Pertanggungjawaban Pidana Ruang Lingkup Materi Muatan

1.2. Pertanggungjawaban Pidana

Berkaitan dengan pertanggungjawaban yang ketatstrict liability dan pertanggungjawaban pengganti vicarisous; liability pada prinsipnya berasal dari “pertanggungjawaban pidana berdasarkan kesalahan” liability based on fault. Hal tersebut karena alasan pertanggungjawaban pidana berdasarkan kesalahan, terutama dibatasi pada perbuatan yang dilakukan dengan sengaja dolus. Dapat dipidananya delik culpa hanya bersifat perkecualian eksepsional apabila ditentukan secara tegas oleh undang-undang. Sedangkan pertanggungjawaban terhadap akibat-akibat tertentu dari suatu tindak pidana yang oleh undang- undang diperberat ancaman pidananya, hanya dikenakan kepada terdakwa apabila ia sepatutnya sudah dapat menduga kemungkinan terjadinya akibat itu apabila sekurang-kurangnya ada kealpaan. Jadi hal tersebuttidak menganut doktrin“menanggung akibat” erfolgshaftung secara murni, tetapi tetap diorientasikan pada asas kesalahan. Dalam hal ada “kesalahan” error, baik kesalahan mengenai fakta error facti maupun kesalahan mengenai hukumnya error iuris pada prinsipnya si pembuat tidak dapat dipertanggungjawabkan dan oleh karena itu tidak dipidana. Namun demikian, apabila kesesatannya itu keyakinannya yang keliru itu patut dicelakandipersalahkan kepadanya, namun si pembuat tetap dapat dipidana. Pedoman mengenai “rechterlijkpardon”, sebagai bagian dari “pedoman pemidanaan”. Walaupun pada prinsipnya seseorang sudah dapat dipidana apabila telah terbukti melakukan tindak pidana dan kesalahannya, namun dengan pertimbangan- pertimbangan tertentu memberi kewenangan kepada hakim untuk memberi maaf atau pengampunan kepada si pembuat tanpa menjatuhkan pidana atau tindakan apapun. Selanjutnya mengenai pedoman mengenai alasan penghapus pidana, pada prinsipnya seseorang dapat tidak dipertanggungjawabkan atau tidak dipidana karena adanya alasan penghapus pidana.Hal ini memberikan kewenangankemungkinan kepada hakim untuk tidak memberlakukan alasan penghapus pidana tertentu berdasarkan asas “culpa in causa”, yaitu apabila Naskah Akademik RUU KUHP | 181 terdakwa sendiri patut diceladipersalahkan menyebabkan terjadinya keadaan atau situasi darurat yang sebenarnya dapat menjadi dasar adanya alasan penghapus pidana tersebut.

1.3. Pemidanaan dan Pidana a. Jenis dan Pengertian Pidana