Konstruksi Sero Perikanan sero di Perairan Pantai Pitumpanua Kabupaten Wajo Teluk Bone suatu kajian ekologis

Setelah proses pengambilan hasil tangkapan selesai, waring bagian bunuhan tersebut dikembalikan lagi ke laut, tali-tali kolor kemudian dikendurkan dan tali-tali pada sudut dan sisi bunuhan diikatkan kembali pada tiang-tiang sehingga ikan-ikan lain selanjutnya dapat masuk ke dalam bunuhan dan siap dipanen pada trip penangkapan ikan berikutnya. Kegiatan hauling ini memerlukan waktu kurang lebih 10–20 menit. Ikan-ikan tersebut kemudian dibawa ke rumah dan dijual langsung oleh nelayan kepada pembeli.

4.4 Lokasi Pemasangan Sero

Di perairan pantai Pitumpanua paling sedikit ada tiga kawasan yang merupakan tempat pemasangan sero, yaitu kawasan muara sungai, kawasan mangrove, dan kawasan lamun. Jarak di antara ketiga habitat tersebut sekitar 3 km Gambar 2 Kedalaman air pada saat pasang tertinggi di lokasi ini berkisar 2- 13 meter. Kedalaman air di tempat bagian bunuhan berbeda di antara ketiga habitat: 8-13 m pada kawasan muara sungai, 8-10 m pada kawasan mangrove, dan 9-13 m pada kawasan lamun. Substrat pada ketiga kawasan tersebut adalah pasir berlumpur, berlumpur, dan berpasir. Kedalaman perairan tersebut tidak jauh berbeda dari yang dikemukakan oleh Tiensongrume et al. 1986 diacu oleh Rachmansyah 2004 bahwa salah satu kriteria daerah pemasangan sero mempunyai kisaran kedalaman 1-10 meter. Ketiga kawasan tempat pemasangan sero tersebut berdekatan dengan 4 muara sungai, yaitu Sungai Bulete 3 o 43’07,8” ; 120 o 26’14,5”, Sungai Siwa 3 o 41’34,6” ; 120 o 26’06,1”, Sungai Bau-bau 3 o 40’32,8” ; 120 o 25’34,9”, dan Sungai Buriko 3 o 40’17,1” ; 120 o 25’03,4”. Kawasan mangrove dan lamun diapit oleh sungai Bulete dan sungai Siwa, sementara kawasan muara sungai berada depan sungai Bau-bau dan diapit oleh sungai Siwa dan sungai Buriko Gambar 2.

4.5 Jenis-jenis Ikan yang Tertangkap dengan Sero

Berdasarkan identifikasi terhadap ikan-ikan yang tertangkap sero selama penelitian, sebelas jenis ikan dan biota yang dominan atau paling banyak tertangkap adalah: 1 biji nangka Upeneus sulphureus, 2 kapas-kapas Gerres oyena, 3 lencam Lethrinus lentjam, 4 pepetek Leiognathus splendens, 5 kerong-kerong Therapon jarbua, 6 baronang lingkis Siganus canaliculatus, 7 kuwe Caranx sexfaciatus., 8 baronang Siganus guttatus, 9 barakuda Sphyraena sphyraena, 10 kepiting rajungan Portunus pelagicus, dan 11 udang putih Peneaus margueinsis; nama lokal dari biota yang tertangkap tersebut disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Jenis-jenis hasil tangkapan dominan tertangkap dengan sero selama penelitian Jenis ikan dan non ikan No Nama lokal Nama Indonesia Nama latin 1 Tiko-tiko Biji nangka Upeneus sulphureus 2 Kape-kape Kapas-kapas Gerres oyena 3 Katampa Lencam