oleh terpidana.
b. Tindakan
Dalam menjatuhkan putusan yang berupa pengenaan tindakan, hakim wajib diperhatikan ketentuan faktor yang
memberatkan dan meringankan bagi terdakwa Terhadap orang yang melakukan tindak pidana yang tidak
dapat dimintai
pertanggunjawaban atau
kurang mampu
bertangungjawab, dapat dikenakan tindakan berupa: 1. Perawatan di rumah sakit jiwa;
Putusan tindakan berupa perawatan di rumah sakit jiwa dijatuhkan setelah pembuat tindak pidana dilepaskan dari
segala tuntutan hukum dan yang bersangkutan masih dianggap berbahaya berdasarkan surat keterangan dari dokter
ahli. Pembebasan dari tindakan perawatan di rumah sakit jiwa
dikenakan, jika yang bersangkutan dianggap tidak berbahaya lagi
dan tidak
memerlukan perawatan
lebih lanjut
berdasarkan surat keterangan dari dokter ahli. 2. Penyerahan kepada pemerintah; atau
Tindakan penyerahan kepada pemerintah, bagi orang dewasa dilakukan demi kepentingan masyarakat.
3. Penyerahan kepada seseorang.. Tindakan berupa penyerahan kepada
seseorang, dapat dikenakan kepada pembuat tindak pidana dewasa. Tindakan
penyerahan kepada seseorang, bagi orang dewasa dilakukan demi kepentingan masyarakat
Dalam putusan hakim ditentukan tempat dan bagaimana tindakan harus dijalankan
Sedangkan tindakan-tindakan
yang dapat
dikenakan bersama-sama dengan pidana pokok terhadap pelaku tindak
pidana yang dapat dimintai pertanggung jawaban adalah: 1. pencabutan surat izin mengemudi;
Tindakan pencabutan surat izin mengemudi dikenakan setelah mempertimbangkan keadaan yang menyertai tindak pidana
yang dilakukan; keadaan yang menyertai pembuat tindak pidana; atau kaitan pemilikan surat izin mengemudi dengan
usaha mencari nafkah. Apabila surat izin mengemudi tersebut dikeluarkan oleh negara lain, maka pencabutan surat izin
mengemudi dapat diganti dengan larangan menggunakan
Naskah Akademik RUU KUHP | 193
surat izin tersebut di wilayah negara Republik Indonesia. Jangka waktu pencabutan surat izin mengemudi berlaku
antara 1 satu tahun sampai dengan 5 lima tahun.
2. perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana; Tindakan perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak
pidana dapat berupa uang, barang, atau keuntungan lain. Jika hasil keuntungan tidak berupa uang, maka pembuat tindak
pidana dapat mengganti dengan sejumlah uang yang ditentukan oleh hakim.
3. perbaikan akibat tindak pidana; Perbaikan akibat tindak pidana dapat berupa perbaikan,
penggantian, atau pembayaran harga taksiran kerusakan sebagai akibat tindak pidana tersebut.
4. latihan kerja; Dalam mengenakan tindakan berupa latihan kerja, hakim
wajib mempertimbangkan kemanfaatan bagi pembuat tindak pidana; kemampuan pembuat tindak pidana; dan jenis latihan
kerja dengan memperhatika latihan kerja atau pengalaman kerja yang pernah dilakukan, dan tempat tinggal pembuat
tindak pidana.
5. rehabilitasi; danatau Rehabilitasi dikenakan kepada pembuat tindak pidana yang
kecanduan alkohol, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya; danatau mengidap kelainan seksual atau yang
mengidap kelainan jiwa. Pelaksanaan rehabilitasi tersebut dilakukan di lembaga rehabilitasi medis atau sosial, baik milik
pemerintah maupun swasta.
6. perawatan di lembaga. Tindakan perawatan di lembaga harus didasarkan atas sifat
berbahayanya pembuat tindak pidana yang melakukan tindak pidana tersebut sebagai suatu kebiasaan.
c. Pidana dan Tindakan Bagi Anak