Penaju leader net Deskripsi Alat Tangkap Sero

Pasang surut dan gerakan ombak di pantai dapat mengangkat zat-zat makanan sehingga berbagai jenis ikan dapat memanfaatkannya dengan relatif mudah Nybakken 1988. Alat tangkap sero di pasang secara tegak lurus terhadap garis pantai dengan kedalaman perairan berkisar 3–8 m pasang tertinggi Gunarso 1996. Tiensongrume et al. 1986 dalam Rachmansyah 2004 menyatakan bahwa kriteria penentuan daerah penangkapan sero adalah sebagai berikut : 1 kedalaman perairan pada kisaran 1-10 m, 2 Substrat perairan berupa pasir berlumpur atau lumpur dan pasir, 3 berada di daerah muara sungai dengan jarak kurang lebih 200-250 m dari sungai, 3 arus perairan pada kisaran 0,05-0,4 mdet, 4 tinggi air pasang pada kisaran 0,5 m, 5 tidak berada di daerah pencemaran, 6 aksesbilitas baik, 7 suhu perairan pada kisaran 26-35 o C, dan 8 salinitas pada kisaran 60 ppt. Lebih lanjut Wudianto 2007 mengungkapkan bahwa hal penting yang harus diperhatikan sebelum pemasangan set antara lain: ketersedian sumber daya ikan yang menjadi tujuan penangkapan, pola ruaya ikan yang menjadi tujuan penangkapan, kondisi perairan dimana set net akan dipasang topografi dasar, keadaan arus, pasang surut, dan gelombang. Menurut Widodo dan Suadi 2008 bahwa perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 100 meter dengan dasar perairan yang berlumpur serta relatif datar merupakan daerah penangkapan demersal yang baik. Contoh dari perairan tersebut adalah pada paparan Sunda Selat Malaka, Laut Jawa dan Laut Cina Selatan serta Paparan Sahul. Lebih lanjut dikemukakan oleh Yusof 2002 bahwa dengan perbedaan kedalaman ternyata jumlah hasil tangkapan berbeda pula. Hal ini bisa dilihat di perairan Peninsular Malaysia pada jenis substrat dasar pasir dan pasir berlumpur dengan kedalaman kurang dari 80 m menunjukkan hasil tangkapan dari 48 stasiun didominasi oleh ikan demersal 95,40 dari seluruh hasil tangkapan dengan rata-rata kemampuan tangkap catch rate 66,65 kgjam. Pada kedalaman perairan antara 5–18 m tertangkap 62–89 spesies dan pada kedalaman perairan lebih dari 18 m menunjukkan jumlah spesies yang lebih banyak lagi yaitu 154 – 191 spesies. Ikan yang mendominasi penangkapan adalah pari 10,79. Loliginidae 10,63, Nemipteridae 7,09, Mullidae 5,83, dan Synodontidae 3,18. Substrat dasar perairan memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai habitat bagi bermacam-macam biota baik itu mikrofaua maupun makrofauna. Mikrofauna berperan sebagai pengurai bahan-bahan anorganik menjadi bahan-bahan organik yang banyak dimanfaatkan oleh biota-biota lain. Ikan demersal yang termasuk makrofauna juga sangat tergantung dengan substrat dasar perairan, hal ini disebabkan ikan demersal banyak mengambil makanan di substrat dasar perairan. Ikan-ikan demersal umumnya dapat hidup dengan baik di perairan yang bersubstrat lumpur atau lumpur berpasir dan makanan ikan demersal berupa benthos maupun biota kecil lainnya. Hal ini diperkuat oleh penelitian Masrikat 2009 bahwa ikan demersal yang tertangkap selama penelitian dengan jumlah individu terbanyak 19.462 ekor ditemukan pada stasiun 18 dengan dasar perairan lumpur berpasir.

2.3 Jenis-jenis Ikan yang Tertangkap Alat Tangkap Sero

Hasil tangkapan utama dari alat tangkap sero adalah jenis ikan demersal. Jenis ikan ini hidup di dasar atau dekat perairan atau yang bermigrasi di pantai saat air pasang untuk mencari makan. Boer et al. 2001 mengemukakan bahwa sumberdaya ikan demersal merupakan kelompok jenis-jenis ikan yang hidup di dasar atau dekat dengan dasar perairan. Kelompok ikan ini pada umumnya memiliki aktivitas relatif rendah, gerak ruaya tidak terlalu jauh dan membentuk gerombolan yang tidak terlalu besar, sehingga sebarannya relatif lebih merata jika dibandingkan dengan ikan-ikan pelagis. Kondisi demikian, telah mengakibatkan daya tahan ikan demersal terhadap tekanan penangkapan tersebut relatif rendah dan tingkat mortalitas cenderung sejalan dengan peningkatan upaya penangkapan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Marasabessy 2010 bahwa ikan demersal hidupnya secara soliter dan hanya sedikit yang dijumpai dalam kelompok besar. Jenis ikan demersal yang dimaksud seperti : ikan kakap Lutjanus sp dari suku Lutjanidae, kerapu Epinephelus sp dari suku Serranidae, baronang Siganus sp dari suku Siganidae, namun jenis ikan yang dijumpai dalam kelompok besar misalnya ikan ekor kuning Casio sp dari suku Caesionidae. Jenis-jenis ikan demersal tersebut merupakan target utama penangkapan sero. Namun selain jenis ikan demersal yang tertangkap dengan