6 Setelah pengambilan hasil tangkapan selesai, jaring kembali dibuangdipasang
untuk proses penangkapan selanjutnya. 7
Kegiatan penangkapan berlangsung pada 3 tiga unit sero pada daerah penangkapan yang berbeda.
7.2.4 Metode Pengukuran
Metode pengukuran untuk menentukan kesesuaian mata jaring sero pada 3 tiga daerah penangkapan dilakukan dengan cara yaitu dengan cara setiap hasil
tangkapan yang tertahan pada mata jaring experimental crib yang terpasang dipisahkan dengan yang tertahan pada cover-net sero pada setiap daerah
penangkapan. Alat tangkap sero yang mempunyai hasil tangkapan banyak hanya diambil 15 total hasil tangkapan sedangkan sero yang hasil tangkapan sedikit
semua diambil untuk keperluan analisis. Sampel yang terambilterwakili kemudian diidentifikasi berdasarkan jenisnya kemudian dipisahkan, apabila
sampel terlalu banyak maka sampel diawetkan sebagian dan dilakukan pengukuran panjang total ikan dan berat ikan secara bertahap. Pengukuran
panjang ikan dengan measuring board dan berat ikan menggunakan timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 gram
Kegiatan penangkapan selama penelitian untuk keperluan analisis kelayakan mata jaring dilakukan sebanyak 16 kali trip. Pengambilan hasil
tangkapan dilakukan hanya sekali seminggu selama 4 bulan pada 3 tiga unit sero yang diberikan experimental crib pada masing-masing daerah penangkapan
habitat.
7.2.5 Analisis Data
7.2.5.1 Perbandingan komposisi dan proporsi ukuran ikan layak tangkap
Untuk menghitung komposisi ukuran ikan layak tangkap yang tertahan pada experimetal crib di setiap habitat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Hasil tangkapan sero di setiap habitat dipisahkan berdasarkan setiap jenis ikan;
2. Menghitung jumlah dan frekuensi panjang ikan yang tertangkap;
3. Membandingkan ukuran ikan yang tertangkap dengan length
at first maturity Lmat yang dilaporkan oleh beberapa peneliti sebelumnya; 4.
Menghitung proporsi ikan yang layak tangkap berdasarkan length at first maturity dari total ikan yang tertangkap;
5. Membuat tabel dan grafik terhadap ikan yang layak tertangkap dari setiap jenis
ikan dominan tertangkap berdasarkan habitat. 7.2.5.2
Perbandingan jumlah hasil tangkapan pada experimental crib Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian experimental crib
sero adalah rancangan acak kelompok RAK. Perlakuan adalah tiga habitat muara sungai, mangrove, dan lamun. Ulangan adalah 16 blok waktu
penangkapan hasil tangkapan. Model matematis rancangan tersebut sebagai berikut:
Y
ij =
µ + H
i
+T
j
+ ε
ij
......................................................................7 Dimana : i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3 .....16
Y
ij
= Respon pengamatan pada experimental crib ke-i dan kelompok ke-j µ = Nilai rataan umum
H
i
= pengaruh experimental crib ke-i habitat i = 1,2, dan 3; T
j
= pengaruh kelompok blok waktu penangkapan ke-j;
εijk
= Galat percobaan dari perlakuan ke-I dan kelompok ke-j. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam ANOVA.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS Release 15.0. Untuk membandingkan antar habitat yang berbeda jika hasil uji F dalam
ANOVA signifikan berbeda maka digunakan uji lanjut menggunakan uji beda rerata Tukey Tukey’s HSD Test Zar 1984 dan Petersen 1985.
7.2.5.3 Analisis selektivitas mata jaring 4 cm
Analisis selektivitas mata jaring 4 cm dalam hal ini sebagai experimental crib dari setiap unit sero didekati dengan menggunakan model logistik seperti
yang biasa dilakukan dalam kajian selektivitas trawl Paloheimo dan Cadima 1964, Kimura 1977 dan Hoydal et al. 1982 dalam Sparre dan Venema 1999.
Pendekatan ini mengandalkan data komposisi ukuran ikan dan proporsi ikan yang tertangkap.
