kerong-kerong Therapon jarbua, 6 baronang lingkis Siganus canaliculatus, 7 kuwe Caranx sexfaciatus., 8 baronang Siganus guttatus, 9 barakuda
Sphyraena sphyraena, 10 kepiting rajungan Portunus pelagicus, dan 11 udang putih Peneaus margueinsis; nama lokal dari biota yang tertangkap
tersebut disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Jenis-jenis hasil tangkapan dominan tertangkap dengan sero selama
penelitian Jenis ikan dan non ikan
No Nama lokal Nama Indonesia
Nama latin 1 Tiko-tiko
Biji nangka
Upeneus sulphureus 2 Kape-kape
Kapas-kapas Gerres oyena
3 Katampa Lencam
Lethrinus lentjam 4 Caria
cakkang Pepetek
Leiognathus splendens 5 Kerung-kerung
Kerong-kerong Therapon jarbua
6 Manaja Baronang
lingkis Siganus canaliculatus 7
Cepa Kuwe
Caranx sexfaciatus 8 Baronang
Baronang Siganus guttatus.
9 Kaso-kaso
Barakuda, alu-alu Sphyraena sphyraena
10 Bukkang soji
Rajungan Portunus pelagicus
11 Bongko puteh Udang putih
Peneaus margueinsis Hasil tangkapan non dominan dan discards alat tangkap sero ditemukan
sangat beragam. Hasil tangkapan non dominan dan discards tersebut tidak tertangkap pada setiap trip penangkapan dan jumlahnya sangat sedikit. Hasil
tangkapan yang non dominan tersebut mempunyai harga tinggi seperti: ikan bambangan Lutjanus spp., kerapu Epinephelus spp., kakap Lates spp.,
balanak Liza vaigiensis, kepiting bakau Scylla serrata, cumi-cumi Loligo sp., dan udang windu Penaeus sp.. Sedangkan discards atau hasil tangkapan yang
sama sekali tidak dimanfaatkan oleh nelayan adalah ikan sebelah Psettodes erumei, ikan buntal Arothron reticularis, ubur-ubur Obelia sp., ikan lepu
Dendrochirus sp., ikan sumpit Toxotes jaculatrix, ikan buaya Platycephalus sp., dan kuda laut Hippocampus sp.. Selama penelitian didapatkan sebanyak
25 spesies Tabel 5 hasil tangkapan non dominan bernilai ekonomis dan discards.
Tabel 5 Hasil tangkapan non dominan dan discards alat tangkap sero selama penelitian
No Nama Daerah Nama Lokal
Nama Ilmiah Non-Dominan bernilai tinggi:
1 Orapu Kerapu
Epinephelus spp. 2
Bale cella Bambangan
Lutjanus spp. 3 Bonti
Balanak Liza vaigiensis
4 Kakap Kakap
Lates spp. 5 Comi
Cumi-cumi Loligo sp.
6 Bukkang dato
Kepiting bakau Scylla serrata
7 Bongko bolong
Udang windu Penaeus sp.
Non-dominan bernilai sedang: 8 Pakka-pakka
ikko Senangin
Eleutheronema sp. 9 Alajuru
Layur Trichiurus sp.
10 Sori Cendro
Tylosorus sp. 11 Pari
Pari Trygon spp.
12 Balolo kuning
Julung-julung Hemiramphus far
13 Samelang Sambilang
Plotosus sp. 14 Pallepe
Lidah Psettodes erumei
15 Bau-bau Selar
kuning Selaroides sp.
16 Ape-ape Ketang-ketang
Drepane sp. 17 Tembang
Tembang Sardinella sp.
18 Lure puteh
Teri Stolephorus spp.
Discards: 19 Bale pallepe’
Ikan sebelah Psettodes erumei
20 Buntala Buntal
Arothron reticularis 21 Ubur-ubur
Ubur-ubur Obelia sp.
22 Tae opu
Lepu Dendrochirus sp.
23 Mai-mai Kuda
laut Hippocampus sp.
