Perumusan Masalah Perikanan sero di Perairan Pantai Pitumpanua Kabupaten Wajo Teluk Bone suatu kajian ekologis
Permasalahan yang dialami oleh nelayan sero adalah menurunnya hasil tangkapan KKP Wajo 2009. Penurunan hasil tangkapan diduga terkait dengan
degradasi populasi ikan yang mungkin disebabkan oleh rusaknya ekosistem daerah penangkapan sero dan tidak selektifnya alat tangkap sero, atau karena
penangkapan yang cukup intensif terhadap jenis ikan pada trofik level tertentu yang merupakan komponen makanan dari populasi ikan target.
Tingginya intensitas penangkapan sero di daerah pantai akan berakibat secara ekologis terhadap beragam komunitas biologis yang ada di dalamnya.
Diketahui bahwa daerah pantai mempunyai tingkat keanekaragaman sumberdaya ikan yang tinggi dan fungsi ekosistem yang sangat vital, tentunya perlu kehati-
hatian agar sumberdaya hayati yang ada tetap terjaga. Hasil tangkapan sero dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : parameter
lingkungan, selektivitas alat tangkap sero, dan terjadinya interaksi pemangsaan dalam ekosistem tersebut pada masing-masing habitat. Faktor-faktor tersebut
dalam kaitannya dengan hasil tangkapan sero belum banyak diteliti sampai saat ini. Bahkan kajian mengenai rantai dan jaring makanan yang membentuk struktur
trofik level dalam daerah penangkapan sero belum pernah dilakukan sampai saat ini. Sangat dibutuhkan adanya kajian yang mempelajari bagaimana hubungan
karakteristik ekosistem dengan hasil tangkapan, struktur trofik level, dan determinasi parameter yang paling berkontribusi besar terhadap hasil tangkapan
pada beberapa tipe habitat di daerah penangkapan sero di pantai. Berdasarkan kajian sebelumnya yang secara umum bahwa ukuran mata
jaring 4 cm cukup selektif yang dioperasikan di daerah pantai Pitumpanua Tenriware 2005, namun kajian tersebut belum secara spesifik untuk habitat yang
berbeda seperti estuaria muara sungai mangrove, dan lamun. Hasil tangkapan sero yang multispecies dengan ukuran yang sangat bervariasi pada berbagai
habitat menimbulkan pertanyaaan bahwa apakah ukuran mata jaring 4 cm selektif untuk semua habitat perairan pantai dan semua jenis target tangkapan. Hal ini
merupakan suatu pertanyaan dan masalah yang menarik untuk dikaji dan dievaluasi.
Apabila penelitian hanya dilakukan untuk mengevaluasi tingkat selektivitas ukuran mata jaring 4 cm hanya dilakukan pada habitat tertentu, maka
tidak bisa diketahui pengaruhnya pada habitat yang berbeda. Dengan menguji penerapan mata jaring 4 cm pada habitat yang berbeda, maka hasilnya dapat
diterapkan pada kebijakan penentuan lokasi sero pada habitat tertentu. Akibatnya kemungkinan beberapa unit sero direkomendasikan untuk tidak dioperasikan pada
habitat tertentu. Hal ini jelas akan berdampak buruk pada penerimaan masyarakat nelayan jika tidak diberikan solusi alternatif. Eksperimen ini diharapkan dapat
menjadi solusi alternatif terkait dengan keramahan alat tangkap, selain itu untuk dijadikan bahan pembanding dalam rangka mengevaluasi tingkat keramahan alat
tangkap menurut habitat.
Penelitian yang dilakukan ini dengan mengkombinasikan karakteristik ekosistem daerah penangkapan sero dan kelayakan mata jaring 4 cm pada
berbagai habitat, maka diharapkan hasilnya dapat memberikan alternatif pengelolaan perikanan sero yang berkelanjutan. Dengan demikian diharapkan
dalam penerapannya direkomendasikan adanya suatu regulasi yang sesuai kajian ilmiah mengenai kelayakan mata jaring 4 cm terhadap tipe habitat tertentu pada
berbagai jenis ikan target tangkapan. Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah seperti disajikan dalam Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka pikir penelitian.