Asosiasi antara Hasil Tangkapan Dominan dengan Habitat
Jenis krustasea yang dominan tertangkap yaitu kepiting rajungan dan udang putih. Tertangkapnya kedua jenis krustasea tersebut disebabkan karena
rajungan dan udang putih secara ekologis hidup bersama-sama dan berinteraksi dalam satu ruang ekosistem dengan ikan pada daerah pantai. Diketahui bahwa
udang putih dan rajungan sebagian daur hidupnya berada di daerah pesisir pantai seperti estuaria dan sebagian di laut Saputra Subiyanto 2007; Suharyanto
Tjaronge 2009. Lebih lanjut dipertegas Pasquier P ẻrez 2004 bahwa
keberadaan hidupnya pada masa juvenile di pantai atau estuaria dan dewasa bermigrasi ke laut terbuka.
Banyaknya hasil tangkapan ikan demersal pada alat tangkap sero karena pengoperasian sero berada pada perairan dangkal. Hal ini diperkuat oleh
pernyataan oleh Widodo dan Suadi 2008 bahwa perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 100 meter dengan dasar perairan yang berlumpur serta
relatif datar merupakan daerah penangkapan demersal yang baik. Dipertegas Yusof 2002 bahwa pada kedalaman perairan yang kurang dari 80 m didominasi
oleh ikan demersal 95,40 dari total hasil tangkapan, lebih lanjut mengatakan bahwa perairan 5-18 meter di perairan Peninsular Malaysia tertangkap 62-89
jenis ikan demersal. Berat hasil tangkapan yang terbanyak selama penelitian yaitu ikan
barakuda, kerong-kerong, baronang, baronang lingkis, kuwe, dan lencam Tabel 10. Urutan komposisi berat tersebut lebih disebabkan karena faktor
ukuran jenis ikan tersebut, dimana jenis ikan yang mempunyai ukuran lebih besar memiliki komposisi berat yang lebih berat dibanding dengan jenis ikan yang
ukurannya lebih kecil, walaupun jumlah hasil tangkapannya lebih sedikit dibanding ikan-ikan yang berukuran lebih kecil seperti pepetek, biji nangka, dan
kapas-kapas. Penelitian yang di lakukan Pujiyati 2008 justru jenis ikan pepetek
merupakan berat hasil tangkapan yang paling banyak ditemukan di Laut Jawa dengan alat tangkap bottom mini trawl yaitu 90,70 kg pada kedalaman 40 m.
Kemungkinan disebabkan kedalaman daerah penangkapan yang berbeda, karena di perairan pantai Pitumpanua kedalaman daerah penangkapan sero hanya sekitar
8-15 m, sehingga beragam jenis ikan demersal yang tertangkap. Hal ini diperkuat
pernyataan Pujiyati 2008 berdasarkan hasil penelitiannya bahwa densitas ikan demersal menyukai daerah dangkal, semakin dalam perairan densitas ikan
demersal semakin rendah. Begitu pula hasil penelitian Soadiq 2010 menemukan pepetek sebagai hasil tangkapan terbanyak di perairan Selayar dengan alat
tangkap fyke net. Komposisi berat ikan baronang yang tertangkap di perairan pantai
Pitumpanua yaitu rata-rata 14,37. Tingginya persentase ini kemungkinan disebabkan karena ikan baronang di daerah ini secara ekologis lebih mendukung
kelangsungan hidupnya. Hal ini dipertegas oleh Kurnia 2003 dalam penelitian di tempat sama dengan alat tangkap bubu yaitu ternyata ikan baronang memiliki
berat hasil tangkapan yang lebih besar dibanding dengan ikan lainnya. Hasil tangkapan seperti ikan pepetek, biji nangka, kapas-kapas, kepiting
rajungan, dan udang putih memiliki persentase berat hasil tangkapan yang kecil. Kecilnya persentase komposisi berat hasil tangkapan bukan berarti bahwa jenis
hasil tangkapan ini dari segi jumlah hasil tangkapan lebih sedikit dengan lainnya, bahkan jenis hasil tangkapan ini frekuensi kemunculan tertangkap lebih besar. Hal
sama yang diungkapkan oleh Imron 2008 bahwa jenis ikan-ikan demersal yang kontinyu tertangkap di perairan Tegal Jawa Tengah dengan alat tangkap
dogolcantrang dan jaring arad yaitu ditemukan 8 delapan jenis ikan demersal seperti pepetek, biji nangka, dan udang yang juga ditemukan di perairan pantai
Pitumpanua.
6.4.2
Kisaran Panjang Total dan Berat Setiap Jenis Ikan
Kisaran panjang total ikan biji nangka yang tertangkap di perairan pantai Pitumpanua yaitu 5,6-20 cm Tabel 11. Kisaran tersebut lebih besar yang
didapatkan perairan Demak yaitu antara 8-30 cm dengan modus panjang yaitu 16,2 cm Saputra et al. 2009. Begitupula kisaran yang ditemukan di perairan
Terengganu Peninsular, Malaysia juga lebih besar yaitu 22,8-24,3 cm Rahardjo 1997. Kisaran yang ditemukan hampir sama di lokasi penelitian yaitu di perairan
Andhara-Oissa yaitu 9,1-17,7 cm Reuben et al. 1992. Ukuran yang ditemukan di Brondong Jawa Timur dengan alat tangkap danish seine yaitu 13,3 cm. Tidak
berbeda jauh juga yang ditemukan oleh Ernawati dan Sumiono 2006 di perairan
Selat Makassar yaitu 5,0-17,0 cm. Begitupula halnya yang ditemukan di Teluk Palu dengan menggunakan pukat pantai yaitu 9,1 cm. Hal ini memberikan
indikasi bahwa ukuran-ukuran tersebut sangat dipengaruhi oleh lokasi daerah penangkapan, dimana daerah penangkapan yang berdekatan memiliki kisaran
yang hampir sama. Kisaran-kisaran tersebut sudah sesuai yang dikemukakan oleh Genisa 1999 bahwa kisaran ikan biji nangka umumnya tertangkap yaitu 15 cm.