[ ]
L b
a L
S exp
1 1
− +
= ………..……………………............8
Dimana :
∑ ∑
− =
net er
crib erimental
dalam L
length dengan
ikan crib
erimental dalam
L length
dengan ikan
S
L
cov exp
exp ……….9
Dari persamaan di atas dapat dituliskan kembali sebagai : L
b a
S
L
1 1
ln −
= ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎣
⎡ −
…………………………...……..…….10 Persamaan di atas dapat mewakili garis lurus. Dengan demikian observasi
terhadap bagian yang ditahan dapat digunakan untuk menentukan kurva logistik yang sesuai terhadap observasi-observasi tersebut. Untuk menghitung kisaran
panjang total ikan yang tertangkap pada experimental crib sero dengan peluang tertangkap sebesar 50 dengan rumus sebagai berikut :
b a
L =
50
………………………………………………..…..11
7.3 HASIL PENELITIAN
7.3.1 Komposisi dan Proporsi Layak Tangkap pada Experimental Crib
Komposisi jenis hasil tangkapan yang tertahan pada jaring experimental crib alat tangkap sero yang dioperasikan pada habitat berbeda di perairan pantai
Pitumpanua Teluk Bone Tabel 15 berikut. Tabel 15 Komposisi jenis hasil tangkapan yang tertahan dan meloloskan diri pada
jaring experimental crib sero di habitat berbeda selama penelitian
No Jenis Ikan
Habitat Muara
Mangrove Lamun
Tertahan Lolos Tertahan Lolos Tertahan Lolos 1 Rajungan
100,00 0,00
100,00 0,00
100,00 0,00 2 Kerong
kerong 72,26
27,74 71,32
28,68 67,78 32,22
3 Barakuda
78,53 21,47
62,44 37,56
55,81 44,19 4
Kuwe 67,86
32,14 68,73
31,27 58,12 41,88
5 Lencam
58,55 41,45
62,78 37,22
73,05 26,95 6
Baronang lingkis 63,51
36,49 61,32
38,68 69,54
30,46 7
Baronang 63,68
36,32 59,17
40,83 62,83 37,17
8 Pepetek
64,49 35,51
62,27 37,73
54,43 45,57 9 Biji
nangka 42,92
57,08 34,53
65,47 34,59 65,41
10 Kapas kapas 34,54
65,46 40,08
59,92 34,05
65,95
Adapun proporsi jumlah hasil tangkapan yang layak tangkap yang tertahan pada experimental crib yaitu 5 lima jenis ikan tertangkap di atas 50,0 dari
ukuran layak tangkap dan selebihnya masih di bawah 50,0 layak tangkap Tabel 16 dan Gambar 20.
Tabel 16 Proporsi ukuran layak tangkap hasil tangkapan yang tertahan pada jaring experimental crib selama penelitian
No Jenis ikan
Muara Sungai Mangrove Lamun Rata-rata
1 Pepetek 80,21
81,47 71,75
77,81 2 Kapas-kapas
64,93 83,51
42,59 63,68
3 Barakuda 58,59
67,39 61,11
62,36 4 Kerong
kerong 54,43
60,14 65,35
59,97 5 Biji
nangka 51,83
46,40 51,72
50,00 6 K.
rajungan 33,96
33,33 77,97
48,42 7 B.
lingkis 30,39
34,02 38,46
34,29 8 Lencam
12,36 16,39
11,43 13,39
9 Baronang 21,48
14,79 11,52
15,93 10 Kuwe
Gambar 20 Rata-rata ukuran layak tangkap hasil tangkapan yang tertahan pada experimental crib selama penelitian di perairan pantai Pitumpanua
Teluk Bone.
7.3.2 Nilai L
50
Setiap Jenis Ikan yang Tertangkap pada Experimental Crib
Hasil perhitungan parameter kurva selektivitas dengan menggunakan metode Sparre-Venema dengan menutupi experimental crib dengan cover-net
yaitu terlihat bahwa L
50
dari setiap jenis ikan yang sama dan jenis lainnya yaitu berbeda pada setiap habitat Tabel 17, Gambar 21-22, dan Lampiran 28-30.
Tabel 17 Nilai L
50
± standar deviasi SD setiap jenis ikan berdasarkan habitat selama penelitian
Jenis ikan Muara sungai Mangrove
Lamun L
mat
Biji nangka 10,2 ± 0,55
10,5 ± 0,64 11,4 ± 0,48
12,0
A
Baronang lingkis 8,0 ± 1,48
11,9 ± 0,89 12,0 ± 0,67
17,0
B
Kerong-kerong 12,8 ± 1,08
13,2 ± 1,57 12,9 ± 2,41
18,0
C
Lencam 14,4 ± 0,84
13,4 ± 0,15 14,6 ± 0,94
18,2
D
Pepetek 9,3 ± 0,73
9,4 ± 0,79 9,0 ± 0,95
9,0
E
Kapas-kapas 10,0 ± 0,42
10,1 ± 0,55 10,0 ± 0,76
10,5
F
Kuwe 11,3 ± 1,42
12,1 ± 0,95 11,7 ± 0,70
30,0
G
Baronang 15,0 ± 0,90
14,8 ± 0,93 14,7 ± 0,90
21,0
H
Barakuda 18,5 ± 1,20
17,8 ± 1,53 22,7 ± 1,24
17,3
I
Keterangan :
E
Martasuganda et al. 1991
F
Sjafei Syaputra 2009
F
Wassef Hady 1997
G
Tharwat Rahman 2006
G
Situ Sadovy 2004
H
Sutomo Juwana 1990
H
Krajangdara 2004
I
Allam et al. 2004
E
Pauly 1977 dalam Sjafei Saadah 2001
Muara sungai Mangrove Lamun
Keterangan : A = Biji nangka
C = Kerong kerong B = Baronang lingkis
D = Kapas kapas
Gambar 21 Kurva selektivitas mata jaring 4 cm untuk jenis ikan biji nangka, baronang lingkis, kerong kerong, dan kapas kapas pada daerah
penangkapan yang berbeda.