Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

ikan yang tertangkap dengan sero relatif lebih tinggi dibanding yang didapatkan oleh Asriyana 2011 di perairan Teluk Kendari dengan alat tangkap pukat pantai. Ikan planktivor yang tertangkap berada pada kisaran trofik level 2,32 - 2,92; ikan omnivor berkisar antara 2,46 - 4,49; dan ikan karnivor 3,41 - 5,00. Rata-rata trofik level dihitung dari semua waktu pengamatan setiap jenis ikan relatif sama antara ketiga habitat. Kemiripan rata-rata trofik level ikan spesies yang sama antara ketiga habitat diduga terkait dengan pola migrasi harian jenis ikan yang terjadi diantara ketiga habitat sehingga jenis makanan yang menjadi dasar penentuan trofik level juga mirip. Mengacu pada komposisi berat hasil tangkapan Tabel 4 maka diketahui bahwa komposisi biomassa ikan planktivor, omnivor, dan karnivor hampir berimbang dengan persentase biomassa secara berurut 27,13, 36,94 dan 35,93. Apabila komposisi biomassa total hasil tangkapan dari semua habitat dihitung berdasarkan trofik level maka didapatkan bahwa persentase ikan trofik level 3, 3-4 dan 4 secara berurut adalah 34,87, 29,20 dan 35,93. Proporsi biomassa hasil tangkapan yang relatif berimbang antar ketiga trofik level mengindikasikan bahwa kondisi ekologis ketiga ekosistem pantai di perairan pitumpanua dilihat dari trofik level ikan yang tertangkap dengan sero relatif masih baik. Masih tingginya proporsi ikan karnivor pada trofik level 4 khususnya barakuda merupakan indikator penting bahwa rantai makanan food chain relatif masih baik dan mendukung untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan- ikan pada trofik level lebih tinggi. Berbeda dengan yang didapatkan Hatta 2010 dan Sudirman 2003 yang mendapatkan proporsi trofik level ikan karnivor yang tertangkap dengan bagan rambo sangat rendah di Perairan pantai Kabupaten Barru yang menunjukkan bahwa telah terjadi overfishing di wilayah tersebut. Kesenjangan proporsi ikan karnivor yang cukup jauh antara ikan barracuda dengan ikan kuwe, dan lencam pada trofik level yang hampir sama dengan barracuda mengindikasikan bahwa jejaring makanan food web di lokasi penelitian sedikit terganggu. Fakta dari kesenjangan ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi perpindahan energi dan biomassa dari trofik level rendah sampai ke trofik level lebih tinggi 4 namun hanya intensif pada salah satu jalur rantai makanan saja yaitu rantai pada ikan baracuda. Rantai makanan pada jalur yang menuju pada ikan kuwe dan lencam menunjukkan aliran biomassa dan energi yang sangat kecil. Kondisi ketidak seimbangan proporsi antara ketiga jenis ikan karnivor dengan asumsi bahwa proporsi ketiga jenis ikan karnivor tersebut yang tertangkap proporsional dengan populasinya di alam dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya : 1. Pengaruh parameter lingkungan yang menyebabkan perbedaan terhadap : kelimpahan item makanan pokok baik larva maupun dewasanya, kelangsungan hidup fase larva dan juvenil ketiga jenis ikan karnivor tersebut. 2. Toleransi terhadap fluktuasi di lingkungan pantai yang berbeda antara ketiga jenis ikan karnivor. 3. Perbedaan fekunditas antara ketiga jenis ikan karnivor. 4. Kemampuan kompetisi yang berbeda antara ketiga jenis ikan karnivor baik terhadap ruang maupun terhadap makanan. 5. Laju mortalitas dan laju tangkap yang berbeda oleh alat tangkap lain selain sero terhadap ketiga jenis ikan karnivor. Mengacu pada hasil yang didapatkan dalam penelitian ini maka dari analisis isi lambung maka dapat dijelaskan bahwa sangat besar kemungkinan bahwa ikan barracuda memiliki kemampuan kompetisi yang lebih unggul dibanding kedua jenis ikan karnivor lainnya yaitu ikan kuwe dan lencam. Fakta yang mendukung dugaan ini adalah kemiripan dan overlap item makanan diantara ketiga jenis ikan tersebut. Fraksi makanan bony fishes dimakan oleh ketiga jenis ikan, telurlarva ikan, dan udang-udangan dikonsumsi bersama oleh ikan barracuda dan ikan kuwe, cepalophoda cumi-cumi dikonsumsi oleh ikan barracuda bersama ikan lencam. Melihat dari item makanan barracuda yang kesemuanya overlap dengan kedua jenis ikan lainnya maka seharusnya ikan barracuda yang paling rendah populasinya proporsional yang tertangkap apabila kemampuan kompetisinya sama. Karena sebaliknya menunjukkan fakta yang terbalik dimana proporsi ikan barrcuda lebih tinggi maka hanya sangat mungkin terjadi apabila kemampuan kompetisi ikan barracuda lebih tinggi dibanding kedua ikan lainnya terutama dalam mendapatkan makanan dengan asumsi faktor lain yang mempengaruhi seperti dijelaskan di atas dianggap sama.