Ikan baronang lingkis yang tertangkap di daerah perairan pantai Pitumpanua Teluk Bone yaitu 5,9-25,7 cm. Kisaran tersebut lebih banyak
tertangkap pada ukuran kecil sampai sedang. Penelitian ini sejalan yang ditemukan oleh Jalil et al. 2003 bahwa ikan baronang lingkis tertangkap di
perairan Kecamatan Bua Kabupaten Luwu Teluk Bone memiliki kisaran 6,2-22,0 cm dan kisaran tersebut lebih banyak tertangkap pada kisaran kecil sampai
sedang. Kemiripan kisaran tersebut dikarenakan karena daerah penangkapannya satu wilayah yaitu Teluk Bone.
Ikan kerong-kerong yang tertangkap yaitu pada kisaran 5,6-20,3 cm. Kisaran ini hampir sama dikemukakan oleh Subani 1990 bahwa umumnya
tertangkap di perairan Indonesia pada kisaran 5,0-25,0 cm. Kisaran hampir sama juga didapatkan di pantai selatan laut India yaitu 8,0-19,0 cm, dan yang
ditemukan di Teluk Rayong, Thailand yaitu 9,6-28, cm www.fishbase.org. Senada yang dikemukakan oleh Marwoto et al. 2006 bahwa jenis ikan kerong-
kerong yang tertangkap dengan jaring arad di perairan pantai Cilacap yaitu pada kisaran panjang 6,6-20,6 cm. Bisa dikatakan bahwa jenis ikan ini ukurannya
hampir sama diberbagai daerah. Kisaran panjang total ikan Kapas-kapas yang tertangkap di perairan
Pitumpanua Teluk Bone yaitu 4,2-18,6 cm. Kisaran ini sangat jauh berbeda yang didapatkan pada penelitian tahun 2005 di lokasi yang sama yaitu tertangkap pada
kisaran 3,0-23,5 cm Tenriware 2005. Bisa disimpulkan bahwa selama 5 lima tahun terakhir ini, jenis ikan kapas-kapas yang berukuran di atas 20 cm sudah
habis tertangkap di lokasi tersebut. Kisaran ukuran panjang ikan yang ditemukan jauh lebih kecil yang didapatkan di perairan pantai Mayangan, Jawa Barat yaitu
9,5-14,0 cm untuk jantan dan 10,2-16,5 cm untuk betina Sjafei dan Syaputra 2009. Sejalan yang dikemukakan oleh Genisa 1999 bahwa ukuran ikan kapas-
kapas umumnya tertangkap pada ukuran panjang total 15 cm dan jenis ikan ini bisa mencapai pada ukuran 25 cm.
Ikan lencam atau bisa dikenal katamba tertangkap pada kisaran 8,3-20,0 cm. Ukuran ini sangat kecil bila dibandingkan yang dikemukakan oleh Genisa
1999 bahwa pada umumnya jenis ikan ini tertangkapa pada kisaran 25-35 cm. Tahun 2005 di perairan pantai Pitumpanua masih ditemukan ukuran panjang
maksimun yaitu 25,9 cm Tenriware 2005. Hal memberikan gambaran bahwa jenis ikan lencam di lokasi tersebut semakin hari ukuran semakin kecil yang
tertangkap. Ikan pepetek atau peperek cina tertangkap pada kisaran 6,0-23,2 cm. Diduga
bahwa jenis ikan ini merajai perairan pantai Pitumpanua Teluk Bone. Dugaan ini berdasarkan hasil tangkapan yang didapatkan yaitu paling banyak tertangkap dan
penelitian sebelumnya pada tahun 2005 ukuran jenis ikan ini hanya tertangkap pada kisaran 3,4-17,4 cm, namun pada saat ini kisarannya lebih besar dari
sebelumnya. Kemungkinan pertumbuhan dan perkembangbiakan jenis ikan ini lebih cepat. Pernyataan ini didukung oleh Pauly 1977 bahwa jenis ikan tersebut
berkembang biak dengan pesat karena jenis ikan ini terhindar dari pemangsa karena keseluruhan tubuh pepetek menghasilkan cahaya, dimana cahaya ini
dilepaskan pada siang hari ke arah bawah berupa cahaya difusi yang cenderung memecah bayangan dirinya menjadi tidak utuh, akibatnya pemangsa potensial
tidak dapat melihat nyata mangsanya dalam hal ini pepetek. Ikan kuwe yang tertangkap di perairan pantai Pitumpanua kisaran ukuran
panjangnya masih sangat kecil yaitu 6,0-21,2 cm. Kisaran tersebut jauh lebih kecil yang dikemukakan oleh Genisa 1999 bahwa jenis ikan ini umumnya tertangkap
pada ukuran panjang total 50 cm dan bisa mencapai pada ukuran 75 cm. Seperti yang ditemukan di perairan Teluk Arab dengan alat tangkap trap ukuran kecil ikan
kuwe Caranx sexfaciatus didapatkan pada panjang 34 cm, sedangkan pada alat tangkap trap ukuran besar didapatkan panjang 50 cm Tharwat dan Rahman
2006. Ikan baronang tertangkap pada kisaran 8,0-23,5 cm. Kisaran ini jauh lebih
kecil yang didapatkan di perairan Pulau Pari, wilayah Pulau-pulau Seribu yaitu 14,0-21,0 cm Sutomo dan Juwana 1990. Tidak berbeda jauh yang dikemukakan