24 Sumpiti Ikan
sumpit Toxotes jaculatrix
25 Palu gendrang Ikan buaya
Platycephalus sp
5 KONDISI LINGKUNGAN DAERAH PENANGKAPAN
IKAN DENGAN SERO
5.1 PENDAHULUAN
Kondisi lingkungan pada suatu habitat sangat penting diketahui karena dapat menentukan karakteristik berbagai organisme yang ada di dalamnya
Levinton 1982. Kondisi lingkungan tersebut biasanya dinyatakan dengan menggunakan sejumlah parameter lingkungan yang dapat dipakai untuk
menjelaskan hubungan di antara fenomena biologis dari sejumlah organisme yang menjadi perhatian dan faktor fisika kimia lingkungan. Kondisi lingkungan fisika
kimia dalam suatu skala ruang dapat berubah dalam skala waktu yang berbeda, misalnya harian, musiman dan tahunan. Oleh karena itu, penelitian tentang
kondisi lingkungan suatu habitat seyogianya memperhatikan ragam yang dihasilkan oleh faktor waktu. Sebagai konsekuensinya, fenomena atau perubahan
biologis juga dapat berubah sejalan dengan perubahan waktu. Sehubungan dengan masalah dan tujuan dari penelitian ini, kondisi
lingkungan dari tiga habitat ikan yang menjadi tempat pemasangan sero di Kecamatan Pitumpanua dijelaskan. Informasi tentang kondisi lingkungan di
setiap habitat tersebut dimanfaatkan untuk menjelaskan karakteristik komunitas ikan yang merupakan potensi perikanan lokal.
Dalam bab ini akan disajikan kondisi lingkungan dari tempat pemasangan sero. Kondisi perairan tersebut dinyatakan sebagai parameter biologi, fisika dan
kimia lingkungan, yaitu suhu air, salinitas, pH, kadar oksigen terlarut DO, kadar zat hara, klorofil-a, fitoplankton, dan zooplankton.
5.2 METODE PENELITIAN
5.2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Pengumpulan data dengan cara pengambilan contoh-contoh air dan biota dilakukan selama 4 bulan sejak tanggal 22 Januari hingga 14 Mei 2011.
Contoh-contoh tersebut diambil dari tiga lokasi tempat sero yang dilengkapi dengan experimental crib di perairan pantai Pitumpanua, yaitu di muara sungai
3
o
40
’
24,9
”
LS; 120
o
25’39,4
”
BT, mangrove 3
o
42
’
09,9
”
LS; 120
o
26’15,3
”
BT,
dan lamun 3
o
42
’
18,9
”
LS; 120
o
26’24,6
”
BT Gambar 2. Contoh-contoh tersebut kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi jenis biota dan densitasnya serta
kadar zat hara di laboratorium pada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan FIKP, Universitas Hasanuddin, Makassar.
5.2.2 Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan selama pengamatan kondisi lingkungan dan pengambilan contoh air di lapangan serta analisis di laboratorium
disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Jenis alat dan bahan yang digunakan pengambilan contoh air dan
pengamatan kualitas air di laboratorium
No Alat dan bahan
Jumlah Kegunaan 1
Perahu motor 1 unit
Sebagai sarana transportasi 2
Global Position System GPS 1
buah Untuk mengetahui titik kordinat lokasi
pengambilan sampel 3
DO meter 1 unit
Secara simultan mengukur suhu perairan dan oksigen terlarut
4 Handrefraktometer
1 unit Mengukur salinitas
5 Cammerer water sampler
1 unit Mengambil contoh air
6 Jaring plankton No. 25
1 unit Mengambil plankton
7 Larutan lugol
1 botol Mengawetkan contoh air
8 pH meter
1 buah Untuk mengukur pH peraian
9 Current meter
1 buah Mengukur arus perairan
10 Mikroskop
1 buah Identifikasi plankton
11 Spectrofotometer
1 buah Analisis laboratorium untuk nutrien
12 Aseton 90
Analisis klorofil a 13
Botol sampel botol aqua 9 buah
Menyimpan contoh air untuk nutrien 14 Botol
sampel 9 buah
Menyimpan contoh air untuk plankton 15
Papan skala 1 buah
Mengukur kedalaman perairan 16
plastik sampel Tempat hasil tangkapan yang sudah disortir
17 Cool Box
1 buah Menyimpanmemisahkan sampel
18 Buku identifikasi plankton
1 buah Mengidentifikasi plankton
19 Kamera
1 buah Pengambilan gambar
20 Alat tulisdata sheet
Mencatat data 21
Alat bantu lainnya Digunakan di lapangan dan di laboratorium
5.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Rangkuman tentang jenis data yang dikumpulkan dan jenis metode pengumpulan data atau analisis yang dilakukan serta metode, alat, dan tempat
pengukuranpengambilan contoh air disajikan pada Tabel 7.