Oksigen terlarut DO Parameter Kualitas Perairan

musim peralihan April Nurhayati 2007. Kecepatan arus di perairan Selat Lombok pada bulan Agustus pada lapisan permukaan juga bisa mencapai lebih dari 1,5 mdet Arief 1992. Begitupula dengan di sekitar Selat Malaka kecepatan arus relatif kuat dengan kecepatan kurang dari 1,0 mdet Nurhayati 2002. Kurnia 2003 melaporkan bahwa kecepatan arus di perairan Teluk Bone selama penelitian yaitu berkisar antara 0,024-0,048 mdet. Sutarmat et al. 2003 dalam Wardjan 2005 mengemukakan bahwa arus yang biasanya disebabkan oleh pasang surut tidak melebihi 50 cmdetik. Aliran air sebagai pergantian air yang cukup yaitu 10-30 cmdetik.

2.5.6 Plankton

Distribusi biogeografis plankton sangat ditentukan oleh faktor lingkungan, sepeti cahaya, temperatur, salinitas, nutrien dan faktor-faktor lainnya. Faktor tersebut sangat menentukan keberadaan dan kesuksesan spesies plankton di suatu lingkungan Parsons et al. 1984 dan Valiela 1984. Lebih lanjut Parsons et al. 1984 mengemukakan bahwa tidak mudah untuk menjelaskan kondisi yang berlaku umum tentang penyebaran fitoplankton secara horisontal di laut. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kondisi ekologi pada bagian-bagian laut yang berbeda, seperti di daerah pantai dan estuari, pesisir pantai, dan laut lepas. Salah satu peranan fitoplankton di perairan adalah mengubah zat-zat anorganik menjadi zat-zat organik dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis. Hasilnya disebut sebagai produktivitas primer dengan satuan volume per waktu atau satuan luas per waktu APHA 2005. Respon fitoplankton terhadap intensitas cahaya sangat dipengaruhi oleh pigmen yang dikandungnya. Perbedaan pigmen yang dikandung antara jenis fitoplankton menyebabkan perbedaan intensitas cahaya yang diabsorbsi. Lebih spesifik Levinton 1982 menyatakan bahwa fitoplankton berfotosintesa menggunakan klorofil a, c, dan pigmen tambahan. Zooplankton dipengaruhi oleh kecerahan yang erat kaitannya dengan jumlah seston dan penetrasi cahaya kedalam perairan. Kecerahan dipengaruhi oleh kekeruhan dan warna air, makin tinggi kecerahan makin dalam penetrasi cahaya matahari Arinardi 1989. Lebih lanjut, mengemukakan bahwa jumlah zooplankton sangat dipengaruhi oleh kekeruhan. Dengan kekeruhan yang tinggi fitoplankton tidak efektif untuk melakukan fotosintesis sehingga zooplankton tidak tumbuh dengan baik.

2.6 Trophic Level dan Kebiasaan Makan Ikan

Seluruh biota penghuni laut dari permukaan sampai dasar saling berhubungan secara kompleks membentuk suatu sistem yang rumit. Hubungan ini terutama adalah dalam hal makanan. Bermacam-macam mata rantai dari sistem tersebut saling menjamin berlangsungnya transformasi energi di laut. Mempelajari struktur dan proses dari sistem tersebut merupakan salah satu persoalan terpenting dalam planktonologi. Transfer energi dari tingkatan tropik yang satu ke yang lain dari permukaan sampai dasar, dalam tingkatan tertentu ditunjukkan oleh sifat sebaran vertikal, kuantitas, dan komposisi plankton pada berbagai kedalaman. Rantai makanan dinyatakan sebagai suatu aliran biomassa yang kontinu dari tingkatan trofik yang ada. Nybakken 1988 mengemukakan bahwa dalam setiap komunitas, spesies tidak terisolasi tetapi berinteraksi dengan spesies lain pada daerah yang sama sehingga akan terjadi proses makan dimakan dalam komunitas tersebut. Ketersedian makanan merupakan faktor yang menentukan ukuran populasi, pertumbuhan, reproduksi dan dinamika populasi serta kondisi ikan yang ada di suatu perairan Nikolsky 1963. Adanya makanan yang tersedia dalam perairan selain dipengaruhi oleh kondisi biotik, ditentukan pula oleh kondisi abiotik lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang, dan luas permukaan Effendie 1997. Rantai makanan menggambarkan hubungan keterkaitan antar organisme mulai tingkatan trofik terendah sampai dengan tingkatan trofik tertinggi. Di dalam jejaring makanan terdapat mekanisme saling memengaruhi antara tingkatan trofik paling atas terhadap tingkatan trofik di bawahnya top down effect dan sebaliknya dari tingkatan trofik paling bawah ke tingkatan trofik di atasnya bottom up effect Chassot et al. 2005. Effendie 1997 mengemukakan jika ditelaah makanan ikan itu sejak dari awal pembentukannya sampai ke makanan yang dimakan oleh ikan, sebenarnya merupakan mata rantai yang dinamakan rantai makanan food chains. Plankton tumbuh-tumbuhan melalui proses fotosintesis dapat memproduksi bahan