Waktu dan Lokasi Penelitian

food item yang diketahui dari analisis isi lambung ikan gut content analysis, seperti yang dilakukan oleh Pauly et al. 2000. Posisi ikan dinyatakan sebagai nilai trophic level yang ditentukan dengan cara menghitung rata-rata nilai trophic level dari setiap food item ditambah 1. Selanjutnya, keterkaitan ekologi di antara setiap jenis ikan pada setiap habitatnya dengan makanannya dieksplorasi dengan analisis regresi linier sederhana, mengikuti petunjuk Kleimbaum et al. 1988. Kelimpahan plankton ditentukan dengan menerapkan analisis laboratorium terhadap sampel yang telah diawetkan. Analisis ini menghitung individu plankton secara lengkap sensus dengan menggunakan Sedwick Rafter Cell SRC APHA 2005 sedangkan densitas klorofil-a ditentukan dengan menerapkan metode Boyd 1982. Data panjang dan berat sampel ikan dianalisis untuk menentukan rumus hubungan panjang-berat Romimohtarto Juwana 2001 yang menerapkan persamaan eksponensial, yaitu W = aL b , seperti dikemukakan oleh Teisser 1960 dan Carlander 1968 dalam Effendie 1997. Dari analisis ini diketahui nilai koefisien b yang menggambarkan pola pertumbuhan berat ikan terkait dengan panjang ikan, apakah ikan tumbuh langsing b 3, normal b = 3 atau gemuk b 3. Data panjang ikan yang tertangkap selama penelitian juga digunakan untuk menentukan selektivitas experimental crib. Karakteristik selektivitas ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan kelayakan biologis-teknis bunuhan crib bermata jaring 4 cm dalam menangkap ikan-ikan yang ada di tiga habitat pesisir. Mengingat metode penangkapan ikan yang diterapkan pada sero tergolong sebagai filtering, yaitu penyaringan, maka penelitian ini ini menerapkan model kurva logistik yang biasa diterapkan dalam mengkaji selektivitas trawl Paloheimo dan Cadima, 1964; Kimura, 1977; Hoydal et al., 1982 dalam Sparre dan Venema 1999. Bentuk kurva selektivitas ini sangat tergantung kepada data komposisi ukuran ikan dan proporsi ikan yang tertangkap. Kelayakan ditentukan dengan membandingkan ukuran ikan yang berpeluang tertangkap sebesar 50 L 50 dengan ukuran ikan ketika matang gonad untuk pertama kali atau length at first maturity L mat . Analisis kelayakan biologis-teknis sero ini diterapkan pada sembilan jenis ikan yang dominan tertangkap di tiga habitat pesisir. Selanjutnya, berdasarkan karakteristik lingkungan daerah penangkapan ikan, komposisi jenis dan ukuran ikan yang tertangkap, kelayakan biologis-teknis sero, dilakukan perumusan strategi pengelolaan perikanan sero di Kabupaten Wajo.